GUSI BERUANG MADU FICO INFEKSI KARENA TARING YANG DIPOTONG

Gigi taringnya pernah dipotong. Gigi tersebut sekarang pecah dan gusinya radang. Fico, beruang madu  (Helarctos malayanus) yang dievakuasi dari Waterpark Sumerkar (WPS) Sumenep terlihat selalu menggaruk moncongnya. Dia tampak tak nyaman dengan mulutnya. Infeksi sudah menjalar, semua berawal dari gigi taring yang dipotong. 

Jumat pagi, tim medis Wildlife Rescue Center (WRC) Jogja dan Gembiraloka Zoo melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh pada satwa yang baru saja dievakuasi dari pulau Madura. Pemeriksaan ini akan menjadi dasar keduanya diterbangkan kembali ke habitatnya yaitu pulau Kalimantan. Pemeriksaan yang memakan waktu 3 jam ini meninggalkan kesedihan yang luar biasa. Penderitaan Fico tergambar dari hasil pemeriksaan fisiknya.

Menurut informasi, Fico sudah di WPS sejak 2017. Ada dua beruang madu saat itu dan ditempakan dalam satu kandang. Keduanya sering berkelahi. Tidak diketahui keberadaan beruang madu yang satunya. Sejak bulan Desember 2021, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memutuskan untuk menarik seluruh satwa dilindungi yang berada di Waterpark Sumerkar ini. Untuk satwa Orangutan dan Beruang Madu akan menjadi tanggung jawab BKSDA Kaltim. Centre for Orangutan Protection sebagai mitra siap membantu dari proses evakuasi hingga rehabilitasi orangutan. Sementara beruang madu rencananya akan masuk ke BOSF. 

Evakuasi, pemeriksaan kesehatan, biaya kargo dan rehabilitasi hingga pelepasliaran adalah tahapan-tahapan yang berbiaya tinggi sebuah konservasi. “COP menghimbau siapapun untuk lebih bijak dalam memutuskan satwa peliharaannya sekalipun itu rencana menjadi Lembaga Konservasi. Agar tidak ada Fico lagi yang harus menderita karena untuk memudahkan pemeliharaan maka dilakukanlah pemotongan gigi taring. Ini sangat memprihatinkan”, tegas Satria Wardhana, kapten APE Warrior COP yang memimpin evakuasi kedua satwa dilindungi Indonesia. Hingga saat ini, tim medis belum memutuskan akan melakukan tindakan apa. Rencananya, gigi taring beruang Fico akan dicabut.

TIGA ORANGUTAN LIAR DI PERDAU TERLIHAT ACUH

04.35 WITA tim APE Crusader telah tiba di Simpang Perdau. Video orangutan di tengah jalan yang diberi buah para pengguna jalan Bengalon – Wahau, Kalimantan Timur pada tanggal 8 Maret lalu menjadi perhatian pecinta orangutan. “Senang sekali, tim rescue BKSDA Kaltim sedang meluncur ke lokasi juga. Semoga saja kita semua beruntung bisa memberikan kesempatan kedua untuknya hidup di hutan. Kemungkinan memang harus ditranslokasi mengingat hutan di sekitar sini sudah beralih fungsi”, ujar Arif Hadiwijaya, kapten APE Crusader COP.

Tim menjumpai bekas pakan berupa kupasan kulit pohon. Orangutan liar biasanya memang bertahan hidup dengan memakan dedaunan dan kulit pohon ketika musim buah hutan berakhir. “Tapi kalau melihat kondisi hutan atau tepatnya vegetasi yang tersisa, pastinya sulit untuk orangutan bertahan. Orangutan pasti akan keluar dari hutan dan mencari pakan”.

Tim juga menemukan beberapa sarang lama dan 3 sarang baru. Pada pukul 10.21 WITA dua individu orangutan berada di semak belukar. Dua individu ini adalah anak dan induknya. Induknya terlihat sangat waspada, karena memang insting induk yang melindungi anaknya secara alamiah muncul.

Yang mengejutkan lagi, tim juga bertemu dengan 1 orangutan remaja. Tepat pukul 15.30 WITA dimana biasanya orangutan liar mulai mencari tempat untuk tidur malamnya. Orangutan ini dengan acuhnya menyeberang jalan lalu naik ke atas pohon. 

“Apakah tiga orangutan ini juga bingung dengan kondisi rumahnya yang sedang beralih fungsi untuk tambang batubara? Keesokan harinya, tim akan kembali mencari keberadaan Orangutan Sumbing yang cukup mengkawatirkan ini. Tim mulai menyusun prioritas jika harus mememindahkan orangutan-orangutan tersebut. Benarkah tambang menjadi ancaman bagi orangutan?”, tutup Arif.

APE CRUSADER MELUNCUR UNTUK SELAMATKAN ORANGUTAN SUMBING

Kembali muncul video orangutan berada di tengah jalan. Kali ini, orangutan terlihat sangat menyedihkan, bingung dan seperti meminta pertolongan. Beberapa orang pengguna jalan Poros Bengalon – Wahau memberanikan diri untuk barhenti dan memberi makanan. Beberapa timun tampak di sekitar orangutan jantan itu. Terlihat jelas, mulutnya yang sudah tidak sempurna.

Video itu pun menjadi viral di dunia maya. Orangutan mengunyah buah yang diberikan dan terlihat kesulitan. Orang-orang semakin kasihan. Mereka berusaha memberikan minum di botol kemasan sekali pakai. Orangutan itu pun minum, seolah-olah tak pernah bertemu air minum. “Kondisi yang sangat memprihatinkan. tim APE Crusader COP akan berangkat malam ini juga. Semoga Orangutan tersebut baik-baik saja. Dilema memang, kami menghimbau untuk tidak memberi makanan pada orangutan tersebut. Namun kondisinya sangat memprihatinkan. Tapi ini juga tidak baik buatnya. Ini seperti mengajarkan orangutan untuk terus menjadi pengemis. Selain itu juga kekawatiran makanan yang diberikan pada orangutan tidak sesuai. Dan yang paling mengkawatirkan, ada serangan dari orangutan ke manusia. Bagaimana pun orangutan adalah satwa liar”, kata Arif Hadiwijaya, kapten APE Crusader COP. 

Tak lama kemudian muncul lagi video orangutan tersebut diberi buah naga. “Orangutan adalah pemakan segalanya, namun lebih banyak buah-buahan, daun-daunan, bunga, kulit pohon, madu bahkan serangga yang banyak tersedia di hutan. Alih fungsi hutan menjadikan hutan tersebut miskin. Itulah yang menyebabkan orangutan bahkan satwa liar lainnya mulai keluar dari hutan. Orangutan yang kembali viral ini, adalah orangutan yang pernah kami jumpai juga. Melihat ciri-ciri bagian mulutnya yang keroak, kami bisa langsung mengenalinya. Dalam video tersebut terdapat orang yang memberi es krim padanya. Mohon, untuk tidak memberi makanan pada orangutan. Ini akan semakin mempersulit kerja konservasi selanjutnya”, tambah Arif lagi.

Diperkirakan, tim APE Crusader akan tiba di lokasi sebelum matahari terbit. “Kami mengejar matahari terbit. Mengingat kebiasaan orangutan liar, akan bangun pagi dan meninggalkan sarang tidurnya di pagi hari. Pergerakan orangutan akan memudahkan tim mencari keberadaan Orangutan Sumbing ini. Doakan kami ya”.