KOLA TAKUT PADA ORANGUTAN LAIN

Orangutan Kola adalah orangutan remaja yang berada di Pusat Rehabilitasi BORA. Sebelumnya, Kola berada di kandang karantina. Selesai membersihkan kandang, memberi makanan termasuk segelas susu, para perawat satwa membawa Kola menuju sekolah hutan. Perawat satwa sempat kaget melihat Kola jalan berdiri. Berjalan dengan tegak adalah kebiasaan orangutan Kola sejak dia berada di Thailand. Kola adalah orangutan yang lahir dan besar di Thailand karena kedua induknya merupakan korban perdagangan satwa ilegal. Dengan sigap, perawat satwa menggandeng tangannya dan mengarahkannya ke sekolah hutan. Beruntungnya, Kola selalu ingin menghindari perawat satwa dan seperti ingin menggiggit tangan perawat satwa yang membawanya.

Tiba di lokasi sekolah hutan, orangutan Kola langsung panik melihat orangutan yang lain. Kelihatannya sih takut, Kola jadi tidak mau diam, dia berusaha pergi menjauh dan menuju arah jalan pulang ke kandang. Kola memang terlihat penasaran dengan suara-suara yang dikeluarkan orangutan yang berada di seberang kandang karantinanya dan berusaha melihat dari balik jeruji kandangnya. Dan ketika berkesempatan ke sekolah hutan, Kola memilih kembali ke kandangnya.

Para perawat satwa terus berusaha mengenalkan Kola ke orangutan lainnya sambil mengajarkannya cara memanjat pohon juga. Kola pun sempat terlihat memanjat pohon di ketinggian sekitar 18 meter dari tanah. “Walau belum sempat menjelajah dari satu pohon ke pohon yang lain, buat kami sudah cukup baik karena sebelumnya, Kola, orangutan repatriasi Thailand yang baru saja satu tahun berada di BORA tidak pernah mengenal sekolah hutan ataupun hutan hujan Kalimantan”, ujar Linau, kordinator perawat satwa BORA. (NAU)

SEMANGAT BAGUS!

Orangutan Bagus memang sangat senang sekali bisa ikut kegiatan sekolah hutan bersama teman-teman yang lainnya. Orangutan Bagus sangat berani mengambil tindakan memanjat pohon. Yang paling tinggi sekitar 25 meter dan berjalan sangat jauh. Saya sebagai animal keeper sangat senang melihat orangutan Bagus bisa memanjat pohon yang tinggi dan menjelajahi dari satu pohon ke pohon-pohon yang lain.

Walaupun akhirnya orangutan bagus tak berani turun ke bawah dan hanya bisa menangis di pertengahan pohon. Namun orangutan Bagus ini tidak menyerah dan dia berusaha mencari akar disekitar pohon untuk bisa turun. Pada akhirnya dia menemukan pohon di sebelahnya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu besar, orangutan Bagus terus menjelajahi dari pohon lalu ke ranting dan ke ranting yang lainnya. Bagus terus mencoba untuk turun ke bawah pada akhirnya Bagus bisa sampai di bawah.

Bagus adalah orangutan yang masuk Pusat Rehabilitasi Orangutan yang dikelolah Centre for Orangutan Protection pada bulan September 2020 yang lalu. Rasa sayang pemelihara ilegalnya terdahulu menyebabkan dia tertunda untuk masuk BORA. “Sayang tidak mesti memiliki. Syukurlah, akhirnya mereka menyadari dan menyerahkan Bagus untuk direhabilitasi di BORA. Peran aktif BKSDA SKW 1 Berau sangat besar dalam menyakinkan pemelihara. Rehabilitasi memang cukup terganggu dengan adanya wabah COVID-19. Seharusnya Bagus sejak November sudah bisa menjalani kelas sekolah hutan setiap hari. Namun sekarang harus cukup puas dengan seminggu sekali.”, ujar Amir, perawat satwa. (MIR)

ORANGUTAN BANGUN SARANG BERSAMA DI SEKOLAH HUTAN BORA

Pada suatu hari, orangutan berjenis kelamin betina berkesempatan berkegiatan di sekolah hutan. Ada Mary, Popi, Bonti dan Jojo. Kali ini, Jojo terlihat membuat sebuah sarang bersama dengan teman-teman sebayanya itu, tentu saja tanpa Bonti. Jojo terlihat sibuk mematah-matahkan ranting-ranting kecil yang berada di sekitarnya.

Setelah itu, Jojo dan teman-temannya terlihat sangat berusaha keras agar bisa membentuk sebuah sarang yang luas karena jika sarang yang ia buat kecil, maka tidak akan cukup untuk teman-temannya yang lain. Oleh karena itu, Jojo dan teman-temannya akan terus memperbaiki sarangnya dan terus menumpuki ranting-ranting agar sarang yang mereka buat bisa terlihat luas dan bisa ditempati untuk bermain.

Meskipun sarang yang dibuat oleh Jojo dan teman-temannya itu tidak terlalu bagus dan terlihat berantakan namun itu sama sekali tidak membuat Jojo dan teman-temannya patah semangat untuk membentuk sarang agar terlihat lebih bagus dan nyaman lagi. (SIM)

BERKENALAN DENGAN AMAN SI PANTANG MENYERAH

Sekolah Hutan menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh semua siswa sekolah hutan di Pusat Rehabilitasi Orangutan BORA yang berada di Berau, Kalimantan Timur. Terlebih sejak dimulai kembali karena adanya pembatasan kontak fisik dengan semua orangutan oleh animal keeper sebagai bentuk pencegahan penularan COVID-19. Ada cerita unik dari orangutan yang bernama Aman.

Aman merupakan individu orangutan jantan berusia 3-4 tahun. Aman bergabung dengan orangutan lainnya di BORA (Borneo Orangutan rescue Alliance) pada Maret 2020 lalu. Sebelumnya dia dipelihara secara ilegal. Aman memiliki jari-jari tangan yang tidak sempurna dan pendek. Namun, kekurangan yang dimilikinya tersebut ternyata tidak mengurangi semangatnya untuk dapat menjelajah selama sekolah hutan berlangsung. Aman telah mengikuti sekolah hutan sebanyak dua kali bersama orangutan-orangutan jantan lainnya, yaitu Berani, Owi, Annie dan Happi.

Pada kesempatan keduanya ke sekolah hutan, Aman sangat antusias dan langsung mencari pohon-pohon kecil terdekat untuk dipanjat. Tentu saja, dia harus menghindari kejaran Annie. Karena Annie yang sejak awal sangat bersemangat mengajak Aman bermain. Namun Aman lebih suka sendirian. Aman sering terlihat menjelajah area pohon berdaun lebat yang sulit untuk dilihat. Aman memegang setiap ranting dan naik secara perlahan-lahan, tidak seperti orangutan lainnya. Aman belum mahir untuk bergelantungan dari pohon ke pohon, namun dia tidak pernah menyerah dengan kembali turun ke tanah.

Tekad dan kemampuannya untuk tetap berada di atas pohon tidak dapat diremehkan. Menjadi orangutan disabilitas, Aman tercatat dapat berpindah-pindah pada lima pohon yang berbeda tanpa terjatuh sedikit pun. Dia pun enggan untuk kembali pulang saat sekolah hutan berakhir. Aman mungkin bukan yang terkuat dan terlincah, namun Aman tidak akan membutuhkan waktu lama untuk bisa dilepasliarkan jika dia terus konsisten dan tidak menyerah. (GAR)

ORANGUTAN MENGHARAPKAN HAMMOCK BARU

Bayi-bayi orangutan di Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) terkena dampak Pandemik Covid-19. Mereka terpaksa menjalani hari-harinya hanya dengan berada di dalam kandang. Penerapan protokol kesehatan masih terus dilaksanakan untuk mencegah virus sampai ke orangutan yang berada di pusat rehabilitasi orangutan.

Sekolah hutan diagendakan satu kali dalam seminggu setelah melalui evaluasi panjang. Keputusan ini berlaku mulai pertengahan bulan November 2020. Ini menjadi jalan tengah, pembatasan para perawat satwa untuk tidak terlalu dekat dengan dan berinteraksi dengan orangutan namun juga memberi kesempatan orangutan untuk tidak melupakan aktivitas sekolah hutan dan merasa nyaman di kandang saja. “Kami sangat hati-hati sekali dalam bertindak. Kita berbagi DNA yang nyaris 100% sama dengan orangutan. Bisa saling menularkan dan berakibat vatal.”, ujar Widi Nursanti, manajer BORA yang berada di Berau, Kalimantan Timur.

Orangutan yang merasa bosan di dalam kandang biasanya menjadikan hammock (tempat tidur gantung) sasaran dijadikan mainan atau tempat gelantungan. Walaupun sering diberi berbagai macam varian enrichment oleh perawat satwa, tetap saja masih tidak sebebas di sekolah hutan. “Hammock sesaat saja rusak saat mereka menjadikannya mainan dan tempat bergelantung. Kami sudah kehabisan bahan baku yang biasanya kami dapat dari dinas pemadam kebakaran. Jadinya tambal sulam nih.”, ujar Linau, kordinator perawat satwa BORA.

Saat ini, surat permohonan selang bekas pemadam kebakaran belum ada jawaban. Kami berharap bisa membeli selang pemadam kebakaran. Kami menerima donasi baik berbentuk selang pemadam kebakaran atau bisa melalui kitabisa.com Semoga pandemi cepat berlalu dan sekolah hutan dapat kembali normal. (NAU)

PENTINGNYA VITAMIN C BAGI ORANGUTAN

Siapa sih yang tidak butuh vitamin C? Orangutan juga loh, walaupun hampir 90% makanannya adalah buah-buahan. Namun jumlah vitamin C yang dikonsumsi sangat bervariasi tergantung dari jenis dan jumlah yang dimakannya karena itu untuk memenuhi nutrisi orangutan akan vitamin C, tim medis Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) memberikan tambahan vitamin C seminggu sekali.

Manfaat vitamin C yaitu untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat membantu proses pemulihan saat sakit. Vitamin C juga berperan dalam produksi kolagen, antioksidan dan meningkatkan penyerapan zat besi. Vitamin C juga membantu sistem pernafasan, membakar lemak serta berfungsi dalam aktivasi enzim.

Pandemi COVID-19 merubah aktivitas di BORA, orangutan yang biasanya ke sekolah hutan hampir setiap hari kini menghabiskan waktunya di kandang. Agar gerak orangutan kecil tetap terjaga, dengan protokol kesehatan yang ketat, tim membawa orangutan ke playground. “Namun itu juga tidak cukup, itu sebabnya tim medis memperhatikan betul kebutuhan orangutan di BORA. Salah satunya pemberian tambahan vitamin C ini.”. Kita juga jangan lupa konsumsi vitamin C ya, agar tubuh tetap sehat. (WIL)

HERCULES TERBAIK DI SOUR CANDY ENRICHMENT

Orangutan yang terpaksa hidup bersama manusia tentu saja berbeda dengan orangutan di alam liar. Ada ruang yang selalu membatasi gerakannya yaitu kandang. Sebesar apa pun kandang tetap tidak menggantikan kehidupan liarnya. Itu sebabnya Bornean Orangutan Rescue Alliance, sebuah pusat rehabilitasi orangutan di Berau, Kalimantan Timur berusaha untuk menyediakan enrichment. Tujuan utama pemberian enrichment adalah untuk mengurangi aktivitas pasif, perilaku abnormal serta meningkatkan munculnya keberagaman perilaku alami orangutan seperti di alam liar.

Lalu, apakah itu enrichment? Enrichment adalah berbagai bentuk pemberian stimulus secara alami dan buatan pada satwa-satwa di tempat rehabilitasi untuk meningkatkan perawatan satwa secara mental dan fisik menyerupai habitat aslinya. Seperti “Sour Candy Enrichment” yang diberikan ke orangutan Hercules di cuaca yang cerah di siang hari akan sangat mendukung aktivitas lokomosinya.

Enrichment yang berbahan tunas buah nanas atau bonggol daun nanas yang diisi biji bunga matahari di setiap sela-sela daunnya kemudian dililit erat dengan akar pohon yang hasil akhirnya sangat ramah lingkungan. BORA berkomitmen untuk menggunakan jenis-jenis enrichment alami agar semua orangutan dapat familiat dengan benda-benda yang digunakan untuk enrichment ketika mereka menjumpai kembali bahan tersebut di alam liar setelah dilepas-liarkan.

Saat enrichment diberikan kepada semua orangutan, respon dan lamanya orangutan mendapat hadiah biji bunga matahari tersebut bervariasi. Rata-rata, mereka akan langsung mengikuti insting untuk menggigit akarnya menggunakan gigi mereka. Alhasih, waktu yang dibutuhkan untuk membuka lilitan akan semakin lama karena akar yang digunakan tebal dan sangat kuat dililitkan. Namun, ada beberapa individu orangutan yang paham akan pola dan akar masalah untuk membuka enrichment tersebut. Hercules adalah orangutan jantan dewasa yang siap untuk dilepasliarkan. Hercules lah yang berhasil membuka lilitan dengan mencari simpul awal akar. Sebagai hadiah yang dia dapatkan, bonggol daun nanas tidak rusak dan biji bunga matahari tidak ada yang jatuh terbuang. Great job, Hercules! (GAR)

PENGAMBILAN SAMPEL DAHAK ORANGUTAN KANDIDAT RILIS

Kicau burung di pagi hari mengawali pagi ini dengan ceria. Tim medis hanya beristirahat lima jam saja. Persiapan untuk pengambilan dahak tiga orangutan tidak semudah yang terlihat. Pakaian hazmat, masker, sarung tangan medis, sepatu sudah dipersiapkan. Giliran peralatan untuk mengambil dahak orangutan, sudah disuci-hamakan. Peralatan pemeriksaan kesehatan seperti stetoskop, termometer, alat pendeteksi detak jantung, tabung sampel darah, kotak pendingin hingga timbangan sudah dalam daftar barang yang siap angkut ke lokasi pengambilan sampel.

“Jika semua peralatan dan perlengkapan sudah siap di tempat. Kecepatan mengerjakan pengambilan sampel harus dilakukan seefisien mungkin. Kita terbatas oleh waktu, tiga sampel dari tiga orangutan yang berbeda. Tim pengemasan sampel juga tidak boleh melakukan kesalahan, atau sampel akan rusak sebelum sampai tujuan. Surat jalan sampel juga harus sudah siap.”, begitu drh. Rian Winardi memeriksa ulang persiapan. Wajah seriusnya membuat tim lebih hati-hati lagi.

Nigel, Hercules, Antak! Selesai sudah diambil sampel dahak dan darahnya. Matahari sudah condong ke barat, hari yang luar biasa. Tim pengambil sampel sudah selesai menyelesaikan tugasnya. Kini berpacu dengan waktu menuju kota untuk melanjutkan perjalanan ke bandara Kalimarau. Sampel harus tiba di laboratorium sebelum 24 jam. Semoga penerbangan ke Jakarta tidak ada tertunda. Doakan kami!