PRIMATA BAND HANDS OVER DONATION TO ORANGUTAN

Primata, an instrumental rock band from Jakarta, recently raised funds to save orang-utans. They were raising funds through the sale of their t-shirt merchandise which profits will be donated to save orang-utans through Centre for Orangutan Protection (COP).

They want to persuade their listeners or their fans to care about wildlife, especially orangutans whose lives are threatened due to human conflicts. They chose Centre for Orangutan Protection because this is an orangutan organization founded by Indonesian. Bring or do a real action here is something we can do.”, said Rama Wirawan from the Primata Band.

“We realise that we cannot give much to COP, but we hope that the fundrising can also be a campaign to expand public awareness of the lives of wildlife, especially Orangutan.” Added Rina.

The fund was handed over directly by Rama Wirawan to COP Staff at Kelapa Gading in Jakarta on Thursday (26/7). Hopefully, there will be more people who take concrete actions to help wildlife especially orangutans. Thank you, Primata Band, You Rock! (SAR)

PRIMATA BAND SERAHKAN DONASI UNTUK ORANGUTAN
Primata, sebuah band beraliran rock instrumental asal Jakarta baru-baru ini melakukan penggalangan dana untuk penyelamatan Orangutan. Mereka melakukan penggalangan dana melalui penjualan merchandise kaos band mereka yang mana keuntungannya disumbangkan untuk penyelamatan Orangutan melalui Centre for Orangutan Protection (COP).

Mereka ingin mengajak pendengar musik atau fans mereka untuk ikut peduli pada nasib satwa liar khususnya Orangutan yang terancam nasibnya akibat konflik dengan manusia. Mereka memilih Centre for Orangutan Protection karena ini adalah organisasi Orangutan yang didirikan oleh putra putri asli Indonesia. “Mendukung atau membantu pergerakan aktivisme lokal adalah cara terbaik yang bisa kami buat.”, ungkap Rama Wirawan gitaris dari Primata band.

“Kami sadar tidak bisa memberi banyak untuk COP tapi kami harap dengan penggalangan dana ini bisa sekaligus menjadi kampanye dalam memperluas kepedulian publik pada nasib satwa liar khususnya Orangutan.”, tambah Rama.

Bantuan dana ini diserahkan secara langsung oleh Rama Wirawan kepada staf COP di bilangan Kelapa Gading Jakarta pada Kamis(26/7). Semoga semakin banyak masyarakat yang melakukan tindakan nyata untuk membantu penyelamatan satwa liar khusunya Orangutan. Terima kasih Primata Band, You rock! (HER)

NORTH SUMATRA REGIONAL POLICE, WHERE DID THE TRADER OF 4 ORANGUTANS CASE GO?

Illegal trading case of four orangutan babies in Medan two years ago has been losing its track. Certain criminal act unit of Police Headquarter Criminal Investigation Agency (Tipidter Bareskrim Mabes Polri), Centre for Orangutan Protection, JAAN and Animals Indonesia exposed the largerst orangutan trading with the capture of Zulfikar aka Buyung on July 26, 2016. Even so, after the case was handed over to North Sumatera Police, the legal process has been unknown.”, said Hery Susanto, Coordinator of Anti Wildlife Crime COP

Buyung the suspect was caught with the evidences of 3 orangutan babies in iron cage wrapped in plastic and one orangutan in plastic rice sack in Maksum city, South Medan Area, Medan. Orangutans are protected animal and become a high conservacy priority by the Republic of Indonesia government.

“This is the largest orangutan trading that has ever existed. How is the legal proceeding? While the trader of one individual orangutan caught in Kp. Rambutan terminal, Jakarta, on July 24, 2016 with Hendri Yarsudi as the suspect was sentenced to 1 year and 8 months imprisonment and fined Rp 100.000.00,00. Even that is not even to the loss it is caused. Yet this one in Medan had evidences of 4 babies orangutan!”, Hery Susanto added. (SAR)

POLDA SUMUT, KEMANA KASUS PEDAGANG 4 ORANGUTAN 2016?
Kasus perdagangan ilegal empat bayi orangutan di Medan dua tahun yang lalu hingga saat ini tak ada kabar berita. “Tipidter Bareskrim Mabes Polri, Centre for Orangutan Protection, JAAN dan Animals Indonesia pada 26 Juli 2016 membongkar perdagangan orangutan terbesar dengan tertangkapnya Zulfikar alias Buyung. Namun setelah kasus dilimpahkan ke Polda Sumatera Utara, proses hukum tidak diketahui.”, ujar Hery Susanto, kordinator Anti Wildlife Crime COP.

Tersangka Buyung tertangkap tangan dengan barang bukti 3 bayi orangutan dalam kandang besi berbungkus plastik dan satu individu orangutan di dalam karung beras plastik di kota Maksum, kecamatan Medan Area Selatan, Medan. Orangutan merupakan satwa dilindungi dan menjadi prioritas konservasi tinggi oleh pemerintah Republik Indonesia.

“Ini adalah kasus perdagangan orangutan terbesar yang pernah ada. Bagaimana proses hukumnya? Sedangkan proses hukum pedagang satu individu orangutan yang tertangkap di terminal Kp. Rambutan, Jakarta pada 24 Juli 2016 dengan terdakwa Hendri Yarsudi telah di vonis 1 tahun 8 bulan penjara dan denda Rp 100.000.000,00. Itu saja tidak setimpal dengan kerugian yang diakibatkan. Sementara yang di Medan ini dengan barang bukti 4 individu bayi orangutan!”, tambah Hery Susanto.

COP GOES TO SOLAR ELECTRICITY

We have completed the installation of the solar electricity in our monitoring post just across the pre release island. Now, the night getting more beautiful without noisy sound from gasoline generators. We will save a lot. No more money being burnt to buy gasoline for electricity.

The next plan is develop the same thing in our main camp. This is quite bigger power. We need at least 1500 dollar for it. Please donate through our website. We have paypal there: Donate