4 TRACHYPITHECUS AURATUS SAVED

Four Javan Langurs have been rescued from the illegal wildlife trade in Banyuwangi. The East Java Directorate General of Conservation of Natural Resources and Ecosystems Section 5, assisted by the Banyuwangi police force, COP and Animals Indonesia, carried out the arrest of the offender implicated in the trafficking of protected wildlife at the Sukowidi Petrol Station, Banyuwangi, East Java. Trafficker Arif, 28, acquired the animals from hunters in the Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo and Sirubondo regions, as well as the Baluran and Alas Purwo National Parks.
“Do not purchase any wild animals whatsoever! This will automatically break the chain of the wildlife trade.”, stated Daniek Hendarto of the COP APE Warrior team. Throughout 2016, APE Warrior has exposed three cases of wildlife trafficking. In February 2016, a trafficker in Bantul (initials M.Z.) and a veterinarian from the Mangkang Zoo in Semarang (initials H.N.) were caught red-handed performing a transaction. At this time, the case of the Bantul trader (M.Z.) is undergoing trial in the Bantul District Court. In the same month, a collector of Sumatran tiger pelts (S.H.N., 44) was arrested selling a complete tiger pelt 130cm in length, along with the bones, still soaking in preservative fluids. This female tiger was estimated to be a juvenile, with three gunshot holes evident in the body, made by the hunter.
Based on clause 21, sub-clause (2) of Regulation No. 5, 1990, on the Conservation of Living Natural Resources and their Ecosystems, the penalty for offenders of trafficking of protected wildlife is 5 years imprisonment and a fine of Rp.100.000.000,00 (~USD $7300).
Daniek adds, “Penalties for perpetrators of wildlife crime must be severe, so that they are made afraid and wary of committing these crimes.”.
‪#‎CombatIllegalWildlifeTrade‬
Empat ekor Lutung Jawa berhasil diselamatkan dari perdagangan illegal di Banyuwangi. KSDAE Seksi 5 Jawa Timur dibantu Polres Banyuwangi, COP dan Animals Indonesia melakukan penangkapan perdagangan satwa liar kategori dilindungi di SPBU Sukowidi, Banyuwangi, Jawa Timur. Pedagang Arif berusia 28 tahun mendapatkan satwa dilindungi tersebut dari para pemburu di sekitaran Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Sirubondo termasuk Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo.
“Jangan beli satwa liar apapun! ini akan memutus rantai perdangangan satwa liar dengan sendirinya.”, tegas Daniek Hendarto, APE Warrior COP. APE Warrior selama tahun 2016 ini telah mengungkap tiga kasus perdagangan satwa liar. Bulan Februari 2016 yang lalu seorang pedagang satwa liar di Bantul (MZ) dan seorang dokter hewan kebun binatang Mangkang di Semarang (HN) tertangkap tangan sedang melakukan transaksi. Saat ini kasus pedagang Bantul (MZ) sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Bantul. Masih pada bulan yang sama, seorang pengepul harimau Sumatera (Shn, 44 tahun) tertangkap tangan sedang menjual kulit harimau utuh sepanjang 130 cm lengkap dengan tulangnya yang masih di dalam cairan pengawet. Harimau betina ini diperkirakan berusia remaja dengan tiga lubang di tubuhnya bekas tembakan si pemburu.
Berdasarkan pasal 21 ayat (2) dari Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ancaman hukuman bagi pelaku perdagangan satwa liar dilindungi adalah 5 tahun penjara dan denda Rp 100.000.000,00
Daniek menambahkan, “Hukum pelaku kejahatan terhadap satwa liar harus berat, agar takut dan jera untuk melakukan kejahatan tersebut.”.

UPDATE BANTUL WILDLIFE TRADE

Sidang ke-5 terdakwa MZ (pedagang satwa liar di Bantul, Yogyakarta) yang tertangkap tangan (8/2) dengan barang bukti satu anak beruang madu, satu binturong, satu bayi lutung, satu elang bondol hitam, tiga ekor ular sanca bodo dan tigabelas anakan merak pada 8 Februari 2016. Sidang pada 23 Mei, mendengarkan saksi ahli bapak Donan Satria Yudha, dosen Biologi UGM untuk memberikan keterangan hewan dilindungi yang diperdagangkan dan PP No 7 tahun 1999.
https://orangutanprotection.com/…/a-wildlife-trader-was-arr…/
‪#‎APEWarrior‬ ‪#‎AntiWildlifeCrime‬

COP AT IBEX JEC

Untuk yang sedang di Yogyakarta, mampir ke pameran IBEX (Indonesian Biodiversity and Enviroment) di Jogja Expo Center (JEC).
COP ada di JEC sejak 19-22 Mei 2016 dari pukul 10.00 – 22.00 WIB.
Jangan lewatkan merchandise COP ya…
Centre for Orangutan membutuhkan KAMU lewat KADO.
1. Kampanye
2. Adopsi
3. Donasi
4. Orangufriends
Selain itu BELI Merchandise COP.
‪#‎orangufriendevents‬ ‪#‎IBEX‬

UCI SUFFERS PROLAPSE RECTAL

Last week, May 19,2016 the little Leci was got a fever dan she is now recovered. Uci currently suffers from prolapse rectal (the rectum slides out of place and usually sticks out of the anus) and need to have a rest from forest school. Such a hectic weeks in the clinic of COP Borneo. Thank you With Compassion & Soul that has built this clinic and Orangutan Veterinary Aid – OVAID that has completed the equipments.
Seminggu yang lalu, si mungil Leci sakit demam dan sudah pulih kembali. Sekarang Uci sakit prolaps rektal dan harus istirahat dari sekolah hutan. Minggu-minggu yang sibuk di klinik COP Borneo. Terimakasih With Compassion & Soul yang telah membangun klinik ini dan Orangutan Veterinary Aid – OVAID yang telah mengisi peralatan medisnya.

COP SCHOOL BATCH #6 ARRIVED

Selamat datang para siswa COP School Batch #6 di Camp APE Warrior. Camp para pejuang Centre for Orangutan Protection.
18 Mei 2016, ini akan menjadi awal perjalanan, bersiap menemukan fakta di lapangan, menyelaraskan keinginan, pikiran, pengalaman dan kenyataan. Mari berbuat sesuatu dari yang kecil. Tetap semangat, menghadapi tantangan. Seribu satu jalan ke Roma… pastikan kita tidak berhenti saat menemukan halangan.
‪#‎COPSchool6‬ harapan itu masih ada.

GET WELL SOON LECI

Orangutan Leci was evacuated by APE Defender (rapid response team of COP) from Kebon Agung Village, Sangatta, East Kutai, East Kalimantan on April 3, 2016. Leci was found by a farmer in a farm, separated from its mother. Orangutans get to the farms because the forest has been cleared for oil palm plantations.
Just like other ordinary kid, May 12, 2016 orangutan Leci also needs to be treated at the clinic of COP Borneo because of fever. Fortunately, Leci still has a will to eat so she does not need an IV. Get well soon, Leci.. hopefully the quarantine period will end very soon.
‪#‎forestwars‬
Orangutan Leci adalah orangutan yang dievakuasi APE Defender (tim gerak cepat COP) dari desa Kebon Agung, Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur pada 3 April 2016 yang lalu. Leci ditemukan seorang petani di kebunnya sendirian, terpisah dari induknya. Orangutan terpaksa mendatangi kebun masyarakat karena hutan sebagai habitatnya habis dibabat untuk perkebunan kelapa sawit. ‪#‎conflictpalmoil‬
Seperti anak kecil pada umumnya, saat ini 12 Mei 2016, orangutan Leci pun harus dirawat di klinik COP Borneo karena demam. Untungnya, Leci masih semangat untuk makan sehingga tidak perlu diinfus. Animal keeper dan paramedis menjadi ibu penggantinya. Cepat pulih ya Leci… semoga masa karantina cepat berakhir.

KONG TOYS FROM MELBOURNE ZOO

Boredom is the biggest problem to wildlife that are in cage . To overcome it, we can create enrichment to make orangutans busy. ‘Kong Toy’ ( a ball with holes ), donation from Melbourne Zoo is an example of enrichment combined with orangutan’s food. Kong Toys is filled with grains and honey. May 12, 2016 Orangutans will be busy taking it out, train their finger and sharpen their ability to smell. Each orangutan finish it in different ways. Time goes so fast.
Kebosanan adalah masalah utama yang diderita satwa liar yang berada dalam kurungan. Untuk mengatasi itu, dibutuhkan pengkayaan/enrichment yang membuat orangutan tersebut sibuk. Sumbangan ‘Kong Toy’ (bola dengan lubang) dari Melbourne Zoo adalah contoh enrichment yang dikombinasi dengan makanan orangutan. Kong Toys diisi biji-bijian dan madu. 9 Mei 2016, Orangutan pun sibuk mengeluarkannya, melatih jari-jarinya dan mempertajam penciumannya. Setiap orangutan menyelesaikan dengan cara yang berbeda. Tak terasa waktu pun berlalu.
‪#‎enrichmentorangutan‬

CAMPUS VISIT AT AHMAD DAHLAN UNIVERSITY

COP bangga pada Orangufriends. Minggu, 8 Mei 2016 yang lalu, Orangufriends Yogya mengisi materi di jurusan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Materi yang disampaikan mengambil tema “Tidak ingin hilang seperti rumah kami”.
Save or Delete, You Decide!
‪#‎proudofOrangufriends‬ ‪#‎schoolvisit‬ ‪#‎campusvisit‬

RIP KALUHARA

May 7, 2016 Thank you for all your support. With a heavy heart we must convey that Kaluhara can not survive since 19:45 pm. The team is already trying to do their best.
‪#‎RIPKaluhara‬
7 Mei 2016, Terimakasih atas dukungan semuanya. Dengan berat hati kami harus menyampaikan bahwa orangutan Kaluhara tidak dapat bertahan hidup sejak pukul 19.45 WITA tepat saat adzan Isya berkumandang. Tim sudah berusaha melakukan yang terbaik.
‪#‎forestwars‬

UPDATE ON KALUHARA’S CONDITION

The orangutan was seriously injured by a snare and shot with an air rifle, and blind in both eyes, and his condition continues to decline.
May 6, 2016 At 9:30AM Kaluhara went into shock with a temperature of 34 degrees celsius, a heart rate of 40 beats per minute, breathing rate of 6 breaths a minute, and a very weak pulse. We administered medicine to control this shock, and his vital signs then began to improve slightly, however at 10:50AM the orangutan stopped breathing. CPR was performed and his breathing returned. At the moment he is still in a critical condition, with conjunctivitis, cyanosis of the tongue (pale blue colouration indicating low blood oxygen levels), and hypersalivation. During this shock the orangutan also urinated.
Kaluhara is resting up, and we’ve opened up his airways so that he can receive additional oxygen. We are also keeping him on an IV drip, and keeping him warm with hot water.
As of this afternoon, our team has been forced to perform CPR 4 times.
Keep Kaluhara in your thoughts and prayers.
‪#‎prayforKaluhara‬
Orangutan yang terluka serius karena jerat dan terkena peluru senapan angin dengan kedua mata buta, dalam kondisi yang terus menurun…
6 Mei 2016, Pukul 09.30 ou mengalami shock dengan suhu 34, pulsus hanya 40x/menit, nafas hanya 6x/menit, dan detak jantung lemah dan denyut nadipin lemah. Kami memberikan obat untuk menangani shocknya tersebut, dan kemudian sedikit meningkat untuk tanda2 vitalnya, namun pukul 10.50 tadi orangutan sempat hilang nafas, sehingga dilakukan tindakan CPR dan nafas kembali ada, untuk saat ini orangutan masih dalam keadaan ktitis, dengan conjunctiva dan lidah yang terlihat sianosis (pucat kebiruan), sempat terjadi hypersalivasi juga, dan saat terjadi shock orangutan juga urinasi. Orangutan terbaring lemah, kami membuka jalan nafasnya untuk asupan oksigen yg lebih banyak.
Dan masih memberikan infus, serta air panas di sekitar tubuhnya.
Hingga sore ini, tim sudah 4x melakukan pernafasan buatan (cpr).
Mungkin doanya untuk kaluhara.