Sound for Orangutan

SOUND FOR ORANGUTAN MELBOURNE

February 6 at Rubix, Melbourne, Hardi Baktiantoro (COP Principle) talked about the general work that The Centre for Orangutan Protection (COP) do all over Indonesia and Vet Imam Arifin’s presentation showed the progress so far of the Orangutan Rescue & Rehabilitation Centre COP were building in Labanan, East Kalimantan.
COP would like to thank all who came and supported the Melbourne SOUND for ORANGUTAN, SAVE the ORANGUTANS Fundraiser to help us help orangutans, and big thanks to all the DJ’s, Lighting Talent & Tech Talent who donated their amazing skills, the venue and the biggest thank you to Lukey from Universal Tribe Records and Bev from With Compassion & Soul.

ORANGUFRIENDS BOUGHT AN ISLAND FOR ORANGUTANS

Couple weeks ago, the members of Orangufriends organised charity music concert titled Sound For Orangutan. They raised 2000 dollar. We agreed to use the money to buy an island in the stream of Kelay River, East Kalimantan. This island will be use as university or pre release site before the rehab orangs being released back to wild next year.

Now we need to buy a boat and also enrich the island. We need at least 2500 for this project. This could the best Christmas gift ever for orangutans. Just hit the donation button:

https://www.facebook.com/saveordelete/app/415675701824636/

Beberapa minggu lalu, para anggota Orangufriends mengadakan pertunjukan musik amal bertajuk Sound For Orangutan. Mereka berhasil menggalang dana sebesar 20 jutaan rupiah. Kita telah sepakat menggunakannya untuk membeli sebuah pulau di aliran sungai Kelay di Kalimantan Timur. Pulau ini akan difungsikan sebagai universitas atau pulau pra pelepasliaran sebelum orangutan rehab kami dilepasliarkan ke alam bebas tahun depan.

Saat ini kami membutuhkan dana untuk membeli sebuah perahu dan juga memperkaya pulau. Kami membutuhkan setidaknya 25 jutaan untuk proyek ini. Ini mungkin akan menjadi kado Natal terbaik bagi orangutan. Klik saja tombol donasi di atas ya. TERIMA KASIH.

SFO YOGYA AJAK YANG MUDA PEDULI ORANGUTAN

Sound for Orangutan 2015 Yogyakarta sudah berlalu. Dentum musik masih melekat di telinga. Kerja keras bersama orangufriends Yogyakarta selama tiga bulan terakhir membuahkan hasil. 700 tiket yang terjual malam itu, memenuhi kedua lantai Liquid Cafe, Sleman, Yogyakarta. Hari yang luar biasa, para pengisi acara membicarakan orangutan. Di sebuah cafe yang mungkin selama ini hanya melulu tentang musik.

SFO adalah acara musik amal untuk menggalang dana upaya perlindungan orangutan. 13 Oktober 2015 dengan tema Way Back Home, ketigabelas orangutan di Pusat Rehabilitasi Borneo, Labanan, Kalimantan Timur mengingatkan para pengunjung Liquid Cafe akan masa depan orangutan di sana. Saat ini tujuh orangutan muda belajar di sekolah hutan Labanan. Para animal keeper dengan disiplin mengajak orangutan memanjat pohon. Menakuti mereka dengan duri rotan, agar mereka lebih banyak beraktivitas di pohon. Ya, memanjat adalah pelajaran dasar orangutan muda itu.

Sebut saja Unyil, orangutan yang diselamatkan dari kandang di toilet rumah penduduk di Muara Wahau. Sehari-hari menghabiskan waktu dengan berjalan di lantai. Selebihnya dikurung di kotak kayu pada kamar mandi yang memeliharanya. Hampir tanpa masa depan untuk memanjat apalagi hidup bebas di hutan. APE Defender menyelamatkannya, merawatnya, mengajarinya menjadi orangutan lainnya. Unyil belajar memakan buah-buahan, sayuran dan serangga. Unyil melatih otot-otot tangannya untuk memanjat dan bergelantungan. Unyil mengamati orangutan lain yang berayun dari satu pohon ke pohon yang lain.

Melalui Sound For Orangutan, mengajak anak-anak muda menyisihkan uangnya untuk orangutan yatim ini. Memberikan kesempatan kedua untuk menjadi orangutan liar. Jika pada waktunya akan lepas liar di hutan.

SOUND FOR ORANGUTAN 2015 YOGYAKARTA

Sekali lagi #Orangufriends membuat bangga Centre for Orangutan Protection dengan menggelar acara #SoundForOrangutan 2015 di Liquid Cafe Jogja pada tanggal 13 Oktober yang lalu. Orangufriends yang merupakan tulang punggung kekuatan COP dalam menggerakkan masyarakat untuk perlindungan orangutan dan habitatnya mengajak para musisi untuk ikut terlibat pelestarian orangutan Indonesia. Band Downforlife, Seringai, FSTVLST, SriPlecit, Broken Rose dan Miskin Porno membangun semangat anak-anak muda Yogyakarta untuk perduli lingkungan sekitar.

 

Sound For Orangutan adalah acara amal musik tahunan yang dikoordinir Orangufriends (kelompok pendukung Centre for Orangutan Protection). Kebetulan di tahun ke-4 nya diselenggarakan di kota gudeg, tidak di Jakarta seperti tahun sebelumnya. Kreatifitas Orangufriends dituangkan dengan menjual kaos dengan tema “Way Back Home”. Dari modal menjual kaos, orangufriends menyelenggarakan acara tahunan ini. Keseluruhan keuntungan SFO diserahkan untuk COP Labanan dimana ada 14 orangutan yang sedang belajar untuk menjadi orangutan liar.

 

Sound For Orangutan dedukung oleh Bintang, Starcross, Nimco, Petrichor Tatto, TFT, Bu Bagyo Colombo, Creatia, Freak kaos, Lali Djoengkatan, dan Juragan Gelang. Media publikasi nya dibantu oleh Jogja TV, RBTV, Kedaulatan Rakyat, 106,1 FM Geronimo dan Qwerty Radio. Tidak ketinggalan Carravelle Lover’s Community ikut berpartisipasi dengan menyediakan transportasi untuk mobilitas panitia dan pendukung acara.

#SFO BANJARBARU, FUND FOR PARK

Indonesia should be proud. The young people of Orangufriends, the support group for the Centre for Orangutan Protection, have created a music event aiming to raise financial support for orangutans and their habitat. Sound for Orangutan the annual music event, originally held only in Jakarta since 2011, is now spreading to Yogyakarta and South Kalimantan, specifically Banjarbaru.

The Sound for Orangutan (SFO) event in Van Der Pijl Park, Banjarbaru, South Kalimantan, was also titled “Fund for Park”. Elin Alvita, coordinator of SFO Banjarbaru, stated “In Van der Pijl Park there are several wild animals such as long-tailed macaques, pig-tailed macaques, gibbons, and lesser storks currently in unsatisfactory enclosures. We at Orangufriends seek to repair and improve these cages to give a better quality of life to the animals in Van der Pijl Park”

Orangufriends worked together with Morning Art to realise the dream of SFO in Kalimantan. Live music was provided by the bands Soul Cry, Buddy Guy Project, Sunday High Club, Joke of Superboys, Seven Ways to Sunday, Hello Kitty Berkumis and Dreamtree Reggae. The event also featured movie screenings about the issues of deforestation, and discussions about COP and fundraising. This is all part of Orangufriends’ efforts to motivate more and more people to care about wildlife. Save or Delete, you decide!

#SFO BANJARBARU, FUND FOR PARK
 
Indonesia patut berbangga. Anak-anak mudanya yang tergabung dalam Orangufriends yaitu kelompok pendukung Centre for Orangutan Protection, membuat acara musik bertujuan menghimpun bantuan dana untuk orangutan dan habitatnya. Sound for Orangutan, acara musik tahunan yang semula hanya diadakan di Jakarta sejak tahun 2011 lalu, kini menjalar ke kota Yogya dan Kalimantan Selatan tepatnya Banjarbaru. 
 
Sound for Orangutan sering disingkat SFO, 26 September 2015 bertajuk “Fund for Park” dilaksanakan di Taman Van der Pijl, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Elin Alvita sebagai koordinator SFO Banjarbaru menyampaikan, “Pada Taman Van der Pijl terdapat beberapa satwa seperti monyet ekor panjang, beruk, owa dan bangau tongtong yang berada dalam kandang yang kurang sejahtera. Kami, Orangufriends berupaya untuk memperbaiki kandang tersebut dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk satwa di Taman Van der Pijl ini.
 
Orangufriends bekerjasama dengan Morning Art untuk mewujudkan mimpi SFO di Kalimantan. Live music yang diisi oleh band Soul Cry, Buddy Guy Project, Sunday High Club, Joke of Superboys, Seven Ways to Sunday, Hello Kitty Berkumis dan DreamtreeReggae. Acara juga diselingi dengan movie screening mengenai pembabatan hutan, diskusi tentang COP dan penggalangan dana. Semua ini merupakan usaha Orangufriends untuk mengajak lebih banyak lagi yang peduli pada satwa. Save or Delete, you Decide!

300 + 100

The clock hand strikes midnight. The APE Warriors camp is still full of people. Members of Orangufriends Yogya are still busy, packaging 300 T-shirts, to be mailed out to those who have purchased them. The sales of this limited line of T-shirts will fund Sound for Orangutan (SFO), an annual music performance run by COP. The funds from this concert will be used to build a COP Orangutan Rehabilitation Center in East Kalimantan.
COP volunteers battle exhaustion; it is vital that this work is completed on time and customers are not let down. So that they will be happy to become customers again, next time T-shirts are on offer. This effort is for orangutans, for all wildlife.
Tonight, it appears members of Orangufriends will have to work harder again. 100 more shirts must now be packaged. Not for orangutans this time, but for the release of wild animals, caged in the Banjarbaru,City Gardens in South Kalimantan. These poorly-designed cages must be modified, so that these animals are no longer bound by chains. There must be investment in these facilities, so that these animals may prosper. All of this requires money. In the purchasers of these T-shirts we trust. In our members we trust.
With that, goodnight. To the Orangufriends members, now returning to their homes, remain firm – firm and alert. I know you are all exhausted, but the work of COD is not yet finished.

 

300 + 100

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Camp APE Warrior di Yogya masih ramai. Para anggota Orangufriends masih sibuk mengemas 300 kaos untuk dikirimkan ke para pemesannya. Kaos yang diproduksi terbatas itu untuk mendanai pertunjukan musik tahunan Sound For Orangutan (SFO). Keuntungan dari konser musik tersebut akan digunakan untuk membangun Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo di Kalimantan Timur.

Capek dan ngantuk harus dilawan. Pekerjaan harus diselesaikan tepat waktu, agar para langganan tidak kecewa. Agar mereka dengan senang membeli kaos yang ditawarkan di kemudian hari. Hasilnya untuk orangutan. Hasilnya untuk satwa liar.

Malam ini, nampaknya para anggota Orangufriends harus bekerja lebih keras. Ada 100 lagi kaos yang harus dikemas. Kali ini bukan untuk orangutan, tetapi untuk membebaskan satwa – satwa yang kini dirantai di Taman Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kandang yang salah desain di sana harus dimodifikasi, agar binatang – binatang di sana tidak perlu dirantai. Kandang mereka harus diperkaya fasilitasnya agar mereka bisa hidup lebih baik dan sejahtera. Semua butuh duit. Pada para penggemar kaos bergambar binatang kami berharap. Pada para anggota kami berharap.

Begitulah, selamat malam. Bagi para anggota Orangufriends yang kembali ke rumah masing – masing, tetap hati – hati dan waspada. Saya tahu kalian mengantuk, tapi tugas COD kaos dengan pembeli tetap harus diselesaikan.