EVAKUASI TERBESAR APE DEFENDER: 35 BUAYA

Sejak tahun 1998 buaya-buaya yang dipelihara M. Irsani berada di belakang rumahnya yang beralamatkan gang Buaya Badas, desa Sambaliung, kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Tak hanya buaya dengan panjang 2 meter saja yang berhasil dipindahkan ke kandang angkut oleh tim APE Defender COP, tetapi buaya dengan panjang 2,5 meter hingga 3,5 meter.

Tiga hari berturut-turut, akhirnya tim yang terdiri dari APE Defender Centre for Orangutan Protection, BKSDA SKW-1 Berau, Kalimantan Timur dan Komunitas Reptil Berau berhasil memindahkan ketigapuluhlima buaya tersebut. Salah seorang anggota tim Pusat Perlindungan Orangutan, terpaksa beristirahat di hari keduanya karena sobek, tergigit.

Di tengah guyuran hujan deras, tim pun terpaksa menghentikan evakuasi terbesar ini. Tenaga pun sudah banyak terkuras. “Iya, kita akhirnya berhasil berhasil memasukkan 35 buaya ke kandang angkut. Selanjutnya BKSDA SKW-1 Kaltim akan membawa buaya-buaya tersebut ke Penangkaran Buaya Teritip Balikpapan dengan menggunakan truk.”, ujar drh. Flora Felisitas, tim medis COP.

ADA ORANGUTAN DI SDN 001 MERABU

Siang tadi, ada orangutan bertandang ke SDN 001 Merabu. Jumlah murid yang bergabung di kunjungan sekolah kali ini berjumlah 59 siswa. Cukup riuh susana di luar kelas. Ketika disodorkan pertanyaan, “Hewan apakah ini?”, sembari membawa foto satwa yang ditanyakan. Mayoritas mereka melontarkan nama hewan dengan menggunakan bahasa lokal dan semuanya antusias. Bahkan saling bersahutan menirukan suaranya. Seperti suara owa, orangutan bahkan rangkong.

Dengan kondisi hutan di sekitar kampung Merabu, Kalimantan Timur yang masih bagus, mereka sering menjumpai satwa-satwa liar. Dengan diselipkannya edukasi semacam ini dan dikemas dengan apik, maka anak-anak akan lebih mawas diri terhadap pentingnya menjaga hutan untuk keberlangsungan satwa-satwa.

Centre for Orangutan Protection sejak tahun 2007 telah masuk ke sekolah formal maupun tidak formal untuk terus menerus berbagi cerita dan pengalaman akan pentingnya satwa liar dan hutan untuk kehidupan. Sekolah mu juga mau dikunjungi orangutan? Email kami ya info@orangutanprotection.com (WET)

ORANGUFRIENDS MAIN KE SALAM

Jumat pagi, 6 Maret 2020 camp APE Warrior mendadak sibuk. Relawan Centre for Orangutan Protection yang tergabung di Orangufriends Yogyakarta melakukan kunjungan ke Sanggar Anak Alam (SALAM) yang beralamat di Nitiprayan RT 04 Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Kali ini Orangufriends berkesempatan menyampaikan materi tentang apa itu orangutan. 

“Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta.”, peribahasa yang mengawali penyadartahuan ke murid-murid SD SALAM tentang keadaan orangutan dan pentingnya upaya pelestarian orangutan guna menjaga keseimbangan hutan Indonesia terutama di Kalimantan dan Sumatera juga menjadi tujuan kunjungan minggu ini. 

Teriakan semangat dan gelak tawa pun mengiringi materi pengenalan kera besar. Permainan-permainan yang atraktif dan menghibur serta kuis di akhir materi menjadi tolok ukur apakah mereka memahami materi yang disampaikan. “Ternyata… mereka serius mendengarkan materi, mereka juga berani mengutarakan pendapat, mereka jujur ketika berbuat kesalahan dan berani bertanggung jawab serta mengakui kesalahan tersebut. Kunjungan ke sekolah hari ini menjadi istimewa. Kami pun saling belajar.”, ujar Muhammad Zakky Teja Sukmana, COP School Batch 10 yang ikut dalam school visit ke SALAM.

Upaya pelestarian orangutan dapat dilakukan dengan cara apa saja, salah satunya melalui edukasi dan penyadartahuan kepada anak-anak dari usia sedini mungkin. COP percaya, siapapun orangnya, berapa pun usianya, apapun latar belakangnya dan bagaimana pun caranya, semua orang dapat berkontribusi dalam menyelamatkan satwa asli Indonesia ini. (Zakky_COPSchool10)