February 2022

COP BEKERJA DEMI NAGARI RAMAH HARIMAU

Sosialisasi terbatas di tengah kasus Omicron yang sedang tinggi dilaksanakan tim APE Guardian di Nagari Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Pasaman. COP dengan progam barunya untuk perlindungan harimau sumatra mendukung penuh Balai KSDA Sumatra Barat untuk mewujudkan dan mensukseskan Nagari Ramah Harimau. Kelak, Nagari Sontang akan menjadi cikal bakal Nagari percontohan yang mampu menciptakan suasana kehidupan yang harmonis antara masyarakat di suatu nagari dengan satwa liar yang berada di lingkungan nagari. 

Dihadiri perwakilan Camat Padang Gelugur, perangkat Nagari Sontang Cubadak, tokoh adat, kepala kampung, Kerapatan Adat Nagari (KAN), Badan Musyawarah Nagari (BAMUS) dan masyarakat diharapkan menambah tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga hutan dan satwa liar yang berada di lingkungan mereka. BKSDA Sumbar menyampaikan skema terjadinya konflik satwa dan manusia dihadapan 30 peserta sosialisasi tersebut. Kedepannya, akan membentuk tim PAGARI (Patroli Anak Nagari) sehingga tercipta patriot yang mampu menjaga alam dan lingkungannya. 

“Manusia dan satwa liar memiliki peranan penting dalam menjaga alam dan kondisi sosial suatu tempat. Hubungan mutualisme harus saling dibangun demi mencapai keharmonisan dalam berkehidupan”, tutup M. Iqbal Rivai, kapten APE Guardian. Kehadiran COP di Pasaman dibantu para relawan COP di Sumatra Barat yang memang sudah aktif sejak lima tahun belakangan ini. Terimakasih International Tiger Project atas dukungannya, #HarimauAdalahMinang

TEMUAN ORANGUTAN DI TITIK RENCANA JEMBATAN ORANGUTAN

Mitigasi konflik orangutan dengan manusia di sekitar Jalan Poros Kelay menghantarkan tim APE Crusader memetakan area konektivitas. Hutan-hutan yang terfragmentasi diharapkan bisa dihubungkan dengan jembatan terutama yang terputus karena jalan raya. Viralnya orangutan menyeberang jalan ataupun penampakan orangutan di pinggir jalan membuat prihatin para pemerhati satwa. Tidak dapat dipungkirin bahwa pembangunan akan berdampak namun bagaimana membuatnya berkelanjutan tanpa mengesampingkan ekosistem. 

Pada 24 Februari 2022 sekitar pukul 13.00 WITA, tim berjumpa dengan orangutan remaja yang tengah makan daun muda di salah satu pohon pinggir jalan. Keberadaan orangutan memperkuat area tersebut merupakan habitat bagi orangutan. Beberapa bekas sarang orangutan baik itu sarang lama maupun sarang baru di sisi kiri dan kanan jalan mempertegas habitat orangutan yang semakin tersudut. 

Dalam kurun waktu 21-25 Februari 2022, cuaca di wilayah Kecamatan Kelay cukup cerah. “Tim memetakan ada 7 titik/area dengan potensi pembangunan konektivitas/jembatan penyeberangan bagi orangutan. Ketujuh area ini memiliki tutupan pohon yang cukup baik serta didasari juga oleh temuan bekas aktivitas orangutan”, kata Arief Hadiwijaya, kapten APE Crusader COP.

Centre for Orangutan Protection berencana akan membangun jembatan orangutan pada tahun 2022 ini. “Namun kami perlu memastikan titik yang dimaksud agar dapat berfungsi dengan semestinya. Seperti yang kita ketahui bersama, jembatan penyeberangan manusia saja sering diabaikan. Tapi kami optimis, keberadaan jembatan orangutan nantinya dapat meminimalisir  kecelakaan yang terjadi dan semakin membuat leluasa satwa liar bergerak karena tersambungnya hutan yang merupakan habitat mereka”, tambah Arief lagi. (RIF)

PERUBAHAN SISTEM KERJA APE CRUSADER

Tim APE Crusader adalah tim pertama Centre for Orangutan Protection yang bekerja di garis depan untuk melindungi orangutan dan habitatnya. Keberadaan tim ini telah menyelamatkan ratusan orangutan dan menuntut keadilan untuk orangutan-orangutan tersebut. Sebut saja kasus orangutan yang mati dengan 130 peluru senapan angin yang mengantarkan empat orang pelaku pada vonis tujuh bulan dan denda Rp 50.000.000,00 subsider dua bulan kurungan. 

Awal Februari ini, tim APE Crusader mulai menempati area yang memiliki potensi konflik orangutan. Kecamatan Kelay adalah salah satunya yang selama tiga bulan terakhir ini memiliki konflik orangutan tertinggi, mulai dari orangutan masuk ke pemukiman hingga melintas di jalan raya.

Mitigasi konflik orangutan kali ini adalah upaya memetakan area-area yang memiliki potensi sebagai lokasi yang menghubungkan antar habitat yang terputus oleh jalan raya. Hal ini mengingat sekitar Jalan Poros Kelay menjadi habitat penting bagi orangutan tersisa dan terdesak untuk melintas jalan yang cukup ramai dilalui kendaraan besar.

“Terimakasih atas bantuan masyarakat sekitar yang bersedia melaporkan kehadiran orangutan di sekitar mereka tanpa melukai orangutan tersebut”, ungkap Arief Hadiwijaya, kapten APE Crusader.  Kesadaran masyarakat untuk merelakan buah rambutan bahkan duriannya ketika orangutan berkeliaran di sekitar ladang mereka cukup membuat haru tim. “Mungkin buah di hutan sedang tidak berbuah, makanya mereka masuk ladang. Bagi-bagi sedikit lah”, ujar Bu Rina, salah satu penduduk Kampung Sidobangen. (RIF)