RAMBUT AMBON DIHIASI SISA KEDONDONG

Ambon merupakan individu orangutan tertua dan terbesar di pusat rehabilitasi orangutan Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA). Individu jantan dengan usia 27 tahun ini memiliki berat badan kurang lebih 120 kg. Ia pun memiliki rambut yang lebat. Saking lebatnya beragam sisa makanan sering tersangkut di rambutnya.

Setiap harinya Ambon diberi pakan berupa beraneka ragam jenis buah, sayur dan umbi-umbian. Pakan harian Ambon dan orangutan lainnya di BORA umumnya terdiri dari pepaya, nanas, pisang, jeruk, sirsak, salak, tomat, kedondong, bengkuang, ubi, kacang panjang, jagung, serta pakan tambahan lainnya. Namun sisa pakan yang paling sering tersangkut di rambut-rambut Ambon adalah sisa biji kedondong. Permukaan biji kedondong yang banyak mengandung serat membuatnya mudah tersangkut di antara rambut Ambon yang lebat. Walaupun begitu, nampaknya Ambon tidak peduli dengan biji-biji kedondong yang tersangkut di rambutnya. (RAF)

EAST BORNEO ORANGUTAN CARING SCHOLARSHIP (EBOCS)

EBOCS adalah Beasiswa Program Orangutan Caring Scholarships (OCS) untuk mahasiswa Kalimantan Timur yang didukung Orang Utan Republik Foundation (OURF) dan dikelola oleh Centre for Orangutan Protection (COP). Tahun 2021 merupakan tahun pertama COP mengelola beasiswa program OCS dan mendapatkan kuota 2 mahasiswa untuk menerima beasiswa EBOCS. Kuota penerima EBOCS dapat bertambah di tahun berikutnya apabila program ini berjalan dengan lancar dan baik (seperti program OCS lainnya yang sudah mendapatkan kuota 6 penerima beasiswa setiap tahunnya). Penerima EBOCS adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan Unversitas Mulawarman yang tentunya berada di Kalimantan Timur tepatnya di Samarinda.

Fakultas kehutanan UNMUL menyambut baik program EBOCS ini. Bersama beberapa stafnya, COP menyeleksi calon penerima EBOCS 2021. Tahapan seleksi meliputi pengumpulan berkas, seleksi tahap 1 dan tahap 2. Tahapan pengumpulan berkas dilakukan dari tanggal 27 Maret hingga 10 April 2021. Seleksi berkas dilakukan oleh pihak Fakultas. Berkas yang lolos dalam seleksi tahap 1 ini merupakan berkas-berkas  yang memenuhi persyaratan yang sudah disampaikan antara lain KTP (warga/asli Kalimantan Timur), IPK (minimal 3 skala 4), mahasiswa semester 2 Fakultas Kehutanan UNMUL serta kelengkapan essai. 

Dari 5 nama calon penerima beasiswa yang lolos pemberkasan, mereka mengikuti tahapan seleksi selanjutnya yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2021. Pengumuman lolos seleksi secara online pada 19 Mei 2021 oleh Fakultas Kehutanan UNMUL. Muhammad Ismail dan Selpia Lidia Hasugian adalah penerima EBOCS 2021 dengan IPK yang bagus dan mempunyai semangat serta komitmen yang tinggi dalam dunia konservasi khususnya orangutan dan habitatnya.

Simbolisasi penerimaan dan penandatanganan kesepakatan bersama penerima EBOCS di Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman pada 17 Juni 2021 secara daring dan luring dihadiri Prof. Dr. Rudianto Amirta, S.Hut, M.P sebagai Dekan Fahutan Unmul beserta staf dan karyawan, Gary Saphiro, Ph.D dari OURF dan Oktaviana Sawitri dari COP serta penerima beasiswa beserta keluarganya. Semoga EBOCS dapat membantu para mahasiswa dalam menyeldunia pendidikan perguruan tinggi di Kalimantan Timur. (OKT)

ANTAK SENANG BERAYUN-AYUN

Orangutan berusia 16 tahun bernama Antak sangat senang berayun-ayun. Ia merupakan orangutan jantan yang sedang menempati kandang karantina di pusat rehabilitasi orangutan Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA), Berau, Kalimantan Timur. Orangutan dengan berat badan kurang lebih 36 kg ini sering terlihat pendiam dan duduk tenang di bawah menunggu pakan saat jadwal pemberian pakan oleh perawat satwa. Namun saat perawat satwa telah meninggalkan area kandang karantina, Antak terlihat lebih aktif bermain sendiri dengan berayun-ayun pada jeruji bagian atas kandangnya.

Antak dapat mengayun-ayunkan dirinya dengan 1 lengan secara bergantian kiri dan kanan ataupun dengan dua lengan sekaligus. Ia dapat berayun-ayun selama lebih dari 5 menit secara terus-menerus sebelum akhirnya istirahat sejenak dan kembali berayun-ayun setelahnya. Ia terlihat lebih sering berayun-ayun dibandingkan dengan 3 individu orangutan penghuni kandang karantina lainnya. Mungkin berayun-ayun adalah hobi Antak.

Saat ini ia merupakan salah satu kandidat calon penghuni pulau pra pelepasliaran yaitu satu tahap terakhir sebelum pelepasliaran orangutan setelah menjalani rehabilitasi. Semoga proses rehabilitasi Antak berjalan dengan lancar, sehingga ia dapat segera berayun-ayun dalam lebatnya kanopi hutan Kalimantan. (RAF)