APE DEFENDER BERSIAP SELAMATKAN BAYI ORANGUTAN

Senja ini tim APE Defender mendapat telepon, “Ada orangutan kecil yang dipelihara warga dan kita harus menyelamatkannya.”, ujar kepala BKSDA  SKW I Berau, Kalimantan Timur. Tentu saja tidak mudah menyelamatkan orangutan di tengah pandemi COVID-19 ini. Banyak protokol kesehatan yang harus diperhatikan mulai dari kesehatan pribadi, tim dan orangutan.

Malam ini juga kordinasi berjalan cukup lancar, “Untung saja internet di camp COP Borneo sudah menyala dan berfungsi. Terimakasih The Orangutan Project, tanpa koneksi internet, mungkin informasi baru akan sampai keesokan harinya.”, ujar Widi, manajer Pusat Rehabilitasi COP Borneo.

Malam hari setelah mempersiapkan kandang di klinik berikut hammock untuk orangutan yang akan diselamatkan, dokter hewan Flora mengecek kembali tas rescue orangutan untuk memastikan tidak ada alat medis maupun obat-obatan yang tertinggal. Para perawat satwa pun mengangkat kandang angkut ke mobil APE Defender agar besok pagi bisa langsung berangkat. “Selamat malam… doa kan kami baik-baik saja dan semua berjalan dengan lancar besok.”, ujar drh. Flora Felisitas yang sudah tiga bulan ini berada di camp aja sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona. 

 

LOMBA CERPEN ORANGUTAN “BERTEMU” OLEH ORANGUFRIENDS

Setelah sukses tahun lalu membuat Lomba Cerpen Orangutan bersamaan dengan pameran seni Art for Orangutan #3 pada tanggal 14-17 Pebruari 2019 di Jogja National Museum dengan tema “A Good Life for Orangutan”. Tahun ini relawan COP yang tergabung dalam Orangufriends kembali mengadakan Lomba Cerpen Orangutan dengan tema berbeda yaitu “Bertemu”.

Salah satu relawan COP yang tergabung dalam Orangufriends bernama Netu Domayni mengatakan, Tahun lalu untuk pertama kalinya kami adakan dan antusias peserta sangat banyak dengan beragam sudut pandang penulisan tentang orangutan. Tahun ini kami adakan lagi dengan tema “Bertemu”. Kami mengharapkan penulis akan membuat cerpen dengan imajinasi orangutan bertemu dengan apapun, dengan siapun di ruang dan waktu yang sangat liar. Keliaran penulis dengan menuliskan orangutan bertemu dengan tokoh imajinatifnya pasti akan menarik. Pertemuan orangutan tersebut semoga bisa menjadi cara pandang baru bagaimana menyelamatkan bumi ini.

Lomba ini akan ditutup pada tanggal 20 Juli 2020 dan pemenangnya diumumkan di Instagram @orangutan_COP pada tanggal 1 Agustus 2020 jam 19.00 WIB. Adapun yang perlu diketahui antara lain:

– Terbuka untuk umum dan penulis boleh mengirimkan lebih dari satu karya

– Ukuran kertas A4, font Times New Roman MS 12, spasi 1,5 dengan Margin 4-4-3-3 cm

– Panjang tulisan minimal 1000 kata dan maksimal 3000 kata

Kirim ke email cerpen.orangutan@gmail.com dengan judul email: Nama Peserta_Judul karya_No HP dengan disertai: MS. Word tulisan karya cerpen, foto identitas diri seperti Kartu Pelajar/KTP/SIM atau Paspor dan foto slip donasi

– Donasi Rp 25.002,00 (dua puluh lima ribu dua rupiah) ke Rekening BNI 0137088800 a.n Centre for Orangutan Protection. (penggunaan angka 2 (dua) di belakang pada saat transfer untuk mempermudah kami mendata donasi yang masuk merupakan dari kegiatan Lomba Cerpen Orangutan)

– Hadiah pemenang pertama Rp 1.000.000,00 kedua Rp 750.000,00 dan ketiga Rp 500.000,00 serta ditambah dengan piagam dan suvenir dari COP

– Info lebih lengkap bisa kontak di email cerpen.orangutan@gmail.com atau lihat di Instagram @orangutan_COP

Netu juga menambahkan, “Sepuluh cerpen terbaik akan kami kompilasi dalam buku antologi Lomba Cerpen Orangutan. Semoga ini bisa menjadi sumbangan literasi sastra yang fokus pada orangutan yang kita ketahui masih sangat minim di Indonesia.”. (DAN)

HUJAN SERING TURUN DI COP BORNEO

Belakangan ini, sering turun hujan. Malam, sore bahkan pagi hari. Tak tentu. Hujan di sekitar camp pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo, dan kandang orangutan kian nampak sejuk. Tunas-tunas mulai tumbuh. Sedihnya, jika pagi turun hujan, suara owa-owa tidak terdengar. Padahal itu yang menjadi alarm kami setiap pagi, mungkin juga alarm bagi orangutan.

Ketika malam hari, udara terasa dingin… sepintas kami di dalam camp teringat para orangutan di kandang. Kita semua pasti merasakan udara dingin setelah turun hujan. Kami masih bisa berselimut, sedangkan orangutan?

Sejak saat itu, setiap sore kami memberikan orangutan daun-daun untuk di pasang di dalam hammock agar terasa lebih hangat. Para bayi harus diberi contoh bagaimana daun-daunan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarang. Tapi untuk orangutan dewasa, mereka pandai menata dan menjadikannya sarang walau ala kadarnya. Paling tidak bisa menjadi alas tidur.

“Senang sekali ketika mereka menerima daun dan ranting-ranting yang telah kita sediakan. Sesaat mereka sibuk menyusun… berhenti, kemudian mulai sibuk menumpuk-numpuk dan mencoba apakah cukup nyaman, lalu membongkarnya lagi, begitu seterusnya.”, Widi Nursanti, manajer Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo. Orangutan liar biasanya akan terus membuat sarang saat siang hari maupun menjelang sore. Itu untuk dia sesaat tidur siang dan saat tidur malam. Meski keesokan pagi harinya, perawat satwa yang bertugas membersihkan kandang sedikit lebih repot dengan bekas daun dan ranting yang terjatuh. (WID)