Aula SMA Negeri 1 Sigunung pagi itu dipenuhi oleh antusiasme 75 siswa dari kelas XII MIPA dan XI MIPA. Tim APE Sentinel bersama dengan tim SKW 1 Sidikalang tiba dengan semangat, disambut hangat oleh Ibu Tonggos Sihombing, guru pendamping yang penuh energi. “Tahukah kalian bahwa kita punya hutan yang jadi rumah bagi orangutan Sumatera, salah satunya di Suaka Margasatwa Siranggas?”, tanya Hafash, perwakilan SKW 1 Sidikalang. Para siswa mulai mengangguk, beberapa terlihat kagum. “Apa yang terjadi kalau habitat mereka hilang?”, tanyanya lagi. “Orangutan tak punya tempat tinggal, Kak!”, jawab salah satu siswa dengan lantang. “Betul sekali! Itu juga berdampak pada kita sebagai manusia”, jawab Hafsah sambil tersenyum.
Suasana semakin seru saat para siswa diajak bermain permainan “Pemburu dan Penebang”. Permainan ini menjadi refleksi nyata tentang kondisi hutan yang terganggu dan dampaknya terhadap satwa liar. Siswa aktif berpartisipasi, menjawab pertanyaan serta menjawab tebak-tebakan dengan antusias. Salah satu momen menarik adalah cerita seorang siswa yang pernah melihat orangutan singgah di kebun keluarganya tanpa merusak tanaman.Pengalaman ini menjadi titik diskusi yang menggugah pemahaman tentang pentingnya hidup berdampingan dengan satwa liar. Semangat dan rasa ingin tahu siswa menciptakan suasana diskusi yang penuh makna.
Di akhir kegiatan, para siswa membuat tanda tangan dan cap jari di atas kertas besar sebagai simbol komitmen mereka mendukung konservasi orangutan. “Karya ini akan kami pajang di mading sekolah agar semua orang tahu bahwa kita peduli”, ujar Ibu Sihombing dengan bangga. Dengan semangat yang tertinggal di SMAN Sigunung, Tim APE Sentinel yakin bahwa generasi muda Pakpak Bharat akan menjadi penjaga alam yang berani dan penuh tanggung jawab.