BELAJAR MEMBUAT ENRICHMENT UNTUK ORANGUTAN

Di bawah langit mendung sore, halaman Camp APE Warrior mendadak ramai. Puluhan peserta COP School Batch 15 tampak antusias merangkai potongan selang pemadam kebakaran bekas menjadi sesuatu yang luar biasa penting untuk orangutan yaitu hammock dan bola kotak enrichment. Kegiatan ini bukan sekedar prakarya biasa, tapi merakan sesi praktek tentang enrichment, sebuah teknik penting dalam rehabilitasi orangutan agar tetap aktif secara fisik dan mental selama di pusat rehabilitasi. Dalam dunia orangutan, hammock bukan hanya tempat istirahat, tetapi juga arena bermain, berayun, dan berlatih keseimbangan, terutama bagi bayi-bayi orangutan yang sedang tumbuh dan belajar mengenali lingkungannya.

Dengan penuh semangat, para peserta bekerja berkelompok, mengikat, dan menyusun potongan-potongan selang hingga membentuk hammock merah yang kuat dan aman. Di sisi lain, sekelompok peserta lain asik membuat bola kotak dari lilitan selang yang nantinya bisa diisi buah atau kacang-kacangan untuk mendorong perilaku mencari makan alami orangutan.

Walau tangan kotor dan peluh membasahi dahi, tawa dan obrolan hangat terus terdengar. Ada rasa bangga tersendiri ketika mereka membayangkan hammock buatan tangan mereka akan digunakan bayi orangutan sebagai tempat tidur, dan bola kotak yang ada membuat bayi orangutan penasaran dan sibuk mencari makanan yang tersembunyi di dalamnya.

Kegitan ini bukan hanya soal keterampilan teknis. Lebih dari itu, ini adalah momen penuh makna, sebuah pelajaran nyata bahwa bahkan bahan sederhana seperti selang pemadam bekas bis menjadi alat penting dalam upaya konservasi orangutan. Bagi para siswa COP School ini adalah bukti bahwa konservasi dimulai dari tangan kita sendiri, denga kreativitas, kerja sama, dan kepedulian. (DIM)

CHARLOTTE, CALON PENGHUNI BARU HUTAN LINDUNG GUNUNG BATU MESANGAT

Di sebuah pulau hutan hujan tropis yang lebat, yaitu Pulau Dalwood-Wylie yang terletak di Busang, tim APE Guardian yang merupakan bagian dari Centre for Orangutan Protection (COP) kedatangan orangutan betina dari Borneo Orangutan Rescue Alliance (BORA) bernama Charlotte.
Riwayat Charlotte bermula dari proses penyelamatan pada tahun 2021. Ia ditemukan di kolong rumah panggung dalam keadaan leher terikat. Kondisinya saat itu sangat memprihatinkan sebelum akhirnya diselamatkan oleh tim COP. Charlotte kemudian dibawa ke pusat rehabilitasi orangutan BORA di Berau. Di sana, ia mendapatkan perawatan intensif, diberi makanan bergizi, serta dipantau kesehatannya secara berkala. Selain itu, ia juga diajarkan keterampilan bertahan hidup di hutan, seperti membuat sarang, mencari makan, dan berinteraksi dengan orangutan lainnya.
Setelah melalui masa rehabilitasi selama beberapa tahun, pada awal bulan Mei Charlotte akhirnya dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran. Pulau ini merupakan tempat transisi bagi orangutan sebelum dilepasliarkan ke alam bebas. Charlotte adalah orangutan yang cerdas, ia cepat beradaptasi dengan lingkungan baru di pulau pra-pelepasliaran.
Pada pagi yang dingin, dengan langit berkabut dan dedaunan bergemuruh, saya segera mengambil kamera untuk memotret Charlotte yang sedang berayun di pohon. Selama pemantauan, Charlotte terlihat memakan berbagai jenis makanan alami yang tersedia di pulau, seperti buah ara, buah akar, buah bayur, kambium, dan daun muda. Kami juga beberapa kali melihatnya memakan bambu muda. Di luar itu, kami tetap memberinya makanan tambahan sesuai rekomendasi dokter hewan COP.
Di pulau pra-pelepasliaran, tim mencoba mengelilingi area untuk mengecek apakah Charlotte sudah mampu membuat sarang. Awalnya, tim hanya menemukan satu sarang kecil. Tiga hari kemudian, ditemukan empat sarang dengan ketinggian berbeda. Tim juga menemukan gundukan di tanah yang diduga sebagai alas tempat Charlotte duduk. Selama pemantauan, Charlotte tampak aktif berpindah dari hulu ke hilir pulau, dan sesekali muncul di depan pos monitoring.
Hingga saat ini, Charlotte terus menunjukkan perkembangan perilaku yang positif. Kini, ada dua sarang baru yang dibuat olehnya. Selain itu, Charlotte mulai lebih menyukai buah hutan yang diberikan oleh ranger dibandingkan dengan sayuran. Ia juga terlihat lebih aktif dibanding bulan sebelumnya, seakan menunjukkan bahwa dirinya siap untuk menjelajahi habitat yang lebih luas lagi. (LUT)

KISAH PENYELAMATAN ORANGUTAN ANSHAR YANG MENGGETARKAN HATI

5 Februari 2025, sebuah video pendek menyebar seperti api di media sosial. Gambar buram orangutan besar yang berjalan di tengah kawasan tambang membuat banyak orang tersentak. Di tengah landskap tambang yang gersang, kehadiran makhluk berambut itu terasa seperti seruan permintaan tolong dari alam. Orangutan, spesies yang terancam punah dan dilindungi, tak seharusnya berada di sana. Hutan yang dulu menjadi rumahnya kini berbatasan dengan perkebunan sawit dan kawasan tambang, sebuah dunia yang asing dan penuh bahaya baginya.

Melihat video tersebut, BKSDA Kaltim tak membuang waktu. Dengan sigap, tim WRU SKW II Tenggarong berangkat menyelamatkan makhluk luar biasa ini dari nasib tak pasti. Tim bertemu dengan warga setempat yang pertama kali merekam video viral itu. “Dia muncul di pagi hari, biasanya sendirian”, ujar salah seorang warga dengan mata penuh kekhawatiran. Dari cerita mereka, tim tahu bahwa orangutan ini bukan tamu biasa. Ia adalah individual jantan besar, mungkin tersesat atau terdesak dari habitat aslinya oleh perluasan tambang dan kebun sawit. Ditambah lagi informasi penampakan orangutan tersebut sedang memakan umbut sawit di dekat hutan karet, sebuah tanda bahwa ia berjuang mencari makanan di lingkungan yang tak ramah.

Hutan karet yang lebat dengan tanah basah menyambut mereka, namun tak menghentikan kesigapan tim untuk menyelamatkan orangutan tersebut. Di antara pepohonan, orangutan jantan perkasa dengan bobot lebih dari 70 kg membuat tim terkagum-kagum, tapi bukan saatnya. Orangutan adalah satwa cerdas dan kuat, menyelamatkannya bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan koordinasi yang matang untuk memblokir pergerakan orangutan. Senjata bius disiapkan, jaring diatur, dan setiap anggota tim penyelamatan mengambil posisi. Jantung mereka berdegup kencang saat menunggu momen yang tepat. “Sekarang!”, seru salah seorang anggota tim dan sebuah peluru bius melesat mengenai sasaran dengan presisi. Ketegangan belum usai, Orangutan itu memanjat pohon dengan gerakan pelan lalu dengan keadaan tidak sadarkan diri terjatuh pada jaring yang sudah ditarik tegang anggota tim. Usianya sekitar 17 tahun, masih muda, tanpa luka namun cukup besar untuk menjadi simbol kekuatan alam yang rapuh di tangan manusia. Evakuasi selesai, tetapi misi belum berakhir. Anshar begitu namanya, akhirnya dibawa menuju Hutan Lindung Gunung Batu Mesangat, sebuah kawasan yang masih hijau dan liar, tempat ia kembali menjadi bagian dari alam.

Rabu, 12 Februari pukul 13.00 WITA, di tengah lebatnya hutan, kandang angkut Anshar dibuka. Matahari siang menyelinap melalui kanopi hutan, menerangi rambutnya yang bercahaya. Dengan langkah ragu namun penuh makna, Anshar melangkah keluar. Udara segar hutan memenuhi paru-parunya dan suara burung serta gemerisik daun seolah menyanyikan lagu penyambutan. Ia menoleh sekilas ke arah tim yang telah menyelamatkannya, lalu menghilang ke dalam lebatnya hutan, kembali ke tempat ia seharunya berada. Translokasi Anshar bukan sekedar akhir dari sebuah operasi penyelamatan, di bawah naungan pohon-pohon tinggi, Anshar melangkah menuju kehidupan barunya. Mungkin suatu hari, anak-anaknya akan mengisi hutan dengan kehidupan. Dan mungkin, cerita ini akan terus menginspirasi kita untuk tidak menyerah pada pelestarian alam, satu orangutan pada satu waktu.

Betul, tulisan ini akhirnya dibuat setelah video orangutan berada di areal tambang bulan Februari kembali ramai lagi di awal bulan Juni 2025 ini. Terima kasih atas kepedulian warga net, kini Anshar sudah aman. (AGU)