TIGA ORANGUTAN LIAR DI PERDAU TERLIHAT ACUH

04.35 WITA tim APE Crusader telah tiba di Simpang Perdau. Video orangutan di tengah jalan yang diberi buah para pengguna jalan Bengalon – Wahau, Kalimantan Timur pada tanggal 8 Maret lalu menjadi perhatian pecinta orangutan. “Senang sekali, tim rescue BKSDA Kaltim sedang meluncur ke lokasi juga. Semoga saja kita semua beruntung bisa memberikan kesempatan kedua untuknya hidup di hutan. Kemungkinan memang harus ditranslokasi mengingat hutan di sekitar sini sudah beralih fungsi”, ujar Arif Hadiwijaya, kapten APE Crusader COP.

Tim menjumpai bekas pakan berupa kupasan kulit pohon. Orangutan liar biasanya memang bertahan hidup dengan memakan dedaunan dan kulit pohon ketika musim buah hutan berakhir. “Tapi kalau melihat kondisi hutan atau tepatnya vegetasi yang tersisa, pastinya sulit untuk orangutan bertahan. Orangutan pasti akan keluar dari hutan dan mencari pakan”.

Tim juga menemukan beberapa sarang lama dan 3 sarang baru. Pada pukul 10.21 WITA dua individu orangutan berada di semak belukar. Dua individu ini adalah anak dan induknya. Induknya terlihat sangat waspada, karena memang insting induk yang melindungi anaknya secara alamiah muncul.

Yang mengejutkan lagi, tim juga bertemu dengan 1 orangutan remaja. Tepat pukul 15.30 WITA dimana biasanya orangutan liar mulai mencari tempat untuk tidur malamnya. Orangutan ini dengan acuhnya menyeberang jalan lalu naik ke atas pohon. 

“Apakah tiga orangutan ini juga bingung dengan kondisi rumahnya yang sedang beralih fungsi untuk tambang batubara? Keesokan harinya, tim akan kembali mencari keberadaan Orangutan Sumbing yang cukup mengkawatirkan ini. Tim mulai menyusun prioritas jika harus mememindahkan orangutan-orangutan tersebut. Benarkah tambang menjadi ancaman bagi orangutan?”, tutup Arif.

APE CRUSADER MELUNCUR UNTUK SELAMATKAN ORANGUTAN SUMBING

Kembali muncul video orangutan berada di tengah jalan. Kali ini, orangutan terlihat sangat menyedihkan, bingung dan seperti meminta pertolongan. Beberapa orang pengguna jalan Poros Bengalon – Wahau memberanikan diri untuk barhenti dan memberi makanan. Beberapa timun tampak di sekitar orangutan jantan itu. Terlihat jelas, mulutnya yang sudah tidak sempurna.

Video itu pun menjadi viral di dunia maya. Orangutan mengunyah buah yang diberikan dan terlihat kesulitan. Orang-orang semakin kasihan. Mereka berusaha memberikan minum di botol kemasan sekali pakai. Orangutan itu pun minum, seolah-olah tak pernah bertemu air minum. “Kondisi yang sangat memprihatinkan. tim APE Crusader COP akan berangkat malam ini juga. Semoga Orangutan tersebut baik-baik saja. Dilema memang, kami menghimbau untuk tidak memberi makanan pada orangutan tersebut. Namun kondisinya sangat memprihatinkan. Tapi ini juga tidak baik buatnya. Ini seperti mengajarkan orangutan untuk terus menjadi pengemis. Selain itu juga kekawatiran makanan yang diberikan pada orangutan tidak sesuai. Dan yang paling mengkawatirkan, ada serangan dari orangutan ke manusia. Bagaimana pun orangutan adalah satwa liar”, kata Arif Hadiwijaya, kapten APE Crusader COP. 

Tak lama kemudian muncul lagi video orangutan tersebut diberi buah naga. “Orangutan adalah pemakan segalanya, namun lebih banyak buah-buahan, daun-daunan, bunga, kulit pohon, madu bahkan serangga yang banyak tersedia di hutan. Alih fungsi hutan menjadikan hutan tersebut miskin. Itulah yang menyebabkan orangutan bahkan satwa liar lainnya mulai keluar dari hutan. Orangutan yang kembali viral ini, adalah orangutan yang pernah kami jumpai juga. Melihat ciri-ciri bagian mulutnya yang keroak, kami bisa langsung mengenalinya. Dalam video tersebut terdapat orang yang memberi es krim padanya. Mohon, untuk tidak memberi makanan pada orangutan. Ini akan semakin mempersulit kerja konservasi selanjutnya”, tambah Arif lagi.

Diperkirakan, tim APE Crusader akan tiba di lokasi sebelum matahari terbit. “Kami mengejar matahari terbit. Mengingat kebiasaan orangutan liar, akan bangun pagi dan meninggalkan sarang tidurnya di pagi hari. Pergerakan orangutan akan memudahkan tim mencari keberadaan Orangutan Sumbing ini. Doakan kami ya”.

INTERNATIONAL WOMEN DAY 2022

Ada banyak perempuan yang bekerja langsung untuk orangutan. Ada 15 perempuan yang bekerja di Centre for Orangutan Protection, yang berarti sepertiga dari total yang bekerja di COP. Kalau dihitung dengan relawannya (Orangufriends) lebih dari seratus perempuan. Sebenarnya, COP tidak pernah menghitung berapa perempuan yang terlibat dalam perlindungan orangutan. Hanya karena peringatan International Women Day, mendadak COP menanyakan jumlah perempuan tersebut. Bukan karena tidak menghargai. Tapi memang karena tidak pernah membedakan peran perempuan dan laki-laki. Perempuan ya angkat kandang juga, menyetir bahkan memimpin tim. COP melihat kemampuan setiap individu, seperti COP melihat orangutan sebagai pribadi yang unik.

Setiap perempuan di COP memiliki peran penting. Lagi-lagi, sebenarnya bukan karena perempuannya, tapi karena setiap orang yang bergabung di COP, baik itu karyawan atau relawan memiliki peran penting. Kesulitan bekerja di hutan atau area yang sangat serba terbatas juga tidak hanya menyulitkan perempuan, tapi laki-laki pun. Sebut saja, hutan dengan sinyal internet atau telepon terbatas. Siapapun akan kesulitan. Atau terbatasnya air bersih, siapapun akan  mengeluh.

Tapi, perempuan yang bekerja di dunia konservasi dapat dikatakan perempuan yang tangguh. Perempuan-perempuan ini lebih tepatnya dapat membuktikan diri, bahwa berada di tengah laki-laki untuk berkarya. Kecintaan perempuan-perempuan di COP adalah untuk menolong satwa. Tak terkecuali, hewan yang membutuhkan pertolongan saat bencana alam terjadi. 

#BreakTheBias Ketika ada ucapan, ‘kamu kan perempuan, duduk saja”, atau “perempuan masak saja deh”. Di COP bahkan masakan laki-lakinya jauh lebih enak. Begitulah perempuan di COP, yang harus merenung saat IWD 2022 tiba. “Kami masih harus berjuang agar orang luar, masyarakat luas bisa melihat perempuan di COP sebagai individu dengan kemampuan dan karyanya.