MARY YANG SERING PILEK

Pagi ini saat mendekati kandang ku mendengar suara bersin. Dugaanku benar, suara itu berasal dari blok kandang sosialisasi. Ternyata, Mary sedang flu. Ia cukup rentan terkena pilek di antara bayi orangutan lainnya. Tak jarang kawan satu kandangnya yaitu Bonti, Jojo dan Popi tertular flu oleh Mary.

Biasanya kalau sudah begini, drh. Flora akan datang memberi Mary obat flu. Sayangnya, sehabis minum obat, Mary tidak diperbolehkan minum susu. Sungguh malang tatapannya melihat teman sekandangnya mendapat susu. Sedangkan ia… tidak.

Ketika musim hujan dan suhu di sekitar kandang terasa dingin, Mary dan teman sekandangnya terlihat sering berkumpul sambil berpelukan di atas hammock. “Sedih sekali melihatnya, mereka tak seharusnya berada di kandang dan kami merawatnya. Seharusnya mereka berada dalam pelukan ibunya yang hangat. Tolong selamatkan hutan yang merupakan habitat mereka.”, ujar Simson (perawat satwa) lirih. (SIMSON)

NEW NORMAL DENGAN BIBIT DARI JATAN

COP Borneo menyambut new normal dengan mendatangkan bibit donasi dari JATAN. Setelah lebih dari empat bulan tertunda karena pandemi COVID-19, akhirnya pembibitan di KHDTK Labanan bisa dimulai kembali. “Centre for Orangutan Protection senang sekali dengan kepercayaan yang telah diberikan mitra nya dari Jepang ini. Kondisi Hutan Penelitian Labanan yang berada di kabupaten Berau, Kalimantan Timur memang mengalami kerusakan, baik itu karena penebangan secara ilegal, kebakaran hutan maupun faktor lainnya. Kami berharap bibit-bibit yang baru datang dapat disemai terlebih dahulu dan jika cukup usia, segera ditanam.”, ujar Widi Nursanti, manajer COP Borneo penuh semangat.

Desember 2019 yang lalu, tempat pembibitan yang berada di dekat area parkir Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo sudah dibersihkan. Namun keterbatasan tenaga, yang saat itu COP Borneo sedang mempersiapkan repatriasi orangutan dari Thailand menyebabkan rencana pembibitan terhenti. Kondisi semakin sulit setelah pandemi COVID-19 yang membuat mobilitas terbatas.

“Para perawat satwa mulai membersihkan area pembibitan yang mulai ditumbuhi rumput dan tanaman liar. Ini menjadi pengisi waktu mereka selain memberi makan satwa, membuat enrichment bahkan membuat video di tengah lockdown untuk COP Borneo. COP Borneo memang menjalani karantina yang cukup ketat sebagai usaha mencegah penyebaran virus corona. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”, tegas Widi.

2,5 KG SISIK TRENGGILING DARI PERDAGANGAN ONLINE

Siapa bilang di tengah pandemi, pergerakan kita menjadi lebih lambat. Perdagangan satwa liar, seperti tak mengenal pandemi yang sedang terjadi. Publikasi formal maupun tidak formal yang telah beredar seperti tidak dihiraukan. Trenggiling yang menjadi tersangka membawa virus corona pun seperti isapan jempol belaka. Sabtu, 27 Juni 2020, tim APE Warrior Centre for Orangutan Protection beserta tim Balai Penegakan Hukum (Gakkum) LHK wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara didampingi Polda DIY telah berhasil mengamankan 2,5 kg sisik trenggiling. Satu orang tersangka tertangkap tangan.

“Jika untuk menghasilkan 1 kg sisik trenggiling berasal dari 4 trenggiling maka 2,5 kg sisik trenggiling yang berhasil diamankan hari ini setidaknya ada 10 ekor trenggiling bahkan lebih yang mati.”, ujar Daniek Hendarto, direktur Centre for Orangutan Protection.

Malam ini pelaku dibawa ke kantor pos Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Yogyakarta. Pelaku akan dijerat Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.