195 BIBIT UNTUK 18 KEPALA KELUARGA LONG LANUK

“Kami senang masyarakat Nyapa dengan semangat menerima bibit tanaman yang kami bagikan. Semoga tumbuh dan menghasilkan,” ujar Muhammad Iqbal Rivai dari tim APE Guardian COP. Sabtu, akhir Januari menjadi hari penuh semangat. Bibit berjumlah 195 habis dibagikan untuk masyarakat Dusun Nyapa Indah Desa Long Lanuk yang merupakan kemitraan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterocarpa (B2P2EHD) Samarinda. Total ada 18 Kepala Keluarga yang hadir dan menerima bibit tanaman.

Bibit yang dibagikan adalah jenis yang disukai masyarakat seperti duku ada 48 pohon, rambutan binjai 20 pohon, durian montong 37 pohon, durian musang king 7 pohon, mangga gadung 20 buah, langsat tanjung 33 pohon, kelengkeng 30 pohon. Selain itu, APE Guardian juga membagikan 50 botol herbisida dan 50 botol pembasmi gulma.

Tempat pembibitan APE Guardian yang berada di dekat parkiran Bornean Orangutan Rescue Alliance seketika menjadi kosong. Tawa dan senyum warga berada di balik masker. Pandemi COVID-19 cepatlah berlalu, bercerita dan bercanda tanpa masker pasti lebih akrab. Mari menanam pohon, mari menanam harapan kelak suatu saat dapat memanen dan menikmati buah hasil dari menanam di ladang. (BAL)

NEW NORMAL DENGAN BIBIT DARI JATAN

COP Borneo menyambut new normal dengan mendatangkan bibit donasi dari JATAN. Setelah lebih dari empat bulan tertunda karena pandemi COVID-19, akhirnya pembibitan di KHDTK Labanan bisa dimulai kembali. “Centre for Orangutan Protection senang sekali dengan kepercayaan yang telah diberikan mitra nya dari Jepang ini. Kondisi Hutan Penelitian Labanan yang berada di kabupaten Berau, Kalimantan Timur memang mengalami kerusakan, baik itu karena penebangan secara ilegal, kebakaran hutan maupun faktor lainnya. Kami berharap bibit-bibit yang baru datang dapat disemai terlebih dahulu dan jika cukup usia, segera ditanam.”, ujar Widi Nursanti, manajer COP Borneo penuh semangat.

Desember 2019 yang lalu, tempat pembibitan yang berada di dekat area parkir Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo sudah dibersihkan. Namun keterbatasan tenaga, yang saat itu COP Borneo sedang mempersiapkan repatriasi orangutan dari Thailand menyebabkan rencana pembibitan terhenti. Kondisi semakin sulit setelah pandemi COVID-19 yang membuat mobilitas terbatas.

“Para perawat satwa mulai membersihkan area pembibitan yang mulai ditumbuhi rumput dan tanaman liar. Ini menjadi pengisi waktu mereka selain memberi makan satwa, membuat enrichment bahkan membuat video di tengah lockdown untuk COP Borneo. COP Borneo memang menjalani karantina yang cukup ketat sebagai usaha mencegah penyebaran virus corona. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”, tegas Widi.