Orangufriends

SUNDAY COOKING FOR ORANGUTANS

Last Sunday, I had a lot of fun cooking with my friends and learning about orangutans with COP. We started off by watching a video about different monkeys and apes and we learnt that orangutans eat vegetables and fruits. We learnt that the difference between monkeys and orangutans is that monkeys have tails and orangutans don’t.
When we were cooking, I made about five or six crepes. Sarah from Loka-loka Bistro taught us how to make crepes and watermelon punch. My friends and I were really happy that the money we paid to do the class was going to orangutan protection. Thank you to COP and Loka-loka Bistro. We hope we can do it again soon. (RUBY, Peserta Cooking For Orangutan)
Minggu lalu, saya dan teman-teman bersenang-senang dan belajar tentang orangutan dengan COP. Kami memulainya dengan menonton video tentang perbedaan monyet dengan kera besar, yaitu monyet munta ekor dan kera tidak memiliki ekor. Kami juga belajar tentang orangutan dan makanannya, sayuran dan buah-buahan.
Saat kami memasak, saya membuat lima atau enam krep. Sarah dari Loka-loka Bistro mengajarkan kami membuat krep dan minuman semangka. Saya dan teman-teman sangant senang, uang yang kami keluarkan di kegiatan ini untuk perlindungan orangutan. Terimakasih COP dan Loka-loka Bistro. Kami berharap ada kegiatan seperti ini lagi nantinya.

SAID #TERORSENAPANANGIN

“Karena saya juga menyadari bahwa tidak ada baiknya jika warga biasa mempunyai senapan angin. Sebab, kepemilikan senjata hanya akan mendorong hasrat si pemilik untuk menggunakan nya. Dalam konteks ini, hal yang sering terjadi adalah penggunaan senapan angin yang ditunjukan untuk memenuhi ego brengsek sang empunya senjata, yaitu untuk berburu satwa. Entah dengan alasan untuk hobi, mengisi waktu luang, atau untuk sekedar gagah-gagahan.”, jelas Ahmad Zainuri.

“Penggunaan senapan angin untuk berburu, bahkan untuk babi dan monyet yg kerap jadi hama kebun, itu ILEGAL!”, tegas Christopher A.B

“Ban air rifles Indonesia!”, asked Femke Monita.

BELAJAR DAN BERBAGI DI CEMPAGA HULU

“Masih banyak masyarakat di daerah-daerah hulu yang perlu di beri pengetahuan lebih tentang perlindungan orangutan. Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat saya dukung, karena bisa menambah wawasan murid-murid di sini, karena di desa ini sering terjadi konfik antara masyarakat dan orangutan.”, ujar Mila, salah satu guru di SMP.
Maraknya alih fungsi lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, sangat berpengaruh langsung terhadap kehidupan satwa liar, terutama orangutan. Di Kotawaringin Timur, tepatnya di desa Tumbang Koling dulunya termasuk kantong habitat orangutan Kalimantan Tengah (pongo pygmeus wrumbii). Akan tetapi, sekarang hutan-hutan di sekitar sudah berubah semua menjadi perkebunan kelapa sawit. Lantas kemana orangutan-orangutan itu?
Bulan Juli lalu tim Centre for Orangutan Protection (COP) mengevakuasi 1 individu bayi orangutan tanpa induk, berumur kurang dari sebulan. Satu butir peluru bersarang di bagian punggung bayi ini. Kondisinya sangat lemah dan memaksa tim untuk langsung membawanya ke Pusat Reintroduksi Orangutan BOS Nyarumenteng, Kalimantan Tengah.
Kasus tersebut hanyalah salah satu jawaban dari sekian banyak pertanyan bagaimana nasib orangutan di Kalimantan Tengah. Semakin banyak hutan yang dialih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit, menyebabkan orangutan tersebut kehilangan sumber pakan. Beberapa orangutan yang beruntung, mungkin bisa lari dari kondisi ini. Tapi tidak sedikit juga yang masuk ke kebun masyarakat dan menimbulkan konflik baru orangutan dengan masyarakat.
Rabu, 24 Agustus tim COP melakukan kegiatan penyadartahuan perlindungan orangutan di SMPN SATAP Cempaga Hulu. Aga yang merupakan salah satu dari tim COP menjelaskan, “Kegiatan ini adalah lanjutan dari kasus yang kita temukan bulan Juli lalu. Melalui penyadartahuan ini, kami berharap ketika ada orangutan yang masuk ke kebun atau warga maupun anak-anak yang melihat atau memelihara orangutan, baik yang terluka atau tidak. Bisa langsung menghubungi pihak-pihak yang berwenang.”
Metode penyadartahuan tentang perlindungan orangutan disampaikan tim COP kepada siwa dengan media gambar cetak. Kemudian diisi dengan permainan kecil yang banyak mengambil unsur lingkungan. Bersyukur siswa-siswi di SMP ini sangat antusias mengikuti hingga selesai kegiatan.
Tidak banyak kegiatan penyadartahuan tentang perlindungan satwa liar yang dilakukan di daerah hulu. Di samping akses yang susah dan menempuh waktu yang lama menjadi kendalanya. Namun jika tidak ada yang mengambil peran tersebut, satwa-satwa liar yang tersisa tidak akan bertahan lama. Akan terus ada korban-korban berjatuhan akibat dari perburuan maupun pemeliharaan. (SAT)

SCHOOL VISIT AT KINDER STATION JUNIOR HIGH SCHOOL

Ingin tahu tentang perlindungan satwa liar khususnya orangutan? Orangufriends siap berbagi.
Senin 23 Agustus 2016, orangufriends Yogyakarta mengunjungi SMP Kinder Station Yogyakarta. Kelas kecil sangat efektif untuk memberi pemahaman dunia konservasi yang tidak semua orang tertarik mengetahuinya. Kampanye #OrangutanBukanMainan dimana satwa dipaksa atraksi untuk pengunjung. Atraksi yang bukan merupakan perilaku alaminya. Siswa diajak berempati dari sisi sebaliknya. Edukasi yang dikemas menyenangkan, santai tapi serius.
Terimakasih orangufriends Yogya…
#schoolvisit #orangufriends

COOKING CLASS FOR KIDS

Yummie…
Lokaloka Bistro will be colaborating with COP for a Kids Cooking Class.. We’ll be cooking some fun yummy crêpes and making a super refreshing watermelon punch! We will have fun activities to know more about orangutans!
Funds will go to COP Orangutan Rehabilitation Centre in Berau, East Borneo..
It will be fun and interesting too!
Book now!
CP: KIA 081221810049

ENRICHMENT FOR LUTUNG

To enter the Lutung cage, you must be brave, because they are naturally temperamental. They would bite and scratch you if they feel threatened by you. But they are not as smart as the orangutans.
Enrichment idea is to put a swing made of second car tire so Lutung got a toy to play. We think, he loves it. (Inggrid Christy, Orangufriends Samarinda)

ART FOR ORANGUTAN KIDS

Orangufriends Jakarta present Art For Orangutan Kids at Taman Kodok Menteng, Jakarta. The event is to celebrate International Orangutan Day. Photo and painting exhibition, Traditional dancer, story telling, colouring and drawing competion enliven Art For Orangutan Kids. Danilla artist join to sing a song too.
Thank you for supporting us. Save or Delete, You Decide!
#orangutanday #proudoforangufriends

WAYANG FOR EDUCATIVE PROGRAMME

Thank you Jogjakarta Community School for the creativity art of Wayang that we can used it for education and awareness. It must be very interesting performance, to used modern Wayang in our next school visit and the other events.
Every body or every group are welcome to support Centre for Orangutan Protection. Join with us… and influence more people… to take care our orangutan.. our forest…
info@orangutanprotection.com

GAVENTORA 2016

SMP – SMA Garuda Cendekia Jakarta menyelenggarakan 5K Charity Fun Run 2016.
Tidak sekedar lomba… tidak sekedar olahraga…
Tapi ikut kegiatan untuk peduli orangutan dan satwa liar lainnya yang semakin punah… #menolakpunah
Besok, 14 Agustus 2016 di Epicentrum, Jakarta.
#gaventora
Thank you Garuda Cendikia Junior and High School for supporting Centre for Orangutan Protection especially for COP Borneo, our Orangutan Rehabilitation Centre. It’s charity fun run for our next generation. The spirit so pure and make us proud, together we can make it.
#gaventora2016