APE WARRIOR MEMBAWA KETIGA LUTUNG KE JLC MALANG

Kamis sore bersama BKSDA Yogyakarta, tim APE Warrior melaju kendaraannya menuju timur pulau Jawa. Tiga Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) yang terdiri dari satu jantan dan dua betina merupakan satwa sitaan titipan BKSDA Yogyakarta di Stasiun Flora Fauna Bunder (Yogyakarta). Hampir setiap dua jam sekali, tim memeriksa ketiga satwa endemik Jawa Timur ini. Pada pukul 3 pagi keesokan harinya, ketiganya pun tiba di Javan Langur Center (JLC) Batu, Malang dengan selamat.

Ketiga lutung ini adalah hasil sitaan perdagangan satwa liar yang dilindungi secara online di Yogyakarta. Kasus perdagangan di bulan Januari yang lalu ini masih terus berjalan. “Perdagangan satwa ilegal masih saja marak, seperti tidak pernah ada akhirnya. Sudah jelas satwa dilindungi secara hukum Indonesia, tapi ya masih juga dilanggar. Diperjual-belikan. Seperti tidak ada dagangan yang lain. Ada pembeli pasti ada penjual. Ayo… jangan mau beli satwa liar, apalagi yang dilindungi. Satwa liar ya di hutan aja”, kata Satria Wardhana, kapten APE Warrior, tim Anti Wildife Crime COP.

Usia ketiga lutung jawa diperkirakan masih dibawah enam bulan. Usia satwa liar yang biasanya diperdagangkan secara ilegal. “Untuk sampai ke tangan pedagang, lutung-lutung ini harus kehilangan induknya. Bayi lutung seperti halnya bayi satwa liar lainnya, sangat tergantung pada induknya. Kehilangan induknya di usia yang sangat muda seperti mencabut kehidupan liarnya. Bagaimana induknya? Mati!”, jelas Satria lagi.

Centre for Orangutan Protection mengajak para pecinta satwa untuk lebih bijak. Cinta tidak harus memiliki. Satwa liar… ya di hutan saja. Bukan di rumah mu! Kalau kamu, di rumah saja. Ada virus COVID-19 yang mengintai. (NOY)

Comments

comments

You may also like