SCHOOL VISIT TO SMAN 1 BANGUNTAPAN

A month has passed since the COP School Batch 9. Campus activities are busy, but it does not mean neglecting assignments, visits to schools. Alfikri, Aulia, Elsa, Wulan and Wildan together with DigiYouth #BhayPlastik and Gajahwong School shared their knowledge to SMAN 1 Banguntapan, Ngentak, Bantul, Yogyakarta. “Oops … back to school? Yes, but not in hisghscool uniform anymore. In the past I was in high school uniform but this time I came to share about orangutans.”, Alfikri said.

There were 53 students who had gathered in the school hall. Ms. Nurul Supriyanti who represented the Head of SMAN 1 Banguntapan appreciated this ‘school visit’ activity because it can enrich students’ knowledge. Wulan (COP School Batch 9) continued the session with information on animal welfare that can be assessed from animal stereotypic behavior. Furthermore, to avoid these behavioral aberrations, animals must be given enrichment.

Students were also invited to play the Kahoot! Game. There were nine questions about the material presented earlier. Who are the orangutans, what are the threats, and the results 68.06% of the questions are answered correctly. “Not bad …a two hour-session mixed with plastic hazard information, the insistent information can be digested by the students of SMAN 1 Banguntapan.”, Said Wulan relieved, after the school visit was over.

For those who want to be visited by the COP, please contact info@orangutanprotection.com or leave a message on COP’s social media directly. (EBO)

SCHOOL VISIT KE SMAN 1 BANGUNTAPAN

Sebulan sudah COP School Batch 9 berlalu. Aktivitas kampus juga padat-padatnya. Tapi tak berarti abai pada tugas, kunjungan ke sekolah-sekolah. Alfikri, Aulia, Elsa, Wulan dan Wildan bersama DigiYouth #BhayPlastik dan Sekolah Gajahwong berbagi pengetahuan ke SMAN 1 Banguntapan, Ngentak, Bantul, Yogyakarta. “Ups… balik lagi ke sekolah? Iya, tapi tidak dengan seragam sekolah lagi. Kalau dulu aku yang berseragam SMA kali ini aku datang untuk berbagi tentang orangutan.”, ujar Alfikri.

Ada 53 murid yang sudah berkumpul di aula sekolah. Ibu Nurul Supriyanti yang mewakili Kepala SMAN 1 Banguntapan mengapresiasi kegiatan ’school visit’ ini karena dapat menambah pengetahuan. Wulan (COP School Batch 9) melanjutkan informasi tentang kesejahteraan satwa yang bisa dinilai dari stereotypic behavior satwa. Selanjutnya untuk menghindari penyimpangan prilaku tersebut, satwa harus diberi ‘enrichment’.

Tak lupa, murid-murid diajak bermain game Kahoot!. Ada sembilan pertanyaan tentang materi yang disampaikan tadi. Siapakah orangutan, apa saja ancamannya dan hasilnya 68,06% pertanyaan dijawab dengan benar. “Not bad lah… dua jam penuh bercampur dengan informasi bahaya plastik, informasi yang bertubi-tubi tersebut bisa dicerna adik-adik SMAN 1 Banguntapan.”, kata Wulan lega, setelah school visit usai.

Untuk yang sekolahnya mau dikunjungi COP langsung hubungi info@orangutanprotection.com atau bisa langsung tinggalkan pesan di media sosial COP.

OPENING OF THE 3rd ART FOR ORANGUTAN

Finally, the artists talk about orangutans through their work. For the next four days, the 3rd Art For Orangutan will be held at the Jogja National Museum. There are 205 artists involved from all over the world. “I was surprised when I was called by the customs, related to the work of a French artist. But after the artist sent fees that we have to redeem, we could take the work to show it off.”, said Ramadhani from the Centre for Orangutan Protection.

The opening was enlivened by bands that were willing to perform at no cost. “It’s a charity event, we are happy to be able to take part. This is how we speak. #SawitBrengsek”.”, said Daniek Hendarto who is a vocalist for a punk band Miskin Porno. Besides Miskin Porno, the opening of Art For Orangutans also included Dirty Glass, Not A Woy, Tiger Paw, Since K.O., Martyl and Umar Haen.
“Those are the musicians who have repeatedly performed in the charity event held by Orangufriends. Orangufriends itself is an orangutan support group. They are volunteers who come from Jakarta, Surabaya, Bandung and Yogyakarta.”, added Ramadhani.

Not only that, Ridki R Sigit from Mongabay Indonesia and the Huhum Hambilly participated in the discussion on the first day. Announcement of Short Story Writing Contest with the theme “A Good Life for Orangutan” was also an awaited event. Dwi Asih Rahmawati won the first place with the title of “Opera Cinta Minah”, Fahmi Nurul Fikri won the second place with the title “Hoo the King” and “The Beauty of the Future” by Rania Thahirah won 3rd place.

Art For Orangutan, an exhibition across ages, genders, backgrounds, cultures and generations to promote love of orangutans as Indonesia’s proud animal.(EBO)

PEMBUKAAN ART FOR ORANGUTAN KE-3
Akhirnya, para seniman bersuara tentang orangutan lewat karyanya. Selama empat hari kedepan, Art For Orangutan ke-3 akan digelar di Jogja Nasional Museum. Ada 205 seniman yang terlibat dari seluruh dunia. “Sempat kaget saat dipanggil bea cukai, terkait karya dari seniman Perancis. Tapi setelah seniman mengirim biaya yang harus kami tebus, karya bisa kami ambil untuk dipajang.”, ujar Ramadhani dari Centre for Orangutan Protection.

Hari pertama pembukaan dimeriahkan band yang bersedia tampil tanpa biaya. “Namanya juga acara amal, kami senang bisa mengisi acara. Ini cara kami bersuara. #SawitBrengsek”, ujar Daniek Hendarto yang merupakan vokalis band punk Miskin Porno. Selain Miskin Porno, pembukaan Art For Orangutan juga diisi Dirty Glass, Not A Woy, Tiger Paw, Since K.O., Martyl dan Umar Haen.
“Mereka musisi yang sudah berulang kali mengisi acara amal yang diselenggarakan Orangufriends. Orangufriends sendiri merupakan kelompok pendukung orangutan. Mereka relawan yang datang dari Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta sendiri.”, tambah Ramadhani.

Tak hanya itu, Ridki R Sigit dari Mongabay Indonesia dan Huhum Hambilly ikut mengisi diskusi hari pertama. Pengumuman Lomba Penulisan Cerita Pendek dengan tema “A Good Life for Orangutan” pun menjadi acara yang ditunggu-tunggu. Dwi Asih Rahmawati dengan judul Cerpen “Opera Cinta Minah” menjadi juara 1. “Hoo si Raja” yang merupakan karya Fahmi Nurul Fikri menempati juara kedua. “Indahnya Bumi Masa Depan” karya Rania Thahirah menyabet juara 3.

Menariknya lagi, di hari pertama ini, ada Live Screen Print dari Survive Garage dengan desain dari Anti Tank dan Sebtian. “Cukup dengan membawa satu kaos polos dan sablon di tempat. Cukup donasi Rp 20.000,00 saja.”. Art For Orangutan, sebuah pameran lintas usia, gender, latar belakang, budaya dan generasi agar semakin luas dan semakin mencintai orangutan sebagai satwa kebanggaan Indonesia. Untuk kamu yang ingin ikut menyumbang orangutan lewat acara AFO bisa melalui https://www.kitabisa.com/bantuafo

BANANA, NOT BULLET ON VALENTINE’S DAY

Banana Not Bullet. Yes … just bananas … don’t give bullets.

Again, Orangufriends Bali didn’t want to just doing nothing on this Valentine’s Day. COP volunteers, Orangufriends, joined in the banana sharing activity. What is it? why sharing bananas instead of flowers? Because then I can give the flowers to you, hahahaha.

A case of an orangutan that died with 130 air rifle bullets reminded us. That small bullet can kill. Not only the orangutan who died in the Kutai National Park area, but alos the orangutan who died headless in the Kalahien river, Central Kalimantan, found with air rifle bullets on his body. Then an orangutan who died in the PT WSSL area, Sampit also found with rifle bullets. Only that? There are still many more cases where orangutans died with air rifle bullets found in their bodies. Not only orangutans, other wildlife too.

Banana Not Bullet. This is a sweet campaign against the Air Rifle Terror. Actually there are rules for using air rifles. Kapolri Regulation No. 8 of 2012 concerning the supervision and control of firearms for sporting purposes, that air rifles should only be used for sports activities on target and at designated locations.

“If you care about this campaign, it’s really easy. We only spread around the Udayana University, Denpasar. It does not take long time, when bananas are all shared then we are done. Come on, invite friends and relatives to know more about the terror of air rifles especially for wildlife. If not us, then who else? “, Said Zahra, an employee of a multinational company who just had her gallstones operated but took the time to get involved. COP #proudoforangufriends (EBO)

BANANA NOT BULLET DI HARI KASIH SAYANG
Banana Not Bullet. Ya… pisang aja deh… jangan dikasih peluru.
Lagi-lagi Orangufriends Bali tak mau tinggal diam. Di hari kasih sayang alias Valentine Day ini, relawan COP yang tergabung dalam Orangufriends bagi-bagi pisang. Apa sih, koq bagi-bagi pisang? Koq bukan bagi bunga gitu, biar bunganya bisa saya kasih ke yayang… hahahaha.

Kasus kematian orangutan dengan 130 peluru senapan angin mengingatkan kita. Bahwa peluru kecil bisa membunuh. Tak hanya orangutan yang mati di kawasan Taman Nasional Kutai itu saja, orangutan yang mati tanpa kepala di sungai Kalahien, Kalimantan Tengah juga terdapat peluru senapan angin di tubuhnya. Lalu kasus kematian orangutan yang mati di kawasan PT WSSL, Sampit juga ditemukan peluru senapan angin. Hanya itu? Dan masih banyak lagi kasus orangutan yang mati dengan tubuh bersarang peluru senapan angin. Tidak hanya orangutan, satwa liar lainnya pun juga.

Banana Not Bullet. Ini adalah kampanye manis dari Teror Senapan Angin. Aturan penggunaan senapan angin ada aturannya loh. Peraturan Kapolri No 8 Tahun 2012 tentang pengawasan dan pengendalian senjata api untuk kepentingan olahraga, bahwa senapan angin hanya boleh digunakan untuk kegiatan olahraga tepat sasaran dan di tempat yang sudah ditentukan.

“Kalau kamu peduli dengan kampanye ini, mudah banget loh. Kami hanya menyebar di sekitaran Universitas Udayana, Denpasar. Tak perlu berlama-lama, pisang yang dibagi habis, kami pun bubar. Yuk ajak, teman dan saudara untuk lebih tahu tentang teror senapan angin khususnya bagi satwa liar. Kalau bukan kita, siapa lagi?”, ujar Zahra, karyawati perusahaan multinasional yang baru saja operasi batu empedu namun menyempatkan diri untuk ikut terlibat. COP #proudoforangufriends