Dulu… dia hanya bisa menangis saja saat diajak ke sekolah hutan. Bayi Popi yang masuk ke pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo ini terlihat rapuh dengan gigi yang masih belum tumbuh. Sekarang, dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri di sekolah hutan.
Di sekolah hutan, Popi memang masih sesukanya sendiri. Popi bermain-main di tanah, menjatuh-jatuhkan dirinya atau menggigit-gigiti kulit pohon pilihannya. Di sekolah hutan, dia bebas mengekspresikan dirinya. “Kalau sedang asik bermain, Popi tidak akan peduli dengan animal keeper lagi. Bahkan kalau dia diganggu, dia akan langsung menggigit.”, ujar Wety Rupiana, baby sitter yang mengasuh Popi. Popi juga sangat lincah sekali di sekolah hutan, naik turun pohon bukanlah hal yang menakutkan lagi baginya.
Bayi orangutan akan berkembang dengan sangat cepat. Lalu apa pendapat baby sitter Popi? “Bagi saya, Popi sudah tidak menggemaskan lagi. Wajah layunya sangat menipu.” jawab Wety. Okay, jangan menilai orangutan dari wajah dan tubuhnya yang kecil ya. Lalu? “Popi sudah berani menghadapi Owi. Iya Owi, bayi orangutan yang paling besar di kelas sekolah hutan.”, jelas Wety lagi.
Terimakasih yang telah mengadopsi Popi dimana pun kamu berada. 15 bulan sudah usia Popi. Popi akan pindah ke kandang sosialisasi. Jangan lupa beri hadiah Natal dan Tahun Baru untuk nya ya lewat tautan http://www.orangutan.id/adopt/#4 (WET).