SFO YOGYA AJAK YANG MUDA PEDULI ORANGUTAN

Sound for Orangutan 2015 Yogyakarta sudah berlalu. Dentum musik masih melekat di telinga. Kerja keras bersama orangufriends Yogyakarta selama tiga bulan terakhir membuahkan hasil. 700 tiket yang terjual malam itu, memenuhi kedua lantai Liquid Cafe, Sleman, Yogyakarta. Hari yang luar biasa, para pengisi acara membicarakan orangutan. Di sebuah cafe yang mungkin selama ini hanya melulu tentang musik.

SFO adalah acara musik amal untuk menggalang dana upaya perlindungan orangutan. 13 Oktober 2015 dengan tema Way Back Home, ketigabelas orangutan di Pusat Rehabilitasi Borneo, Labanan, Kalimantan Timur mengingatkan para pengunjung Liquid Cafe akan masa depan orangutan di sana. Saat ini tujuh orangutan muda belajar di sekolah hutan Labanan. Para animal keeper dengan disiplin mengajak orangutan memanjat pohon. Menakuti mereka dengan duri rotan, agar mereka lebih banyak beraktivitas di pohon. Ya, memanjat adalah pelajaran dasar orangutan muda itu.

Sebut saja Unyil, orangutan yang diselamatkan dari kandang di toilet rumah penduduk di Muara Wahau. Sehari-hari menghabiskan waktu dengan berjalan di lantai. Selebihnya dikurung di kotak kayu pada kamar mandi yang memeliharanya. Hampir tanpa masa depan untuk memanjat apalagi hidup bebas di hutan. APE Defender menyelamatkannya, merawatnya, mengajarinya menjadi orangutan lainnya. Unyil belajar memakan buah-buahan, sayuran dan serangga. Unyil melatih otot-otot tangannya untuk memanjat dan bergelantungan. Unyil mengamati orangutan lain yang berayun dari satu pohon ke pohon yang lain.

Melalui Sound For Orangutan, mengajak anak-anak muda menyisihkan uangnya untuk orangutan yatim ini. Memberikan kesempatan kedua untuk menjadi orangutan liar. Jika pada waktunya akan lepas liar di hutan.

Comments

comments

You may also like