Uncategorized

SURABAYA ZOO STOP ANIMAL SHOW

Centre for Orangutan Protection applaud the decision of the Surabaya Zoo for no longer use orangutans for entertainment show. Thanks to the Orangufriends Network and our allies such as Animals Indonesia, OIC and JAAN for campaigning against this cruelty. #orangutanbukanmainan. Please follow this link for more detailed information.

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/07/18/nrodmx-kebun-binatang-surabaya-hapus-pertunjukan-orangutan

COP’S CAMPUS IS INAUGURATED

A new COP office complex in Yogya has recently been officially opened by Hardi Baktiantoro, Principal of the COP. The complex stands on 1200 square meters of land and it is planned to be used as the base for the APE Warrior team environmental education. At the moment, one building has been constructed, a wooden house in the Javanese style which is commonly referred to as Limasan. Uniquely the materials used in the construction of the house were almost entirely scrap material. Once inaugurated, this complex will be used for the COP school education program “animal activism”. The first building will be used as a classroom and the land around it will become grounds for camping.

Marked by the eruption of Mount Merapi, the COP with APE Warrior, have been formally located in Yogya since 2010,. The previous team, which was based in Jakarta and named The Mobile Education Unit, was then sent to Yogya and changed its name to APE Warrior and grew to spread fear amongst illegal wildlife traders. Since 2012, the COP has aligned itself with The Ministry of Forests and the Indonesian police to undertake 11 raids in which 146 protected wild animals have been rescued. At least 14 people have been interrogated and 8 amongst them have been imprisoned.  There is no doubt that the COP is one of the most effective groups in fighting the illegal wildlife trade in Indonesia.  Wildlife trading causes unnecessary suffering for the animals involved. This team are also effective in campaigning and raising public support.

 

KAMPUS COP DIRESMIKAN

Kompleks baru perkantoran COP di Yogya baru saja diresmikan penggunaannya oleh Hardi Baktiantoro, Principal COP. Kompleks yang berdiri di atas lahan seluas 1200 meter persegi tersebut rencananya akan digunakan sebagai pangkalan tim APE Warrior dan wahana pendidikan lingkungan hidup. Saat ini baru 1 bangunan yang sudah berdiri, sebuah rumah kayu dengan arsitektur Jawa yang biasa disebut degan Limasan. Uniknya, material yang digunakannya, hampir seluruhnya menggunakan bahan bekas. Begitu diresmikan, kompleks ini langsung digunakan untuk program pendidikan “animal activism” COP School. Bangunan utama digunakan sebagai ruang kelas dan tanah disekitarnya dijadikan lahan perkemahan.

COP dengan tim APE Warrior- nya hadir secara resmi di Yogya pada tahun 2010, ditandai dengan meletusnya Gunung Merapi. Tim yang sebelumnya bernama Mobile Education Unit, yang berpangkalan di Jakarta itu segera dikirim ke Yogya dan diganti namanya. APE Warrior tumbuh menjadi hantu bagi para pelaku perdagangan illegal satwa liar. Sejak tahun 2012, COP bersekutu dengan Kementerian Kehutanan dan Kepolisian Indonesia telah melaksanakan 11 kali operasi penggerebekan. 146 satwa liar langka yang yang dilindungi berhasil diselamatkan. Setidaknya 14 orang diinterigasi dan 8 diantaranya telah dipenjara. Tidak diragukan lagi COP adalah salah satu kelompok paling efektif dalam memerangi perdagangan satwa liar di Indonesia. Perdagangan menyebabkan penderitaan yang tak perlu pada satwa liar. Tim ini juga menjalankan perannya dengan baik sebagai lengan kampanye dan penggalangan dukungan publik.

COP SCHOOL BATCH #5 BERLANGSUNG

35 anak muda dari berbagai daerah di Indonesia telah tiba di kawasan Kampus COP di Yogya. Mereka telah lolos seleksi, mengalahkan 85 orang lainnya yang melamar program COP School Batch #5. Program pendidikan ini berlangsung selama 5 hari di Yogya dan 6 bulan penugasan di daerah masing – masing.

COP School diampu oleh para praktisi konservasi seperti Panut Hadisiswoyo (OIC), Jamartin Sihite (BOSF) dan Hardi Baktiantoro (COP). Pada Batch #5 tahun ini, International Fund for Animal Welfare menerjunkan 2 orang staffnya, Jennifer Gardner dan May Felix untuk menjadi pelatih.

Para siswa dan alumni COP School adalah energi segar untuk upaya perlindungan satwa liar di Indonesia. Selepas dari program ini, mereka membantu COP dan berbagai proyek konservasi di Indonesia. COP School telah diikuti oleh 170 anak muda. Selain dari Indonesia, beberapa siswa berasal dari Australia, Korea dan Malaysia.

Yippee, fruit season is coming

Our decision to move all orangutans from our temporary shelter to new centre on April 2015 was right. The fruit season is coming now in Labanan forest, so the orangutans can adapt better to new environment. They may  try various wild fruit while forest school or we can buy it from locals for those who still have to sit the cages like Ambon and Debbie.

 

Keputusan kita untuk memindahkan orangutan dari penampungan sementara ke pusat rehab baru pada bulan April 2015 adalah tepat. Musim buah sedang datang dengan demikian orangutan bisa beradaptasi dengan lebih di lingkungan baru. Mereka boleh mencoba beragam jenis buah liar selama sekolah hutan atau kami membelinya dari masyarakat setempat untuk diberikan pada orangutan yang masih harus duduk di kandang seperti Ambon dan Debbie.

HEALING TRAUMA

Most of rescued orangutans are suffering from mental problem. They badly traumatised by the bad treatment from owners or being chased by hunters and dogs. We need to develop their trust to human. We have to threat them nicely, from the button of our heart. Thanks to the baby sitter and technician who treat them like their own children.

This is Novi. We rescued him 3 months ago. Apparently, he is recovered already. He climb the trees, making the nest in canopy and harvesting fruit. Thank you for supporting our work to help Novi and many orphaned orangutans. Lets make second chance for him to be free orangutan in the wild.

Sebagian besar dari orangutan yang kami selamatkan menderita gangguan mental. Mereka sangat trauma karena diperlakukan buruk oleh pemilikinya, atau dikejar pemburu dan anjing- anjingnya. Kita perlu membangun rasa percayanya ke manusia. Kita harus memperlakukan mereka dengan manis, dari dasar hati. Terima kasih kepada para perawat bayi orangutan dan teknisi yang telah memperlakukan mereka seperti anak – anak mereka sendiri.

Ini adalah Novi. Kami menyelamatkannya kira – kira 3 bulan lalu. Nampaknya dia sudah pulih. Dia memanjat pohon, membuat sarang di puncak dan memanen buah – buahan liar. Terima kasih telah mendukung kerja kami untuk menolong Novi dan banyak lagi orangutan yatim piatu. mari membuat kesempatan kedua baginya untuk menjadi orangutan bebas di alam liar.

FROM TOILET TO FOREST

A month ago, we rescued Unyil from a toilet. He has been living there for years, maybe about 5 years. He is now in our forest school. As an urban orangutan, he do not know how to climb a tree, even how eat banana. When he put him on a small tree, he just huge it and started to cry. We even have to make a plat form to put him in the canopy so he can sit and watch how his friends playing, nesting and find food. Yes, he have to learn hard to be a real orangutan.

Orangutan rehabilitation is a long process. It changes many orang-utan’s life. Please help him back to wild.

 

Sebulan yang lalu, kami menyelematkan Unyil dari sebuah toilet. Dia telah tinggal di sana selama beberapa tahun, mungkin sekitar 5 tahunan. Kini dia berada di sekolah hutan kami. Sebagai orangutan “kota”, dia tidka tahu bagaimana memanjat pohon, bahkan bagaimana memakan pisang saja tidak bisa. Ketika kami meletakkannya di pohon kecil, dia hanya memeluk pohon itu dan mulai menangis. Kami bahkan harus membuatkannya semacam panggung agar dia bisa duduk di kanopi dan memperhatikan teman – temannya bermain, bersarang dan menemukan makanan. Ya, kami dia harus belajar keras menjadi orangutan liar.

Rehabilitasi orangutan adalah proses yang panjang. Ia mengubah hidup orangutan, Bantulah kami mengembalikannya ke alam bebas.

 

 

 

 

 

LAW ENFORCEMENT OPERATION IN LABANAN RESEARCH FOREST

Centre for Orangutan Protection applaud the Ministry of Environment and Forestry for enforcing the law to protect Labanan Research Forest. Illegal logging is the main threat to the forest where we run our rehabilitation program. 5 people arrested in an operation recently alongside with 1 truck and 3 motorbikes. The SPORC Forest Rangers also confiscated 7 cubics of timber. Our team also burnt the logger’s camp.

Warning billboard

To reduce the demand for wildlife, the Ministry of Forestry and COP set the warning billboards in several bird markets in Central Java. Java still the main market for wildlife. COP assist the Ministry to enforce the law. Our team conducted 5 raids. 5 people jailed and at least 100 animals saved. Guna mengurangi permintaan satwa liar, Kemenhut dan COP memasang papan – papa pengumunan di pasar – pasar burung di Jawa Tengah. Jawa masih merupakan pasar utama untuk satwa liar. COP membantu Kemenhut untuk menegakkan hukum. Tim kami telah melaksanakan 5 kali operasi. 5 orang telah dipenjara dan setidaknya 100 satwa dilindungi telah diselamatkan.

YOUR RESCUE TEAMS NEED NEW TIRES

Your rescue teams: The APE Crusader and The APE Defender need new tires. The existing ones are to tired, need replacement urgently. We need 5 tires for each truck. The price for each tire is about 250 dollar in North Borneo. So we need at least 2500 dollar.

The APE Crusader is designated for secret operation. They traveling around Borneo to investigate and document crimes against orangutans and its habitat. Together with Authorities, they do legal investigation to companies that allegedly endanger wildlife. Whenever needed, they also rescue orangutans. The APE Defender is designated to work openly. They run our rescue and rehab centre: COP Borneo in Labanan Forest. They assist authorities to secure conservation areas and educate local communities. Most of their work are in OFF OFF AND UNMAPPED ROAD.

The tires for them is key factor to rescue orangutans. Please hit the donation button on our website:

http://www.orangutan.id/what-you-can-do/

or Facebook Page:

https://www.facebook.com/saveordelete/app_117708921611213

Thank you.

 

Tim rescue anda: APE Crusader dan APE Defender membutuh ban – ban baru. Yang ada sekarang ini sudah terlalu capek, butuh penggantian segera. Kami membutuhkan 5 ban untuk setiap truk. Harganya 250 dolar per buah di Kalimantan. Jadi kami membutuhkan 2500 dollar.

Tim APE Crusader dirancang untuk operasi rahasia. Mereka menjelajah Kalimantan untuk menyelidiki dan mendokumentasikan kejahatan terhadap orangutan dan habitatnya. Bersama dengan otoritas kami melakukan investigasi legal pada perusahaan – perusahaan yang membahayakan orangutan. Manakala dibutuhkan, kami juga menyelematkan orangutan. Tim APE Defender dirancang untuk bekerja secara terbuka. Mereka menjalankan Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan: COP Borneo di hutan Labanan. Mereka mendampingi otoritas mengamankan kawasan konservasi dan mendidik masyarakat setempat. Sebagian besar kerja mereka dilakukan di kawasan tak terpetakan dan jalanan di luar jalur. BAN BAGI MEREKA ADALAH FAKTOR KUNCI UNTUK MENYELAMATKAN ORANGUTAN. Langsung saja ke tombol donasi di website kami atau Facebook Page. Terima kasih.

 

 

 

 

SELAMAT HARI KARTINI

Tahukah anda bahwa salah satu dari tiga pendiri pertama COP adalah seorang wanita? Tahukah anda bahwa posisi – posisi kunci di COP dipegang oleh para wanita? Tahukah anda bahwa 80% aktivist COP adalah wanita? Bisa dikata, COP adalah organisasi yang digerakkan oleh para wanita. COP adalah lingkungan yang memandang kesetaraan gender. Kartini pasti tersenyum bangga menyaksikan para wanita Indonesia bangkit untuk membela Ibu Bumi.