ORANGUFRIENDS MEDAN DI MADRASAH ALIYAH FARHAN SYARIF

“Tepuk Orangutan”, seru Orangufriends Medan yang melakukan kunjungan sekolah di Madrasah Aliyah Swasta Farhan Syarif Hidayah, Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Aulia merupakan alumni COP School Batch 14 mengajak 80 siswa dari kelas 10 dan 12 untuk mengenal Centre for Orangutan Protection (COP) dan konservasi orangutan.

Materi berat yang dikemas ringan tentang Biologi orangutan dan berbagai profesi yang dibutuhkan dalam dunia konservasi pun menjadi wawasan baru bagi para siswa dan guru yang hadir. Tentu saja permainan “Pemburu dan Penebang” bukanlah profesi yang disarankan. Tepatnya bagaimana itu menjadi ancaman atas keberadaan orangutan. Suasana di luar ruangan itu pun mendadak meriah khas anak remaja menuju dewasa. Mereka pun berani berpendapat tentang makna filosofi dari permainan yang baru saja mereka mainkan.

Untuk Orangufriends (relawan orangutan) ini adalah cara mereka berlatih public speaking. Tidak mudah ternyata berbicara di depan orang banyak, sekali pun itu mereka yang hanya terpaut bebera tahun. Ada guru yang mengawasi juga sempat buat grogi. Tapi bikin nagih, kapan lagi punya kesempatan berperan dalam dunia konservasi orangutan. Selanjutnya Orangufriends Medan menyampaikan surat permohonan untuk melakukan kegiatan School Visit ke SDIT Plus Az-zahra Stabat dan SMPN 1 Stabat. Semoga kedua sekolahan tersebut juga membuka pintu untuk kami. (BUK)

ALUMNI COP SCHOOL BATCH 14 KUNJUNGI SMA IP ADZKIA MEDAN

Kenalan dengan berbagai profesi di dunia konservasi orangutan bersama Centre for Orangutan Protection, tim APE Sentinel bersama Orangufriends Medan mengunjungi SMA Islam Plus Adzkia Medan pada 16 Agustus 2024. Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 79, ada 250 siswa kelas 10 dengan 8 orang guru pendamping mulai berdiskusi kecil tentang konservasi orangutan khususnya pusat rehabilitasi orangutan SRA di Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Ada profesi apa sajakah yang terlibat langsung?

SRA atau Sumatran Rescue Alliance adalah tempat rehabilitasi orangutan yang berasal dari kepemilikan ilegal, perdagangan satwa, interaksi negatif bahkan repatriasi untuk berlatih mengembalikan insting liarnya agar dapat bertahan hidup dan kembali ke habitatnya. Ini tentu saja membutuhkan peran dokter hewan, paramedis, biologist, animal keeper, forester, dan geografer. Selain itu dunia konservasi orangutan sendiri tidak terlepas dari manajemen yang baik meliputi keuangan, adminstrasi, pengelolaan sumber daya manusia, hingga komunikasi.

Kegiatan School Visit kali ini terasa begitu besar ditambah siswa dengan usia remaja yang punya energi luar biasa. Aulia dan Syarif yang merupakan alumni COP School Batch 14 pun semakin tertantang dengan aktifnya siswa Adzkia ini. Saatnya bermain… “Pemburu dan Penebang”. Suasana heboh menjadi semakin menarik, waktu 60 menit menjadi terlalu singkat. Sampai berjumpa lagi… (BUK)

MARI MENJADI PENYELAMAT SATWA BERSAMA COP SCHOOL

Banyak orang beranggapan bahwa terjun dalam dunia konservasi dan perlindungan satwa liar itu sulit dilakukan oleh orang-orang Indonesia karena berbagai keterbatasan. Padahal wahana konservasi yang dilakukan oleh sebagian besar orang-orang asing dalam berbagai saluran dunia seperti Animal Planet, NatGeo Wild dan lain sebagainya justru dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak lain adalah negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, bahkan menjadi salah satu paru-paru dunia.

Memenuhi hal itu, Centre for Orangutan Protction menghadirkan COP school Batch 14 sebagai wadah belajar dan berbagi untuk siapa saja yang peduli dan ingin terlibat langsung dalam dunia konservasi Indonesia, terutama perlindungan satwa liar dan habitatnya. DI COP School kamu akan belajar berbagai pengetahuan dan keterampilan dasar konservasi alam bersama para pakar dan praktisinya dari dalam dan luar negeri. Pelaksanaannya pada tanggal 2 hingga 7 Juli 2024 di Yogyakarta.

Bagaimana syaratnya?
Syaratnya cukup mudah, kamu hanya perlu mendaftar ke email copschool@orangutan.id dan membayar biaya pendaftaran Rp 600.014,00 paling lambat tanggal 3 Juni 2024. Biaya pendaftaran kau sudah termasuk semua akomodasi, konsumsi, souvenir, dan transportasi selama 6 hari pelatihan di Yogyakarta. Siapapun yang telah berusia 18 tahun, sehat jiwa, dan raga, menghargai kesetaraan gender dan multikultur dapat bergabung untuk mengikuti COP School. Yang penting kamu bukan eksploitator satwa, seperti pemburu, pedagang satwa liar, dan bukan pula hobi memelihara satwa liar.

Tunggu apalagi? Langsung email copschool@orangutan.id ada formulir yang harus diisi dan dipahami. Selanjutnya akan ada proses seleksi dari calon siswa menjadi siswa COP School, seperti mengerjakan tugas lapangan dan tulis secara online mulai tanggal 4 sampi 20 Juni 2024 dari kota domisili masing-masing. Siapkan akomodasi dari kotamu ke Yogyakarta apabila kamu diumumkan lulus menjadi siswa COP School Batch 14 yang akan diumumkan pada 23 Juni 2024.

Sampai jumpa di Yogyakarta. (BUK)

COP KUNJUNGI TETANGGANYA, SMP NEGERI 5 SLEMAN

Sekolah ini terletak selemparan lokasi COP School yang baru diresmikan pada 1 Maret 2024 yang lalu. Sudah sebulan ini hanya terlewati saat pergi ke kantor maupun pulang hingga akhirnya berkesempatan school visit. SMP Negeri 5 Sleman berlokasi di Brayut, Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. SMPN 5 Sleman menjadi salah satu tetangga dekat yang turut serta hadir saat peresmian kantor baru Centre for Orangutan Protection.

Pagi itu, sebanyak 40 siswa dan siswi SMPN 2 Sleman mewakili angkatan kelas 8 dan kelas 9 yang tergabung dalam OSIS untuk mengikuti edukasi dan penyadartahuan tentang pentingnya konservasi orangutan yang ada di Indonesia. Wajah serius mereka seketika mengendur ketika tim APE Warrior memperkenal diri. “Mari mengenal COP dan kegiatannya dengan lebih santai. Lalu ambil peranmu untuk orangutan dan habitatnya.”, begitu ajak Randy Aditya yang merupakan relawan COP sejak 2022 yang lalu.

Materi edukasi tentang tiga spesies orangutan yang ada di Indonesia bergulir dengan cepat, pertanyaan demi pertanyaan sempat membuat tim kewalahan. Sebuah pemikiran anak SMP yang sangat bahkan tidak terpikirkan oleh kita yang dewasa. Inilah yang membuat COP akan terus melakukan school visit dimana pun COP berada. Tidak jarang para relawannya yang tergabung di Orangufriends yang juga akan melakukan school visit. Edukasi khas COP akan bisa dirasakan sekolah-sekolah yang ingin dikunjungi. Hubungi email info@orangutanprotection.com untuk informasi lebih lanjutnya. (Rendy_COPSchool12)

BORA BUTUH RELAWAN SEBAGAI ANIMAL KEEPER

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) yang berada di Berau, Kalimantan Timur membutuhkan Orangufriends khususnya alumni COP School untuk menjadi relawan. Beberapa animal keeper yang biasanya bertugas akan menggunakan hak cuti nya untuk merayakan hari Natal. Tertarik? Kirim cv dan surat lamaran paling lambat tanggal 10 Desember 2023 ini, ke email info@orangutanprotection.com

Kesempatan ini sangat terbatas! Pastinya kamu harus lulus tes kesehatan seperti bebas Hepatitis, Herpes, Tb, HIV/AIDS, dan lainnya yang akan dijelaskan saat wawancara. Sekilas tentang BORA, harus siap hidup tanpa sinyal internet maupun telepon, keterbatasan listrik dan kondisi air yang tidak jernih. Selamat mencoba.

PENDAFTARAN COP SCHOOL BATCH 13 DIMULAI

Ada yang selalu menanyakan lewat media sosial COP, kapan COP School lagi? COP School adalah wadah belajar dan berbaginya orang-orang yang peduli pada dunia konservasi Indonesia terutama Orangutan Indonesia. Siapa pun kamu yang telah berusia 18 tahun, sehat jiwa dan raga yang menghargai kesetaraan gender dan multikultur bisa mengikuti COP School. Syarat terpenting lainnya, kamu bukan eksploitator seperti pemburu satwa, pedagang satwa liar, maupun hobi memelihara satwa liar.

Ya, Indonesia memanggil anda terlibat langsung dalam perlindungan satwa liar. Di COP School kita akan belajar pengetahuan dan keterampilan dasar konservasi alam bersama para pakar dan praktisinya pada tanggal 14 hingga 19 Agustus 2023 di Yogyakarta.

Tunggu apa lagi? Langsung klik tautan pendaftaran ini bit.ly/COPSCHOOL13 ada formulir yang harus diisi dan dipahami. Perhatikan batas akhir pendaftaran ada di tanggal 10 Juli 2023. Selanjutnya akan ada proses seleksi dari calon siswa menjadi siswa COP School Batch 13. Seperti mengerjakan tugas lapangan dan tulis secara online mulai dari tanggal 15 hingga 30 Juli 2023 dari kota domisili masing-masing.

Info lebih lanjut email copschool@orangutan.id

BEASISWA UNTUK MAHASISWA UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2023

Untuk kamu yang berstatus mahasiswa aktif S1 semester 2 prodi Kehutanan Fakultas Kehutanan atau prodi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman bisa mengajukan EBOCS (East Borneo Orangutan Caring Scholarship) 2023. “Kalau dua tahun sebelumnya, EBOCS hanya untuk mahasiswa Fakultas Kehutanan, tapi tahun ini mahasiswa FMIPA dipersilahkan mendaftar juga”, jelas Oktaviana dari Centre for Orangutan Protection yang mengelola beasiswa EBOCS dengan dukungan Orang Utan Republik Foundation (OURF). Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang peduli dan memiliki komitmen terhadap konservasi orangutan dan habitatnya.

Beberapa kualifikasi seperti kesediaan calon penerima beasiswa untuk mengikuti kegiatan COP yaitu edukasi, patroli, penelitian, pendampingan masyarakat hingga kampanye dengan IPK terakhir minimal 3,00. Kesediaan calon penerima untuk melakukan penelitian dengan subjek Orangutan dan habitatnya.serta memiliki KTP Kalimantan Timur akan menjadi nilai tersendiri dalam seleksi EBOCS.

Persyaratan umum administrasi seperti KTP, Kartu Keluarga, KTM, Surat keterangan aktif sebagai mahasiswa Fahutan atau FMIPA Unmul serta mengisi formulir pendaftaran dan surat pernyataan (silahkan hubungi Erlina Yustika, S. Hut untuk jurusan Kehutanan di 08575447248 atau Dr. Nova Hariani, M. Si di 082119026626 untuk jurusan Biologi) dan khusus seperti membuat tulisan esai minimal 750 kata yang menyakinkan agar calon peserta berhak dan layak mendapatkan beasiswa tersebut. Ditambah 1000 kata dalam bentuk esai tentang “Protect the Orangutan and Beyond”. Pengumpulan berkas persyaratan mulai tanggal 27 April sampai 18 Mei 2023. Seleksi akan dilakukan secara bertahap mulai 19 Mei hingga 5 Juni 2023. Pengumuman penerima beasiswa pada 7 Juni 2023. “Tunggu apa lagi? Segera lengkapi berkas dan bergabunglah menjadi Orangufriends Samarinda”, ajak Okta lagi. (FER)

PERJALANAN UNTUK SATWA ERUPSI MERAPI

Jumat, 17 Maret 2023, di bawah teriknya matahari Jogja, Tim Animal Rescue COP yang beranggotakan 6 orang (Daeng, Jogi, David, Zain, Dippy dan Disma) berangkat dari camp APE Warrior menuju daerah Pakem untuk mengangkut rumput kolonjono. Kami bahu-membahu menyusun rumput ke atas mobil pick up untuk dibagikan ke warga Dusun Tempel di Kecamatan Dukun, Jogjakarta. Tiga hari sebelumnya, tim Animal Rescue COP juga telah membagikan pakan hijauan untuk warga desa Krinjing secara bergantín. Setelah pakan tursusun rapi di mobil dengan tubuh yang basah oleh keringat, kami bergegas berangkat.

Saat sampai di daerah Muntilan hujan tiba-tiba turun dan puji syukur ternyata hujan turun hingga Desa Krinjing. Hujan yang turun cukup deras dan lama, hingga bisa membersihkan sisa abu dari erupsi Merapi beberapa hari lalu. Tumbuhan dan atap rumah yang sebelumnya berwarna abu-abu kini mulai terlihat hijau kembali.

Sesampainya di Dusun Tempel kami langsung menuju rumah bapak Kadus. Sambil menunggu hujan agak reda kami berkordinasi tentang teknis pembagian rumput. Rumput akan dibagikan untuk warga RT 3 yang berjumlah 35 KK. Rencananya rumput akan kami berikan secara bergiliran untuk RT lainnya di hari berikutnya. Hujan yang sempat reda dan kembali deras lagi memaksa kami berteduh di salah satu rumah warga, kami disambut segerombolan ibu-ibu yang sudah menanti kedatangan kami. Obrolan ringan dan candaan menemani kami menunggu hujan reda, rupanya Daeng menjadi idola ibu-ibu di sana karena kegemaran bercanda.

Gerimis tipis masih turun, karena sudah mulai sore tim Animal Rescue COP memutuskan untuk memulai pembagian pakan hijauan. Berkat bantuan warga pembagian rumput berjalan dengan tertib dan lancar. Selesai membersihkan mobil dari sisa pakan, kami diajak beristirahat di pos kamling dan ternyata sudah disajikan teh hangat dan camilan oleh salah satu warga. Pas sekali menghangatkan badan kami yang kedinginan terguyur hujan. Tidak lama kemudian kami disuguhi nasi beserta lauk pauknya. Rejeki anak sholeh dapat hidangan yang mengenyangkan. Sambil mengobrol ngalor-ngidul kami makan dengan lahap. Salah satu warga mewakili warga lainnya menyampaikan ucapan terimakasih kepada kami untuk menyalurkan bantuan pakan hijauan dan kami pamit pulang.

Berkat hujan di hari ini, rumput mulai bersih, tapi sayangnya rumput itu belum layak untuk diberikan pada ternak karena masih ada yang menempel di sela-sela dalam. Harapannya rumput segera bersih dan bisa diarit untuk pakan tak lama lagi. Setelah seharian kami bergelut dengan hujan dan tubuh yang menggigil kedinginan, malam ini kami layak untuk tidur dengan nyenyak dan penuh kehangatan. Karena esok kami harus melanjutkan misi kami. (Disma_COPSchool12)

PANGGILAN UNTUK ORANGUFRIENDS, BANTU SATWA ERUPSI MERAPI

Selama dua hari sejak erupsi Merapi tanggal 11 Maret, tim Animal Rescue COP yang hanya beranggotakan empat orang akhirnya bertambah. Kedatangan Disma dan Dippya yang merupakan alumni COP School Batch 12 seperti suntikan energi yang menambah semangat tim. Dippya meluangkan waktunya disela-sela perkuliahan untuk ikut serta membantu hewan peliharaan kesayangan dan ternak yang terdampak erupsi Merapi. 

Setelah menyapa dan berbagi kabar sebentar, mereka langsung berbagi tugas dan berangkat bersama mencari sumber pakan hijauan. Sayangnya, setelah mengunjungi supplier pakan dan beberapa peternak lain di wilayah Yogyakarta dan Klaten, belum ada yang sanggup menyediakan pakan. Tidak patah semangat, mereka menuju Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Magelang. Setelah berdiskusi, mereka mulai menemukan titik terang. Sumber pakan hijauan di daerah Borobudur yang tersedia. 

Hari beranjak sore, kabar baik ini segera tim sampaikan ke sekretaris desa Krinjing. Teknis penyaluran pakan untuk lebih dari seribu ekor ternak harus bisa berjalan dengan baik. Sapi-sapi yang tidak nafsu makan membutuhkan bantuan pakan segar menjadi prioritas sebelum kelaparan atau jatuh sakit. Pemilik mereka menyampaikan ketidaksanggupannya mencari sendiri pakan di luar daerahnya. Setelah menyepakati teknis penyaluran pakan dengan pihak desa, tim Animal Rescue akhirnya bisa kembali dengan tenang dan beristirahat malam ini. Besok masih butuh energi lebih lagi. (NAD)

MERAPI ERUPSI LAGI, RELAWAN ORANGUFRIENDS BERGEGAS KE LOKASI

Sabtu (11/03) siang, masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dikejutkan dengan rangkaian erupsi gunung Merapi yang terjadi. Hingga sore hari, awan panas masih membumbung tinggi dan hujan abu mewarnai langit kelabu hingga mencapai wilayah Boyolali, Magelang, dan sekitarnya. Dikatakan oleh Agus Budi, kepala Balai Penyidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada pers daring yang digelar sore harinya, erupsi kali ini tergolong efusif yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran (CNN Indonesia). Awan panas guguran yang terjadi disebabkan oleh runtuhnya kubah lava di sebelah Barat Daya. Sementara aliran lava meluncur dengan jarak 1.500 meter ke Barat Daya. Ia melanjutkan dengan himbauan agar warga menjauhi daerah bahaya sepanjang 7 km dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Menindaklanjuti erupsi tersebut, tim Animal Rescue COP yang terdiri dari Orangufriends (relawan COP) bergegas mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan peninjauan ke daerah Krinjing, salah satu lokasi terdampak erupsi. “Saat ini kita lagi persiapan. Ini ada goggle, masker, helm, handuk, dan senter,” ujar Daeng, relawan Orangufriends yang juga merupakan alumni COP School batch 12. Ia dan Zain, salah seorang Orangufriends lainnya yang turut bersiap di Camp APE Warrior COP telah berpengalaman dalam menghadapi situasi bencana dan beberapa kali melakukan penyelamatan satwa. Tidak lama berselang, mereka bersama dua orang tim COP pun berangkat menuju lokasi. Sesampainya di sana, mereka langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kapolres Magelang untuk sementara mendapatkan informasi bahwa hingga saat ini belum ada instruksi agar warga mengungsi.

Tim Animal Rescue pun melanjutkan peninjauan lokasi. Daeng dan Zain melaporkan bahwa di lokasi tersebut, dampak yang paling dirasakan yaitu sektor pertanian dan peternakan. Mereka berjalan menyusuri lahan pertanian yang tertutup abu, menyaksikan pemandangan sayuran yang hancur dan busuk. Rumput-rumputan yang biasa diambil untuk pakan ternak pun tertutup abu dan rusak. Pak Subur, salah seorang warga yang ditemui tim mengatakan bahwa warga mulai kebingungan mencari rumput pakan ternak untuk keesokan hari. Beberapa warga pemilik ternak terpaksa turun ke daerah lain seperti Talun untuk mencari pakan. “Untuk ternak, mayoritas masyarakat memelihara sapi. Pada dusun Trono yang terdampak terdapat sekitar 150 kepala keluarga. Rata-rata satu keluarga bisa memelihara dua hingga tiga ekor sapi,” Desita, salah seorang staff COP yang turut serta mengikuti relawan tim Animal Rescue melaporkan keadaan lapangan.

Setelah meninjau lokasi dan menghimpun informasi, tim Animal Rescue pun berdiskusi dan menetapkan langkah yang akan dilakukan menindaklanjuti dampak khususnya terhadap satwa ternak di lokasi. Mereka berencana untuk berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat dan juga kepala dusun untuk menginisiasi bantuan pakan satwa ternak. Dalam beberapa kasus bencana, relawan Orangufriends memang turut aktif berperan membantu penyelamatan satwa oleh tim Animal Rescue COP. Seperti saat erupsi Gunung Semeru pada bulan Desember lalu, atau saat terjadi gempa Cianjur pada bulan November. Tidak hanya menyelamatkan satwa ternak warga dan membantu memberi pakan, dalam kejadian-kejadian bencana mereka juga biasa melakukan feeding pada satwa-satwa liar yang turut terdampak bencana. Tanpa bantuan relawan Orangufriends, tim Animal Rescue tentu akan menghadapi lebih banyak tantangan pada saat bertugas. Terima kasih relawan Orangufriends! (NAD)