Dulunya sih hutan, tak ada orang yang tinggal di sana. Tapi itu dulu. Jumlah penduduk bertambah, kampung semakin besar, pendatang pun semakin banyak seiring berkembangnya kabupaten Berau, dan kabupaten lainnya di Kalimantan Timur. Habitat satwa liar khususnya orangutan semakin terdesak. Kondisi hutan sebagai tempat tinggal dan mencari makannya pun semakin sulit. Kehadiran satwa liar di kehidupan manusia semakin sering terjadi. Pengkayaan tanaman hutan menjadi solusi.
Tim APE Crusader untuk kedua kalinya dalam tahun 2023 melakukan penanaman dan melakukan tambal sulam terhadap tanaman yang tidak berhasil sebelumnya. Kali ini bibit nangka, rambutan, durian dan jambu air degan melibatkan Kelompok Tani Makmur Jaya, Kampung Sidobangen, Kecamatan Kelay melakukan penanaman di batas kampung dan kawasan berhutan. Tentu saja dengan harapan, satwa liar tak perlu masuk lebih jauh ke pemukiman maupun ladang.
“Akhir tahun ini kami menanam 500 bibit dan menanam kembali bibit yang mati sebanyak 85 titik. Ada 4 jalur tanam, di setiap jalur ada 250 tanaman, dengan jarak tanam 5 m. Kurang lebih sepanjang 1,25 km per jalur, semoga musim yang baik untuk menanam ini menambah kemampuan bibit bertahan hidup, tanpa takut kekeringan”, kata APE Crusader COP.
Centre for Orangutan Protection telah melepasliarkan kembali 10 orangutan di Hutan Lindung Sungai Lesan yang berdekatan dengan Kampung Sidobangen ini. Dari data laporan masyarakat dan penilaian singkat tim ke lapangan setiap kali ada konflik, APE Crusader mendapati orangutan yang mencari makan di kebun warga terutama pada masa paceklik buah di hutan. “Untungnya, masyarakat sangat peduli dan sangat menyadari resiko hidup berbatasan dengan satwa liar”.