APE WARRIOR: PERJALANAN PANJANG HKAN 2022, PANTANG PULANG SEBELUM TUNTAS!

APE Warrior mengikuti rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2022 dengan tujuan mengampanyekan pentingnya konservasi alam bagi kesejahteraan masyarakat juga untuk mengajak masyarakat agar dapat berperan aktif bersama-sama dalam menyelamatkan ekosistem alam. Ini sangat relevan dengan tujuan APE Warrior. APE sendiri merupakan akronim dari Animal, People and Environment atau Hewan, Manusia dan Lingkungan yang dalam satu garis berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan. APE Warrior yang merupakan salah satu tim di Centre for Orangutan Protection (COP) berperan dalam unit gerak cepat untuk menyelamatkan satwa domestik maupun non domestik, unit anti perdagangan satwa liar baik dilindungi maupun tidak, reaksi cepat kebencanaan pada satwa, serta melakukan kampanye-kampanye modern dengan pendekatan pada anak muda. Dalam tugasnya, APE Warrior berotasi sepanjang pulau Jawa dan Bali dan pulau lainnya, kapanun dan dimanapun dibutuhkan. APE Warrior punya prinsip: Pantang Pulang Sebelum Tuntas!

Perjalanan panjang APE Warrior di HKAN 2022 diawali proses pelepasliaran dua burung Elang (Nisaetus cirrhatus dan Spilornis cheela) pada site yang terletak di Dusun Girimulyo, Jatimulro, Kulonprogo yaitu dengan menyiapkan tempat habituasi Elang Brontok dan Elang Ular Bido ini. Setelah satu minggu menjalani habituasi, keduanya pun dilepasliarkan. Peringatan HKAN pun dilanjutkan dengan pelepasliaran enam belas Landak Jawa (Hystrix javanica) di Taman Nasional Gunung Merapi dan pelepasliaran delapan Merak Hijau (Pavo miticus) di Taman Nasional Baluran. Amil yang merupakan orangutan yang berhasil diselamatkan BKSDA Kaltim dari sebuah kebun binatang ilegal di Madura  dan dititipkan ke WRC Jogja pun ikut diterbangkan kembali ke asalnya yaitu pulau Sumatra. “HKAN 2022 ini memang menguras tenaga kami. APE Warrior harus pontang-panting ke beberapa lokasi yang tidak dekat dan mempersiapkan kandang angkut untuk satwa-satwa tersebut. Tapi ini semua sebanding dengan bahagianya kami ketika pintu kandang angkut dibuka dan satwa tersebut kembali ke habitatnya. Semoga orangutan Amil juga segera mendapatkan kesempatan untuk kembali ke habitatnya usai menjalani reintroduksi di SOCP, Sumatera Utara”, jelas Satria Wardhana, kapten APE Warrior. 

Pantang Pulang Sebelum Tuntas ini tidak serta merta dilakukan oleh tim APE Warrior sendiri. Pendukung yang militan yang tergabung di Orangufriends tersebar di seluruh pulau Jawa bahkan Indonesia dan mancanegara sangat tangguh dan penuh dedikasi. Mustahil APE Warrior disa melakukan kerja besar ini sendiri tanpa dukungan Orangufriends. Pedoman kerja kolaboraksi atau kolaborasi aksi dapat menyukseskan dan menuntaskan seluruh kegiatan HKAN 2022. “Semoga tahun depan, kita dapat mengampamyekan dan menyelamatkan lebih banyak satwa liar di Indonesia agar lestari dan bebas dari ancaman kepunahan. (SAT)

BKSDA KALTIM SKW I BERSAMA APE CRUSADER PATROLI DI HLSL

APE Crusader memulai patroli di Hutan Lindung Sungai Lesan, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Bersama BKSDA Kaltim SKW 1 (Pak Ketuk, Pak Frans dan Lee) ditemani ranger lokal dari Kampung Lesan Dayak, tim mengambil data di lapangan berupa jenis sarang, posisi sarang, pohon sarang meliputi jenis, tinggi dan keliling pohon yang dijadikan sarang orangutan. Tim menggunakan metode transek yang hasilnya perjumpaan 46 sarang orangutan dengan beragam kelas dari A sampi E. “Sayangnya belum rejeki kami berjumpa langsung dengan orangutannya”, ujar Hilman Fauzi, anggota APE Crusader.

Sepanjang patroli, tim juga bersyukur tak menemukan jerat. Dalam patroli kali ini, tim berniat untuk sapu jerat yang sangat merugikan satwa liar. “Kadang maksudnya pemasangan jerat itu untuk menangkap babi hutan, tapi satwa apa saja yang lewat di jerat tersebut pasti harus meregang nyawa yang entah kapan ditemukan. Centre for Orangutan Protection mengampanyekan #jeratjahat sebagai salah satu fokus para ranger saat patroli”, jelas Hilman lagi.

Masyarakat Kelay patut berbangga pada hutan terdekatnya yaitu HLSL dengan masih memiliki pohon-pohon besar seperti Meranti (Shorea spp), Keruing (Dipterocarpus spp), Ulin (Eusideroxylon zwageri), Kapur (Dryobalanops) yang kebetulan terdata sebagai pohon yang digunakan orangutan bersarang. Semoga pohon-pohon besar ini tak hanya tinggal cerita saja nantinya. (HIL)

BUKIT LAWANG ORANGUTAN FESTIVAL 2022

COP Sumatra berkolaborasi dengan Sumatera Tropical Forest Journalism (STFJ) dalam kegiatan Orangutan Festival yang diadakan pada tanggal 19 Agustus 2022 di Rock Island, Bukit Lawang, Sumatra Utara.

Rangkaian kegiatan yang dimulai pukul 14.30 WIB diawali dengan diskusi mengenai orangutan dari Panut Hadisiswoyo, pameran pahatan kayu orangutan dari warga lokal di Bukit Lawang dan terakhir lomba mewarnai. Sepanjang hari itu pula pameran foto dari STFJ yang difasilitasi oleh Canon mengajak kita mengerti tentang orangutan dan lingkungannya.

Bukan APE Sentinel kalau hanya memfasilitasi lomba mewarnai tanpa edukasi kepada anak-anak yang mengikuti lomba. Setelah anak-anak selesai mengikuti lomba, tim termuda COP ini pun beraksi dengan menggunakan kostum dan boneka tangan, sedikit cerita tentang orangutan yang harus kehilangan rumahnya. “Semoga mimpi kami, pada generasi penerus untuk melidungi orangutan dan yang lainnya dapat menjadi mimpi mereka juga. Jangan berhenti bermimpi… dan jangan ragu untuk berbagi”, begitu kata Netu Domayni, COP Academy batch 1 yang sedang magang di kantor COP Sumatra.

Waktu yang diberikan untuk mewarnai gambar selama 45 menit ini menyisakan kesan untuk peringatan Hari Orangutan Sedunia. Ada peserta yang mewarnai orangutan dengan warna hitam, ada yang mewarnainya dengan warna terang bahkan ada yang mewarnainya dengan warna biru. Selebhnya mewarnai orangutan dengan warna aslinya yaitu warna orange dan cokelat. “Setiap anak bebas mengartikan setiap warna yang menyisakan tanya. Semoga semua anak bahagia. Seperti kami yang cukup senang bisa mengambil peran di Bukit Lawang untuk Orangutan Day 2022”, tutup Netu lagi. Mari bersiap untuk esok hari di kegiatan bersama lagi untuk Orangutan Indonesia. (MEY)