September 2022

PASANGAN SEMPUR HUJAN TERCIDUK APE GUARDIAN

Akhir bulan Agustus yang lalu, APE Guardian menyisir dan patroli malam di sekitar kawasan Sungai Hagar dan pulau pra-pelepasliaran. Patroli tersebut bertujuan untuk menyisir dan mencari hewan-hewan malam yang berada di sekitar kawasan tersebut. Terutama karena laporan ranger dan warga yang melihat kukang di dalam pulau pra pelepasliaran Dalwood Wylie.

Tanda-tanda keberadaan kukang memang belum teramati oleh tim APE Guardian. Burung-burung diurnal banyak teramati sedang tidur pulas di ranting-ranting pohon. Salah satu yang menarik adalah pasangan sempur hujan yang tidur pulas berduaan di atas ranting yang menjulur ke arah sungai.

Sempur Hujan Sungai (Cymbirynchus macrorynchos), jenis ini banyak ditemu sepanjang sungai di Kawasan Pelepasliaran Busang. Seperti namanya sempur hujan sungai hidup sangat dekat dengan sungai. Burung ini hidup dari memakan serangga dan invertebrata air. Oleh sebab itu burung ini biasanya memilih tempat bertengger ataupun tempat membuat sarang tak jauh dari sungai. Janis ini sering ditemukan berpasangan maupun dalam kelompok kecil. Biasanya pasangan burung akan membangun sarang menggantung di dekat sudangai dari ranting, dedaunan dan tanaman rambat. Biasanya jenis ini mememulai aktivitas kawin dan membangun sarang pada bulan-bulan musim kering. Selama proses pembuatan sarang jantan dan betina saling bekerja sama sampai selesai terbentuk.

Walaupun merupakan jenis yang masih dibilang cukup umum dan banyak, namun perubahan habitat besar-besaran dan kerusakan daerah aliran sungai terutama pada vegetasi riparian dapat membuat populasi burung ini terancam. Tim APE Guardian berharap dengan kehadiran COP di kawasan pelepasliaran Busang ini dapat ikut serta melesatarikan orangutan dan hewan-hewan di dalamnya termasuk burung sempur hujan sungai ini. (EKO_COP Academy)

ORANGUTAN MEMO ANOREKSIA

Orangutan Memo kembali anoreksia alias mengalami penurunan nafsu makan. Seperti biasanya gejala ini diikuti dengan pergerakan yang pasif, tidak ada defikasi (buang air besar). Tentu saja tim medis BORA (Bornean Orangutan Rescue Alliance) langsung bertindak dengan segala cara agar Memo mau makan. Mulai dari pilihan makanan yang biasanya disukainya sampai menungguin Memo makan. Tapi Memo bukanlah orangutan yang suka dengan keberadaan manusia. Lagi-lagi tim hanya bisa mengamati Memo dari kejauhan.

“Memo memang sering mengalami kondisi seperti ini. Kami sering mendapati Memo hanya diam saja di hammocknya. Sesekali menoleh ketika dipanggil, tapi juga sering mengabaikan panggilan itu. Beberapa kali dengan kondisi seperti itu, kami menjumpai darah di lantai kandang. Mungkin itu saatnya dia menstruasi”, ujar Yudiar Ardianto.

Memo terlihat semakin lemas dan pucat. Tim memberikan rekayasa pakan dengan memberikan buah yang ditambah madu, beberapa buah juga dicampur vitamin agar kondisi Memo dapat bertahan. Secara berkala perawat satwa patroli ke kandangnya dan melaporkan kondisi Memo. Tiga hari setelah kondisi yang sangat memprihatinkan ini, orangutan Memo mulai bergerak dari hammock, nafsu makan mulai kembali namun masih belum ditemukan kotorannya. Semoga Memo cepat kembali pulih dan beraktivitas kembali. (YUD)