For those of you who have never seen a rare bird of Dayak mascot, a rhinoceros hornbill (Buceros rhinoceros), this is where you can see this exotic bird, right before your eyes. The most interesting and prominent part of this bird is the crest above its head that resembles a horn which colored yellow to orange gradations that look beautiful and unique. However, the sound of this bird is not as beautiful as the color of its beak and crest, more like the sound of an angry goose.
This hornbill is famous for being very ignorant and not afraid of humans, because it has been accustomed to the presence of humans in the zoo before for years. Initially the KSDA planned to release this bird but in reality he is not ready to live in the wild. Instead of flying into the wild, he still chooses to stay around the Borneo COP camp where he still depends on human life. At first he could not fly high because he had no tail feathers (plucked up when kept by humans). But slowly the feathers grew back and he could fly quite high and perch trees, even though still around the camp.
According to the stories of friends at COP Borneo, he has annoying behavior such as to poop everywhere carelessly, often mess up kitchen and scatter dishes and food on the dinner table. Not only that, in the fruit warehouse, he likes to mess fruits that have been neatly arranged. He also likes to scatter trash and damage pipes because of his curiosity, maybe also his innate nature which is really nosy. Every day, he perches on the camp porch. Every morning he looks for food and accompanies the COP Borneo staff in their daily activity in the camp. Fly freely, O bird! (Alfa.Gasani_Orangufriends)
SI BURUNG RANGKONG BADAK
Bagi kalian yang belum pernah melihat langsung burung langka maskot suku dayak yaitu burung rangkong badak, di sinilah kalian bisa melihat burung eksotis ini, langsung di depan mata kalian. Yang paling menarik dan menonjol dari burung ini adalah jambul di atas kepalanya yang menyerupai tanduk dan berwarna gradasi kuning hingga jingga yang terlihat cantik dan unik. Namun suara burung ini tak seindah warna paruh dan jambulnya, lebih mirip suara angsa yang sedang marah.
Si burung Rangkong ini terkenal amat jahil dan tidak takut dengan manusia, sebab sudah terbiasa bercengkrama dengan kehadiran manusia di kebun binatang sebelumnya selama bertahun-tahun. Awalnya pihak KSDA berencana melepasliarkan burung ini namun pada kenyataannya dia belum siap hidup liar. Alih-alih terbang ke alam liar, ia justru masih memilih tinggal di sekitar camp COP Borneo dimana dia masih bergantung pada kehidupan manusia. Pada mulanya dia tidak bisa terbang tinggi sebab bulu ekornya tidak ada (sudah dicabuti saat pemeliharaan sebelumnya). Namun perlahan bulunya tumbuh kembali dan bisa terbang lumayan tinggi dan bertengger di pohon walaupun masih di sekitaran camp.
Menurut cerita teman-teman di COP Borneo, polahnya sering bikin kesal, seperti suka buang kotoran sembarangannya, sering menghamburkan barang di dapur seprti piring dan makanan yang ada di meja makan. Tak berhenti di situ, di gudang buah ia suka buat onar dengan mengobrak-abrik buah yang sudah ditata rapi. Dia juga suka menghamburkan sampah dan merusak pipa karena rasa ingin tahunya yang tinggi, mungkin juga sifat bawaannya yang memang usil. Setiap hari, dia bertengger di beranda camp. Setiap pagi dia mencari makan dan menemani staf COP Borneo yang sedang beraktifitas di camp. Terbanglah bebas, hai burung Rangkok! (Alfa.Gasani_Orangufriends)