JAINUL TERPAKSA MENIKMATI SUSU FORMULA

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Sayangnya, orangutan bernama Jainul ini harus kehilangan induknya sejak setahun yang lalu. Jainul dipelihara warga Kutai Timur, Kaltim. Kini Jainul berada di Bornean Orangutan Rescue Alliance, Berau, Kalimantan Timur. Pusat Rehabilitasi Orangutan ini sudah berjalan selama enam tahun lebih. Saat ini ada 24 orangutan yang berada di BORA.

Ada 17 orangutan yang setiap harinya, dua kali sehari minum susu. Kedelapan belas orangutan tersebut adalah anak-anak orangutan yang tak cukup beruntung. Induk orangutan bukan lah induk yang akan dengan sukarela menyerahkan bayinya pada manusia. Induk orangutan adalah induk yang akan dengan gigih mempertahankan anaknya. Orangutan kecil yang tiba di pusat rehabilitasi, dapat dipastikan kehilangan induknya, dan kemungkinan besar induknya mati.

Apakah hal ini akan terus berlangsung? Orangutan bukan hama. Jika kamu melihat orangutan di alam, biarkan saja. Jangan diberi makan apalagi diburu. Kenapa jangan diberi makan? Orangutan punya lebih dari 600 jenis tumbuhan yang merupakan pakan di habitatnya. Dari beragam makanannya ini, dia menjadi agen penyebaran sebagian biji-bijian tersebut yang bisa memperkaya hutan tersebut. Jangan diburu, orangutan tidak akan menganggu, dia hanya berusaha bertahan hidup.

Untuk kamu yang ingin membantu orangutan di pusat rehabilitasi, bisa menyalurkan donasi lewat kitabisa.com Kami akan dengan senang menerimanya. Untuk dua gelas susu setiap harinya, itu sangat berarti.

WORLD HEPATITIS DAY 2021

Peneliti peraih Nobel, Dr Baruch Blumberg, tanggal kelahirannya dipilih untuk memperingati Hari Hepatitis Seduani. Dia adalah yang menemukan virus Hepatitis B (HBV) dan menciptakan tes diagnostik dan caksin untuk virus tersebut. Peringatan setiap tanggal 28 Juli untuk meningkatkan kesadaran dan pengertian tentang virus hepatitis sebagai prioritas global dengan tema tahun ini “Hepatitis tidak bisa menunggu”.

Hepatitis artinya terjadi kondisi peradangan pada hati, yang seringkali disebabkan oleh infeksi virus, ada juga beberapa kemungkinan lain penyebab termasuk autoimun dan hepatitis sebagai akibat sekunder dari pengibatan, obat, toxin dan lain-lain. Pada manusia, ada lima jenis virus hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis B dan C adalah yang paling sering menjangkiti yang dapat mengakibatkan 1,1 juta kematian dan 3 juta infeksi baru per tahun.

Di orangutan, sebagai spesies primata yang mempunyai kemiripan perkembangan dengan manusia diketahui juga mempunyai kemungkinan terinfeksi oleh sejenis hepadnavirus yang berbeda dari Hepatitis B di manusia, tetapi masih berhubungan. Pada beberapa kasus yang diamati oleh para peneliti, tes laboratorium tidak menunjukkan bukti penyakit hepatitis yang nyata pada hewan terinveksi dengan OHV (Orangutan Hepadnavidrus).

Hepatitis B manusia, juga dikawatirkan akan dapat menjangkiti orangutan, eiring dengan makin intnsifnya kontak manusia hewan, terutama pada orangutan-orangutan yang dipelihara sebagai pet, yang di-kandang-kan dengan kandang sempit dan dengan sanitasi hygiene buruk serta mengalami kontak yang erat dengan manusia penderita hepatitis B. Dengan kondisi inilah, kemudian pada proses rehabilitasi orangutan di Indonesia dilakukan pemeriksaan terhadap hepatitis B manusia walaupun secara klinis belum pernah dilaporkan.

Perubahan sosial dan ekologi yang berkaitan dengan penyebaran populasi manusia serta perubahan lingkungan dan globalisasi dapat berimplikasi pada kemunculan penyakit yang dapat bertransmisi dari hewan ke manusia dan sebaliknya dan pastinya pada setiap era kehidupan manusia akan selalu disertai kemunculan penyakit baru seiring dengan perkembangan dunia yang semakin pesat. Menempatkan satwa liar tetap pada habitat aslinya dan melestarikan kehidupan ekologi dan lingkungan akan serta merta melindungi satwa liar termasuk orangutan dan manusia ari penyakit-penyakit yang berkembang di antaranya. (DTK)

RAMBUT AMBON DIHIASI SISA KEDONDONG

Ambon merupakan individu orangutan tertua dan terbesar di pusat rehabilitasi orangutan Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA). Individu jantan dengan usia 27 tahun ini memiliki berat badan kurang lebih 120 kg. Ia pun memiliki rambut yang lebat. Saking lebatnya beragam sisa makanan sering tersangkut di rambutnya.

Setiap harinya Ambon diberi pakan berupa beraneka ragam jenis buah, sayur dan umbi-umbian. Pakan harian Ambon dan orangutan lainnya di BORA umumnya terdiri dari pepaya, nanas, pisang, jeruk, sirsak, salak, tomat, kedondong, bengkuang, ubi, kacang panjang, jagung, serta pakan tambahan lainnya. Namun sisa pakan yang paling sering tersangkut di rambut-rambut Ambon adalah sisa biji kedondong. Permukaan biji kedondong yang banyak mengandung serat membuatnya mudah tersangkut di antara rambut Ambon yang lebat. Walaupun begitu, nampaknya Ambon tidak peduli dengan biji-biji kedondong yang tersangkut di rambutnya. (RAF)