Bayi-bayi orangutan di Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) terkena dampak Pandemik Covid-19. Mereka terpaksa menjalani hari-harinya hanya dengan berada di dalam kandang. Penerapan protokol kesehatan masih terus dilaksanakan untuk mencegah virus sampai ke orangutan yang berada di pusat rehabilitasi orangutan.
Sekolah hutan diagendakan satu kali dalam seminggu setelah melalui evaluasi panjang. Keputusan ini berlaku mulai pertengahan bulan November 2020. Ini menjadi jalan tengah, pembatasan para perawat satwa untuk tidak terlalu dekat dengan dan berinteraksi dengan orangutan namun juga memberi kesempatan orangutan untuk tidak melupakan aktivitas sekolah hutan dan merasa nyaman di kandang saja. “Kami sangat hati-hati sekali dalam bertindak. Kita berbagi DNA yang nyaris 100% sama dengan orangutan. Bisa saling menularkan dan berakibat vatal.”, ujar Widi Nursanti, manajer BORA yang berada di Berau, Kalimantan Timur.
Orangutan yang merasa bosan di dalam kandang biasanya menjadikan hammock (tempat tidur gantung) sasaran dijadikan mainan atau tempat gelantungan. Walaupun sering diberi berbagai macam varian enrichment oleh perawat satwa, tetap saja masih tidak sebebas di sekolah hutan. “Hammock sesaat saja rusak saat mereka menjadikannya mainan dan tempat bergelantung. Kami sudah kehabisan bahan baku yang biasanya kami dapat dari dinas pemadam kebakaran. Jadinya tambal sulam nih.”, ujar Linau, kordinator perawat satwa BORA.
Saat ini, surat permohonan selang bekas pemadam kebakaran belum ada jawaban. Kami berharap bisa membeli selang pemadam kebakaran. Kami menerima donasi baik berbentuk selang pemadam kebakaran atau bisa melalui kitabisa.com Semoga pandemi cepat berlalu dan sekolah hutan dapat kembali normal. (NAU)