SORE BERSAMA ASTO, ASIH DAN RYAN

Sore-sore terakhir ini selalu saja turun hujan, jadwal sekolah hutan Sumatran Rescue Alliance (SRA) dua individu orangutan Asto dan Asih kadang terpaksa absen kalau hujannya sudah duluan datang sebelum “kelas” dimulai. Hari ini pun sejam sebelum jadwal sekolah hutan, langit mulai gelap. Sekolah hutan pun dimajukan, intinya agar orangutan keluar dari kandang setiap pagi dan sore.

Perawat Satwa sore ini ada tiga orang yang bertugas. Iqbal menyiapkan pakan, Ryan dan Ikram mulai memakain baju tugas. Karena di SRA tidak hanya orangutan tapi juga primata kecil lainnya. Pakan pun di potong kecil dan sesuai porsinya masing-masing.

Asto dan Asih dikeluarkan dari kandang oleh perawat Ryan. Masuk ke “kelas” dengan semangat. Asto memilih prilaku berpindah-pindah pohon, sedangkan Asih sibuk mematah-matahkan ranting kecil di bagian atas pohon dengan pergerakan berpindah pohon yang sedikit.

Sore ini sesuai prediksi, matahari tetap tertutup awan kelabu disusul oleh hujan kecil. Asto dan Asih memilih tidak turun dan tidak mau kembali ke kandang walaupun sudah dipanggil berulang-ulang oleh Ryan. Buah-buahan untuk memancing mereka pun diabaikan, mereka tetap memilih di atas pohon. (DAN)

HARI KEEMPAT TIM ANIMAL RESCUE COP DI GEMPA CIANJUR

Ini adalah hari keempat tim berada di lokasi bencana Cianjur, Jawa Barat. Penanganan pada satwa yang terdampak masih dilakukan khususnya pemberian pakan dan penyisiran satwa yang berada di wilayah terdampak gempa Cianjur berkekuatan 5,6 Mw pada 21 November 2022 pukul 13.21 WIB yang lalu. 

Siang ini, tim berhasil mengevakuasi ular sanca batik (Malayopython reticulatus). Ular ini didapat dari salah seorang warga yang terdampak bencana. Ia menangkap ular tersebut saat melintas di depan jalan rumahnya. Proses penangkapan dilakukan dua hari sebelum gempa terjadi. Sempat akan dilepaskan ke hutan tetapi takut salah penanganan dan tidak tahu lokasi yang pas untuk dikembalikan ke alam.

Setelah tim memeriksa kondisi ular dan melakukan pencarian lokasi yang ideal untuk ular dengan panjang dua meter ini, tim Animal Rescue COP pun melepaskan python ini. Selanjutnya tim memutuskan turun ke zona hijau karena mendung yang akhirnya hujan deras yang cukup lama. 

Sampai tanggal 25 November, zona merah mulai dipindah BNPB. Lokasi pencarian korban bencana terfokus di daerah Cijendul dimana pencarian korban manusia yang tertimbun longsor. Untuk wilayah desa-desa di kecamatan Cugenang kondisinya sudah multi kondusif dan banyak relawan dari luar  maupun dalam kota yang memenuhi tiap sudut lokasi pengungsian masyarakat. (SAT)

GEMPA CIANJUR: KORBAN YANG TERLUPAKAN (2)

Rabu pagi, kami sudah meninggalkan camp menuju lokasi yang belum sempat kami datangi kemaren. Pergerakan kami jauh lebih lincah dengan sepeda motor sewaan. Dua keluarga yang kami jumpai memelihara lima kucing dan dua di antara nya baru beberapa hari dilahirkan. Pakan basah untuk bayi kucing pun kami berikan.

Salah satu pemilik kucing yang selalu kedatangan dua kucing liar menangis karena dua kucing peliharaannya tidak mau makan dan menjadi penakut jika ada orang asing. “Kucing ini biasanya ramah ke semua orang, tetapi sekarang malah langsung kabur. Apalagi ketika mendengar suara sirine ambulan”, cerita pemilik empat kucing yang sering didatangi kucing liar.

Hari ketiga paska gempa Cianjur, kami menemukan satu kucing mati di pinggir jalan dan langsung kami kubur. Sepanjang hari masih diiringi gempa susulan namun tak begitu besar. Keesokan harinya, kami mendapat tambahan anggota tim. Senang sekali, energi yang terkuras kemarin seolah-olah penuh kembali. Pergerakan kami bagi ke berbagai arah. Seperti hari sebelumnya, kami melakukan street feeding. Semakin banyak kucing yang kami jumpai.

Kami juga menemukan dua kucing yang masih dalam kandang tetapi di rumah tersebut tidak ada pemiliknya. Kegiatan di Cianjur ini menyadarkan saya bahwa selain manusia, satwa juga bisa menjadi korban bencana alam. Makhluk hidup satu ini sering terlupakan. Tim Penyelamat Satwa membantu pemilik satwa baik itu hewan kesayangan hingga hewan ternak di saat mereka bertahan hidup ketika bencana alam datang. COP memanggil Orangufriends untuk bergabung. (Sofyan_COPSchool12)