Orangufriends

SELAMAT HARI WANITA SEDUNIA

Aku mau mengenalkan Gisel, orangutan yang bikin gemas tapi juga takut, yang beberapa minggu yang lalu ditemukan menetap di pemukiman warga selama berminggu-minggu. Gisel beruntung. Dia disenangi dan dimanjakan sama masyarakat sekitar. Sampai akhirnya Gisel mulai merusuh di rumah-rumah warga, mematahkan ini dan itu sehingga masyarakat sabel dan melaporkan Gisel ke yang berwajib.

Lokasi ditemukannya Gisel ada di dekat Taman Nasional di Kutai Timur. Makanya, waktu translokasi cuma butuh satu jam buat sampai ke tempat translokasinya. Waktu itu ada lebih dari 10 orang yang mengangkat dan memindahkan kandang yang beratnya lebih dari 50 kg hanya untuk memastikan Gisel aman. Rasanya senang sekali bisa lihat Gisel akhirnya aman di rumah barunya, sampai lupa rasa capeknya.

Tapi kasihan dia, karena sudah terbiasa berinteraksi sama manusia, Gisel tetap mendekati manusia yang ada di sekitarnya. Berharap diberi makanan. Sekarang Gisel ada di pusat rehabilitasi BORA bersama orangutan-orangutan yang beruntung tapi tidak beruntung lainnya.

Gisel, orangutan liar yang cuma kehilangan sedikit naluri liarnya, diselamatkan dari pemukiman masyarakat, dipindahkan kewasan lindung tapi berakhir di pusat rehabilitasi. Saat kawasan lindung tidak bisa melindungi orangutan dan kawasan bukan lindung lebih parah lagi, dimana kita bisa menemukan tempat aman untuk mereka? Semoga jawabannya bukan di kandang.

Kita, Perempuan punyak banyak pilihan untuk mengambil peran dalam melindungi orangutan. Tidak peduli apa latar belakang pendidikan, sosial dan budaya bahkan ekonomi kamu. Tidak mesti langsung dengan orangutannya juga. Bijak dengan belanjaanmu, belilah seperlunya yang memang kamu butuhkan. Agar hutan kita tidak terus menerus tergerus untuk perkebunan maupun tambang. Selamat Hari Wanita Sedunia 2021, kamu bisa memilih! (SAR)

ENRICHMENT BAMBU UNTUK UCOK DAN MUNGIL DI YKAY

Ucokwati dan Mungil adalah dua dari tujuh orangutan yang berada di Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YKAY) atau Wildlife Rescue Center (WRC) Yogyakarta. Induk dan anak ini berada di ujung blok kandang yang teduh di bawah pepohonan.

Hari ini, kita memberikan sesuatu yang spesial untuk menemani sore harinya. Sebuah enrichment dalam bentuk snack terbuat dari bambu dengan isian beberapa potongan-potongan buah, diberi sedikit selai kancang dan dibalut dengan akar pohon yang sudah direndam madu.

Setelah makan siang, rencananya kelimabelas paket enrichment akan dibagikan. “Ada primata lain yang kebagian juga loh. Owa 5 paket dan Macaca 3 paket”, ujar Satria Wardhana, kapten APE Warrior. APE Warrior adalah tim Centre for Orangutan Protection yang bekerja di pulau Jawa. Fokus pekerjaannya adalah membantu satwa yang membutuhkan pertolongan selain itu juga sebagai poros relawan satwa. Kegiatan pengayaan kandang di WRC Yogya juga tidak lepas dari bantuan para relawannya.

Ibu dan anak orangutan ini saling berebutan untuk mendapatkan enrichment yang diberikan. Bambu diendus-endus, Ucokwati dan Mungil terlihat sangat antusias. Membolak-balik bambu dan diluar dugaan, orangutan Ucokwati sangat rapi dalam membuka ikatan akar dan penutup lubang ruas bambu. Sedangkan Mungil membentur-benturkan bambu ke tembok kandang. Mungil sangat tergesa-gesa untuk menikmati isinya bambu. Bambu dikaitkan ke sela-sela besi kandang dan krak… bambu pecah, Mungil mengambil buah-buahan yang menyembul dari bambu.

Orangutan sudah lama dikenal sebagai salah satu primata yang cerdas. Orangutan juga satwa liar yang memiliki kekuatan luar biasa. Kebayangkan, kalau saja tangan mu ditariknya. Pemberian enrichment pada orangutan yang berada dalam kandang adalah salah satu cara untuk tetap membuatnya sibuk dan mengasah insting liarnya seperti indra pencium untuk menemukan makanan dan menyelesaikan masalahnya. (SAT)

ORANGUTAN AND BEYOND

Hari ini, 1 Maret 2021 tepat empat belas tahun yang lalu, Pusat Perlindungan Orangutan atau yang sering disebut Centre for Orangutan Protection (COP) berdiri. Sepanjang perjalanannya, COP ternyata tidak hanya menyelamatkan orangutan saja tetapi juga berbagai jenis satwa baik liar maupun domestik. “COP melampaui batasan orangutan. Saya menyadari COP tidak bisa meninggalkan satwa yang membutuhkan pertolongan”, ujar Hardi Baktiantoro, salah satu pendiri perkumpulan orangutan satu-satunya yang didirikan putra-putri Indonesia.

“Perjalanan 14 tahun ini akhirnya membawa saya dapat menggambarkan COP sebagai organisasi akar rumput untuk perlindungan orangutan dan seterusnya”, tambah Hardi lagi. Centre for Orangutan Protection telah dua tahun ini dipimpin generasi keduanya. Daniek Hendarto, seorang aktivis satwa sejak 21 tahun yang lalu. Daniek bergabung dengan COP dari menjadi relawan COP di bencana gunung Merapi, Yogyakarta tahun 2010. Setahun kemudian, Daniek bergabung menjadi staf COP dan memulai karirnya menjadi kapten APE Warrior, tim yang berada di garis depan untuk edukasi dan penyadartahuan.

Hari ini, tak satu tim yang bisa lengkap berkumpul di camp APE Warrior, Yogyakarta. Tim APE Defender yang berada di Kalimantan Timur sibuk dengan pelepasliaran dan pembangunan klinik BORA untuk satwa di Berau. Tentu saja menjalankan rutinitas rehabilitasi orangutan di BORA yang sama sekali tidak bisa ditinggal. Sementara tim APE Guardian sibuk menjalankan dan membangun pusat penyelamatan primata SRA di Sumatera Utara. Tim APE Warrior sendiri harus mencuri waktu untuk mempersiapkan syukuran 14 tahun COP di Yogya sembari mengamati Gunung Merapi yang semakin jauh luncuran awan panasnya dengan guguran lava pijarnya.

Terimakasih kepada anda semua, kelompok relawan orangutan Orangufriends, para donatur dan pemerintah Indonesia yang telah bekerja bersama untuk satwa di Indonesia. Orangutan… COP! (BAK)

USUT TUNTAS PENCURIAN BAGIAN 51 PAUS PILOT YANG TERDAMPAR DI MADURA

Ada 51 paus pilot yang terdampar dengan posisi menyebar hingga 4 km di Pantai Modung, Bangkalan, Jawa Timur. Posisi yang menyebar ini menjadi kendala pihak berwajib untuk melakukan pengawasan pada satwa yang dilindungi Undang-Undang No 5 Tahun 1990, PP Nomor 7 Tahun 1999 dan Permen LHK No. 106 Tahun 2018. Hal ini dimanfaatkan oknum masyarakat saat malam hari dengan mencuri bagian organ tubuh paus tersebut.

“Bagian tubuh dari paus pilot (Globicephala macrorhynchus) yang dicuri adalah sirip, ekor, gigi, tulang bahkan dagingnya”, ujar Satria Warhana, kordinator Anti Wildlife Crime COP. Tim BKSDA Jawa Timur menelusuri bagian-bagian dari paus pilot yang sudah tidak utuh tersebut dan ditemukan potongan daging yang sedang dijemur. Melihat kondisi bangkai paus pilot tersebut, mungkin saja ini dilakukan orang karena iseng atau sekedar ingin tahu. Namun jika lebih diperhatikan lagi, penampakan cara pemotongannya seperti dilakukan oleh orang berpengalaman. Penemuan daging yang dijemur juga memperkuat dugaan tersebut, karena daging paus tidak bisa dikonsumsi secara langsung namun harus melalui proses penjemuran terlebih dahulu.

Centre for Orangutan Protection menyayangkan kematian 51 paus pilot di perairan Indonesia. Ini merupakan kematian jumlah terbesar yang pernah terjadi. Tahun 2016 yang lalu, tim APE Warrior juga sempat turun membantu 32 paus pilot yang terdampar di Pantai Randupitu, Desa Pesisir, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dan sebelas diantaranya mati.

“Kematian jumlah yang sangat besar dengan anggapan satu yang mampu bertahan sangat memprihatinkan. COP berharap pencurian bagian tubuh paus pilot yang terjadi kemarin juga dapat segera diusut demi tegaknya hukum di Indonesia”, kata Satria Wardhana lagi. (DAN)

APE WARRIOR MEMBAWA KETIGA LUTUNG KE JLC MALANG

Kamis sore bersama BKSDA Yogyakarta, tim APE Warrior melaju kendaraannya menuju timur pulau Jawa. Tiga Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) yang terdiri dari satu jantan dan dua betina merupakan satwa sitaan titipan BKSDA Yogyakarta di Stasiun Flora Fauna Bunder (Yogyakarta). Hampir setiap dua jam sekali, tim memeriksa ketiga satwa endemik Jawa Timur ini. Pada pukul 3 pagi keesokan harinya, ketiganya pun tiba di Javan Langur Center (JLC) Batu, Malang dengan selamat.

Ketiga lutung ini adalah hasil sitaan perdagangan satwa liar yang dilindungi secara online di Yogyakarta. Kasus perdagangan di bulan Januari yang lalu ini masih terus berjalan. “Perdagangan satwa ilegal masih saja marak, seperti tidak pernah ada akhirnya. Sudah jelas satwa dilindungi secara hukum Indonesia, tapi ya masih juga dilanggar. Diperjual-belikan. Seperti tidak ada dagangan yang lain. Ada pembeli pasti ada penjual. Ayo… jangan mau beli satwa liar, apalagi yang dilindungi. Satwa liar ya di hutan aja”, kata Satria Wardhana, kapten APE Warrior, tim Anti Wildife Crime COP.

Usia ketiga lutung jawa diperkirakan masih dibawah enam bulan. Usia satwa liar yang biasanya diperdagangkan secara ilegal. “Untuk sampai ke tangan pedagang, lutung-lutung ini harus kehilangan induknya. Bayi lutung seperti halnya bayi satwa liar lainnya, sangat tergantung pada induknya. Kehilangan induknya di usia yang sangat muda seperti mencabut kehidupan liarnya. Bagaimana induknya? Mati!”, jelas Satria lagi.

Centre for Orangutan Protection mengajak para pecinta satwa untuk lebih bijak. Cinta tidak harus memiliki. Satwa liar… ya di hutan saja. Bukan di rumah mu! Kalau kamu, di rumah saja. Ada virus COVID-19 yang mengintai. (NOY)

APE WARRIOR BERGEGAS MENYELAMATKAN 50-AN PAUS PILOT

Baru saja tim APE Warrior COP tiba di Javan Langur Center (JLC) Batu, Jawa Timur dengan membawa tiga lutung jawa korban perdagangan satwa liar, tim mendapat telepon untuk membantu puluhan paus pilot di pulau Madura. Berita mengejutkan ini ternyata sudah ramai di youtube pada malam harinya. Terlihat menjelang matahari terbenam, masyarakat sekitar berkerumun berusaha menyentuh paus yang terdampar. Ada juga yang menaikinya. Seketika tim menjadi pesimis. Penyelamatan kali ini akan lebih berat.

Puluhan Paus Pilot terdampar di Pantai Pasir Putih Modung pada hari Kamis malam (18/2). Menurut informasi yang diapat, keseluruhan ada 52 individu yang terdampar. Kemudian ada info lain bahwa masih ada 3 individu paus yang masih bertahan hidup. Jumat pukul 4 sore tim JAAN dan COP tiba di lokasi. BKSDA Jatim mengarahkan tim untuk fokus melakukan pencarian paus yang masih hidup.

Pantauan terakhir tim didapat satu individu paus pilot yang masih bertahan hidup. Jaraknya tak lebih dari 1 km dari bibir pantai. “Kondisinya cukup lemah, mencoba berputar dan melawan arus. Perkiraan nafas individu hidup ini berkisar 5-6 kali/menit. Ya, dia sangat kelelahan”, ujar Satria Wardhana dari APE Warrior COP.

Satu jam kemudian tim memutuskan untuk menyudahi kegiatan observasi dan monitoring. Selain hari mulai gelap, hujan juga mulai turun. “Besok tim akan mencoba menggiringnya ke tengah laut lagi. Ya, sesuai arahan BKSDA Jatim, kami akan fokus pada paus pilot yang masih hidup”, tambah Satria.

Sementara itu, tim lain dari BKSDA Jatim bersama pihak lain sedang melakukan nekropsi dan pengambilan beberapa sampel dari paus yang telah mati dan dilanjutkan pengujian laboratorium. Hingga sore ini, ada 39 individu paus mati yang ditemukan. Yang lainnya masih dalam pencarian. Tim menghimbau masyarakat untuk tidak mendekati paus yang telah mati maupun masih hidup. Paus adalah satwa liar yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Hukuman penjara maksimum 5 tahun dan denda Rp 100.000.000,00 bagi yang terbukti menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun mati. (SAT)

ALUMNI COP SCHOOL BUKA POSKO BANTUAN SATWA DI MAMUJU

Dokter hewan satu ini adalah salah satu orang yang berinisiatif untuk membuka posko bantuan terhadap kesehatan satwa sesaat setelah gempa berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021). Drh. Fikri Ma’ruf namanya, dia seorang alumni COP School batch 7 yang juga jebolan FKH UNAIR, saat ini bertugas sebagai dokter hewan di Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Mamuju.

Posko kesehatan satwa tak hanya membagi pakan satwa namun juga memberikan pelayanan medis gratis untuk satwa yang terdampak gempa. Bersama tim APE Warrior yang telah berpengalaman menangani satwa terdampak bencana alam melakukan street feeding. Sehingga kegiatan ini mendapat apresiasi dari warga karena pada saat satwa peliharaan ditinggal oleh pemiliknya mengungsi, satwa-satwa seperti anjing dan kucing masih mendapatkan perlakuan yang layak dengan adanya street feeding pada pagi dan sore hari.

Semua kegiatan ini dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih oleh drh. Ma’ruf dan timnya demi membantu satwa yang terdampak bencana alam gempa bumi Mamuju. “Tulisan ini didedikasikan untuk para punggawa COP School agar tetap semangat dan terus berjuang demi satwa, baik itu satwa lia maupun satwa domestik,” ujar Ibnu Ashari, alumni COP School batch 1. (NOY)

HARI INI APE WARRIOR MEMBERI MAKAN 353 KUCING DI MAMUJU

Pagi hari penuh semangat diawali dengan hujan deras? Street feeding dari satu perumahan ke perumahan terpaksa ditunda. Namun pukul 09.00 WITA, kami tetap membuka posko pembagian pakan anjing dan kucing di jalan RE Martadinata, Mamuju, Sulawesi Barat. Semenjak posko dipindahkan ke area belakang memang warga yang mengambil pakan jumlahnya menurun cukup jauh. Walau sudah diberikan penanda di depan gerbang untuk mengarahkan warga.

Selain pakan anjing dan kucing warga juga banyak yang mencari pakan ayam dan burung. Namun menurut informasi warga lain sudah ada toko pakan burung yang buka dan melayani pembeli. Maka pada sore kami pun melakukan street feeding sembari mengecek kembali burung-burung yang ditinggal di rumah-rumah warga.

Sepanjang street feeding hari ini, kami memberi makan 46 kucing dengan paket pakan yang dibagikan sebanyak 76 paket untuk 307 kucing dan 4 anjing. Malam ini ditutup dengan kedatangan satu keluarga yang membawa anjingnya dengan kondisi yang cukup kritis dan masih dalam pemantauan. Semoga besok pagi diawali dengan kabar yang lebih baik. (LIA)

LINDA, HARAPAN BAGI SATWA DI MAMUJU

“Kak, ada laporan ini kucingnya ditinggal mengungsi di rumah sudah dua minggu, minta tolong dibantu cek katanya,” ucap Linda, memberikan laporan warga terkait kucing yang ‘tertinggal’ di rumah-rumah warga Mamuju akibat gempa pada 15 Januari 2021 lalu.

Siapa menyangka, tertundanya rencana kembali ke Bogor akibat COVID-19 justru membawanya menjadi salah satu relawan inti di posko kesehatan hewan di Mamuju, Sulawesi Barat. Bersama drh. Maaruf yang sudah dikenalnya sejak magang di Dinas Peternakan membukakan jalan baginya untuk mengaplikasikan kecintaan pada satwa.

“Aku boleh ikutan ya…,” kata Linda ketika melihat postingan drh. Maaruf di instagram mengenai rencana membuka posko kesehatan hewan. Maka mahasiswi kedokteran hewan semester 8 ini pun bergegas berangkat dari posko pengungsian dimana ia dan keluarganya tinggal, menuju kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan.

Meski masih mengungsi dan harus membantu ibunya, Linda terus aktif membantu mendampingi pelayanan medis dan menjaga posko. Ia juga menyebarkan kontaknya di media sosial sebagai kontak pelaporan bila ada warga yang membutuhkan bantuan pemeriksaan kucing atau anjing dan peliharaan lainnya yang tertinggal di rumah akibat mengungsi.

Selain itu setiap hari Linda juga membantu melakukan street feeding pada kucing dan anjing di jalanan dan di perumahan yang ditinggal penduduk. Meski begitu ia tetap berencana melanjutkan penelitiannya agar segera lulus dan bisa terjun langsung menangani pasien-pasien yang membutuhkan. Semoga segera lulus Linda dan menjadi dokter hewan yang bisa menginspirasi banyak orang! (LIA)

TOLONG, ADA ORANGUTAN DI PINGGIR JALAN

Hari ini, 30 Januari 2021 pada pukul 17.30 WITA, tim APE Crusader dari Centre for Orangutan Protection kembali menemukan adanya orangutan di pinggir jalan saat melintasi jalan poros Bengalon di area pertambangan KPC. Saat itu terlihat orangutan di atas pohon yang berada tepat di pinggir jalan, mengupas kulit kayu untuk dimakan kambiumnya. Orangutan tersebut merupakan orangutan jantan dewasa yang ditandai dengan adanya cheekpad dan bertubuh besar.

Saat didekati untuk mengambil gambar, orangutan tersebut terlihat panik dan terburu-buru untuk turun dan pergi menjauh masuk ke arah dalam. Lokasi temuan kurang lebih hanya berjarak 1 km dari temuan orangutan sebelumnya di bulan September 2020 (orangutan tidur).

Kondisi tutupan lahan merupakan semak belukar dan kurang lebih 500 m ke dalam berhutan masih cukup luas. Namun sekitar 1 km arah barat laut sudah merupakan area bukaan untuk tambang KPC. Secara keseluruhan, sarang-sarang yang ditemukan dari pinggir jalan poros Bengalon hingga Sangatta tidak sebanyak pada survei bulan September lalu. Bahkan hanya ditemukan kurang dari 10 sarang dan semuanya sarang lama.

“Tolong, segera laporkan jika ada yang melihat keberadaan orangutan tersebut. Jangan disakiti. Cukup laporkan. Besok tim APE Crusader akan mencari orangutan tersebut. Keselamatan orangutan tersebut mungkin saja terancam. Begitu pula para pengguna jalan poros Kalimantan Timur ini,” ujar Sari Fitriani, kapten APE Crusader. (SAR)