WHEN UNTUNG HIDING IN THE MIDDLE OF ORANGUTAN ISLAND

“Once again, Untung managed to make us upset!”, shouted Daniel, who was in charge of overseeing the orangutan’s pre-release island in East Kalimantan. After four days of not showing up at the feeding station, Untung acted up again. From morning until noon, Untung was nowhere to be seen by the monitoring team. The team even patrolled and circled the island repeatedly to find him.

Before being sent to the COP Borneo orangutan rehabilitation center, Untung was kept at the Mulawarman University Botanical Garden, Samarinda. A small and empty cage like a bird cage was where he used to live. At that time Little Untung always hugged himself to keep warm. He always hid her imperfect finger. “2011 was the first time we introduced Untung to climb a tree. Now, Untung looks forward to returning to his real home.”, said Daniek Hendarto, action manager of Center for Orangutan Protection.

It was already 16.30 and we had not found him, even though it was time for dinner. Feeling upset and anxious, the team finally decided to enter the island in search of Untung. Apparently, Untung was found enjoying his time playing alone on the island. All our fear losing immediately disappeared and turned into an instant resentment seeing Untung with mud all over his face and body. It appears that when he went missing Untung played on the muddy land inside the island and he looked very happy to be able to roll his body on the muddy ground.

Untung… you always do things that make us afraid of losing you! Let’s make dreams come true for another Untungs to live outside their cages through https://kitabisa.com/orangindo4orangutan. (EBO)

UNTUNG MENGHILANG DI DALAM PULAU PRA RILIS ORANGUTAN
“Sekali lagi, Untung berhasil membuat kami kesal!”, teriak Daniel yang bertugas mengawasi pulau pra rilis orangutan di Kalimantan Timur ini. Setelah empat hari tidak muncul di tempat pemberian makan, Untung membuat ulah lagi. Dari pagi hingga siang hari, Untung tak terlihat sama sekali dari pantauan tim pos monitoring pulau. Bahkan tim patroli mengelilingi pulau berulang kali, untuk mencari keberadaan Untung.

Sebelum berada di pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo, Untung adalah orangutan yang berada di Kebun Raya Universitas Mulawarman, Samarinda. Kandang kecil kosong seperti kandang burung menjadi tempat tinggalnya. Saat itu Untung kecil selalu memeluk dirinya sendiri. Jari tak sempurnanya selalu disembunyikannya. “Tahun 2011 adalah tahun pertama kali kami memperkenalkan Untung untuk memanjat sebuah pohon. Kini, Untung menantikan hari kembalinya ke rumah sesungguhnya.”, ujar Daniek Hendarto, manajer Aksi Centre for Orangutan Protection.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WITA dan kami belum menemukan Untung, padahal sudah waktunya untuk makan sore. Rasa kesal dan takut bercampur. Akhirnya tim memutuskan masuk ke dalam pulau untuk mencari Untung. Ternyata, ketika kami melakukan pencarian, Untung terlihat sedang asik bermain sendiri di dalam pulau. Ketakutan kami langsung hilang berubah menjadi kekesalan seketika saat melihat wajah dan badan Untung yang sangat kotor. Rupanya, Untung bermain tanah yang berlumpur di dalam pulau dan dia terlihat sangat senang sekali bisa mengguling-gulingkan badannya di tanah berlumpur tersebut.

Untung… ada-ada saja ulahmu yang membuat kami takut kehilanganmu! Mari wujudkan mimpi Untung-untung yang lain untuk hidup di luar kandang melalui https://kitabisa.com/orangindo4orangutan. (Anen)

WRONG IN CALCULATING, BERANI FELL

What do we do in orangutans rehabilitation center? Is it true that orangutans will get their second chance here? How to actualize it? COP Borneo is the only orangutan rehab center established by Indonesian people. We welcome Indonesian youth and volunteers to join us, to make orangutan become a national pride.

The growth of orangutan, which for four years lived in wooden boxes in East Kutai, East Kalimantan, showed progress. We named him Berani. He just joined our the forest school in the Kalimantan rainforest for a month. For the first time, Berani was only sat down near from the keeper’s hammock, but now he began to climb trees as a place to play.

Currently, Berani dares to try to move from one tree to another through the root rope. Before moving, Berani usually observes and tries the root rope first. But this time, he miscalculated. The chosen rope is too small so it breaks when he is moving. Berani fell from 5 meters height. He remained silent and stay in the ground. He didn’t dare to brachiate through rope again until the forest school on that day ended. He made his left temple swollen. (IND)

SALAH PERHITUNGAN, BERANI PUN TERJATUH
Apa yang dilakukan pusat rehabilitasi orangutan? Benarkah, orangutan akan mendapatkan kesempatan keduanya di sini? Bagaimana caranya? COP Borneo adalah pusat rehabilitasi orangutan yang didirikan oleh putra-putri Indonesia. Membuka kesempatan yang luas untuk anak muda setempat dan para relawan dalam negeri agar orangutan menjadi kebanggaan bersama, Indonesia.

Perkembangan orangutan yang selama empat tahun hidup di dalam kotak kayu di Kutai Timur, Kalimantan Timur menunjukkan kemajuan. Berani namanya, sebulan hadir di kelas sekolah hutan, kelas yang berada di hutan hujan Kalimantan. Berani yang semula hanya duduk di bawah tak jauh dari hammock animal keeper, mulai menyukai pohon sebagai tempatnya bermain.

Berani mulai berani mencoba berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain melalui tali akar. Sebelum berpindah, biasanya Berani memperhatikan dan mencoba-coba tali akar yang akan digunakannya. Namun kali ini, dia salah perhitungan. Tali akar pilihannya terlalu kecil sehingga putus saat dia bergelantungan. Berani pun terjatuh dari ketinggian 5 meter. Berani terdiam… diam hingga sekolah hutan hari itu berakhir. Berani tak mencoba tali akar lagi. Terlihat pelipis kirinya bengkak… (Lina_CB)

ACARA ORANGUFRIENDS BANDUNG, KEREN!!!

Tahun 2019 adalah tahunnya Orangufriends Bandung berkolaborasi dengan organisasi lain yang sepemahaman. Tergabung dalam Riung Raung dengan tema “The eARTh Conservation” dengan acara diskusi dan screening yang diisi oleh Made Wedana, Pepep DW, Dadang Sudardja serta Nandya Andriani, sementara acara seni dan pameran diisi Selepas Hujan, Dede Pras, Rendy Jean Satria, Rizal, R. Lutfi Wiguna, Galih Mahara, Saut Prayuda, Arnis Muhammad, Fyan Fendi, Sworks (collaboration with) Sr Iboe Inggit Garnasih. 

Awal bulan tepatnya 2 Februari, bertempat di Mr. Guan Coffee & Books di Jl. Tampomas No. 22, Malabar, Lengkong, kota Bandung. Malam Minggu ngak perlu bingung mau kemana, acara gratis dari pukul 15.00-22.00 WIB ini mengajak kamu membawa botol minum mu sendiri untuk mengurangi plastik yang sudah menjadi masalah besar kita. O iya… ada para alumninya COP School loh… para agen perubahan dunia konservasi.