TIM ITPCOP KUNJUNGI SDN 19 RAMBAH LANAI SONTANG

Senin pagi di akhir bulan, Nagari Sontang Cubadak diguyur hujan nan lebat. Baru sekitar jam 08.00 hujan mereda dan tim pun berangkat menuju SDN 19 Rambah Lanai, tepatnya di Kejorongan Binubu Kubu Gadang, Sumatra Barat untuk kegiatan edukasi bersama siswa-siswi di sekolah tersebut. Sambutan staf dan guru sangat baik dan cekatan dalam mempersiapkan kelas serta perlengkapan yang dibutuhkan.

Dari total 6 kelas, kami terpaksa membagi tiga sesi yang terdiri dari 2 kelas. Untuk anak SD tentu saja durasi pertemuan dibuat efektif dan efisien. Ini jadi tantangan tersendiri buat tim ITPCOP untuk menjelaskan orangutan, harimau dan satwa liar endemik Sumatra dan bagaimana menjaga satwa liar agar tidak punah.

Antusiasnya anak-anak sempat membuat tim kewalahan. “Setiap pertanyaan yang kami berikan, hampir semua anak mengangkat tangan untuk menjawab. Ini bukti bahwa materi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh para siswa”, ujar Reva Waskito salah satu anggota tim PAGARI (Patroli Nagari) yang telah melakukan patroli sejak awal tahun 2022 ini. Semoga sedikit pengetahun ini menjadi bekal untuk mereka belajar tentang pentingnya menjaga satwa liar dan habitatnya agar tetap lestari. (REV)

PAGARI SONTANG CUBADAK DI BULAN AGUSTUS 2022

Tim Pagari (Patroli Nagari) Sontang Cubadak memulai semester keduanya berada di Pasaman dengan patroli dan pemasangan kamera jebak. Nagari Sontang Cubadak yang asri nan damai ini menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa dari evaluasi kerja semester lalu. Koordinasi dan diskusi dengan beberapa elemen masyarakan Nagari Sontang Cubadak pun mendapat sambutan dan dukungan yang sangat baik. 

Kali ini, beranggotakan tujuh orang, tim memulai hari Selasa pagi dengan bergerak dari Kampung Ulu Sontang menuju kawasan Hutan Sinuagon. Perjalanan menuju camp yang merupakan pondok salah satu tim Pagari menjadi catatan penting bagi tim. Aktivitas masyarakat di kawasan hutan, potensi konflik satwa dan masyarakat, potensi perburuan satwa seperti jerat dan peninjauan tanda-tanda kehadiran satwa secara langsung maupun tidak langsung. Tak ketinggalan, ‘sapu jerat’. “Untungnya, masyarakat Sontang Cubadak lebih memilih bertani. Entah itu padi, kopi, coklat, aren, kelapa dan palawija lainnya. Berburu tak menjadi kebiasaan mereka. Selama ini, kami tidak pernah menemukan jerat saat patroli. Namun kami siap merusak jerat yang kami temukan”, ujar Reva yang tak pernah absen saat patroli dengan PAGARI.

Patroli menjadi waktu yang mendebarkan. Tim membuka mata dan telinga untuk tetap waspada. Tentu saja keberadaan beruang lebih menakutkan bagi mereka karena satwa liar satu ini tak segan-segan menabrak apapun yang menghalanginya. Tanda-tanda keberadaannya sangat sering dijumpai selama patroli. Tak terkecuali hari ini. “Kami pun menemukan kotoran tapir. Tak sabar melihat hasil kamera jebak yang kami tinggalkan. Semoga saja tangkapan kamera kali ini lebih banyak. Tentu saja ini semakin membuat tim semakin bersemangat menjaga keaneka ragaman hayati Nagari ini”, tutup Reva saat kembali ke kampung. (REV)

30 OPSETAN SATWA BERHASIL DIAMANKAN, BRAVO!

Ada 30 opsetan dan bagian-bagian satwa liar dilindungi yang berhasil diselamatkan Tim gabungan dari Balai Gakkum KLHK wilayah Sumatra bersama BKSDA Sumbar dan Polda Sumatra Barat pada 31 Mei 2022.

Warga Kota Padang Panjang, Sumbar dengan inisial W (74 tahun) tertangkap di rumahnya sementara di tempat kerja W yang merupakan tempat pengawetan (opsetan) satwa di Kelurahan Balai-balai, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang ditemukan barang bukti opsetan satwa liar yang dilindungi. 

“Awalnya petugas menemukan barang bukti berupa tengkorak, kulit, kuku dan gigi harimau sumatra. Setelah dikembangkan, ternyata ada banyak opsetan satwa lainnya di rumah tersangka,”, jelas Ardi Andono, Kepala Balai KSDA Sumatra Barat.

Opsetan yang berhasil diamankan diantaranya adalah Macan Dahan (Neofelis Nebulosa), Simpai Sumatra (Presbytis Nelalophos), Kankareng perut Putih (Anthracoceros Albirostris), Rangkong Badak (Bucheros Rhinoceros), Trenggiling (Manis Javanica), kepala Rusa (Cervus Unicolo), Kucing Hutan (Prionailurus Bengalensis), Kambing Hutan (Capricornis Sumatraensis), Kucing Mas (Captopuma Teminkii), Binturong serta potongan kulit Harimau Sumatra (Phanthera Tiggris Sumatrae).

“Selamat Gakkum Sumatra, BKSDA Sumbar dan Polda Sumbar. Kerja bersama yang patut dibanggakan. Centre for Orangutan Protection akan terus mendukung operasi penegakkan hukum dan penyelamatan satwa liar di Indonesia,” ucap Daniek Hendarto, direktur COP. (SAT)