A BABY WITH BULLET IN HIS CHEST?

A baby orangutan, without his mommy… his mommy can be ascertained dead, killed.
Baby Apung/Bumi is a baby orangutan rescued from Tumbang Koling village, Central Kalimantan by APE Crusader team Centre for Orangutan Protection on June 17, 2016 a month ago. When APE Crusader found him, Apung/Bumi is very weak. After passing a medical at the BOS Nyarumenteng, he is known to have a bullet in his chest.

Baby with bullet in the his chest??? Can you imagine it?

Thank you for you support, so that we can save Apung/Bumi or the others.
Bayi orangutan, tanpa induk… dapat dipastikan induknya mati, terbunuh.
Bayi Apung/Bumi adalah bayi orangutan yang diselamatkan dari desa Tumbang Koling oleh tim APE Crusader Centre for Orangutan Protection pada 17 Juni 2016 yang lalu. Pada saat tim menemukannya, Apung/Bumi sangat lemah sekali. Setelah melalui tes kesehatan di BOS Nyarumenteng, diketahui ada sebutir peluru di dadanya.

Bayi dengan sebutir peluru di dada? Apakah kamu bisa membayangkannya? 
Terimakasih atas dukunganmu, sehingga kami bisa menyelamatkan bayi Apung/Bumi ini.

ORANGUFRIENDS YOGYA AT GERONIMO FM

Cuap-cuap tengah malam? Itu yang dilakukan orangufriends Yogyakarta di radio kesayangan Yogyakarta, Geronimo FM. Ya, ini dilakukan orangufriends untuk semakin menyebarluaskan perlindungan orangutan. Orangutan yang merupakan spesies kunci dalam hutan, yang sering disebut juga sebagai umbrella species atau dalam bahasa kita menyebutnya spesies payung. Seperti payung yang melindungi spesies lainnya yang ada di hutan.

Orangufriends mengajak para pendengar mengenal Centre for Orangutan Protection, suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang Indonesia asli yang prihatin dengan kondisi orangutan Kalimantan di tahun 2007. Pusat rehabilitasi orangutan Nyarumenteng saat itu menjadi penampungan pengungsi besar-besaran akibat pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. Ini seperti mengepel lantai yang basah, sementara keran yang bocor tidak dibetulkan.

Apa saja sih yang bisa pendengar lakukan untuk ikut andil dalam perlindungan orangutan? Bisa bergabung dengan orangufriends, yaitu kelompok pendukung COP, dengan ikut aktif membuat dan berkegiatan di dalamnya. Apa saja bisa kamu lakukan, sesuai dengan keterampilanmu. Jago menterjemahkan tulisan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, silahkan gabung sebagai volunteer translatenya.

Terimakasih orangufriends Yogya… yang tengah malam masih berbagi pengalaman dengan para pendengar Geronimo FM.
Save or Delete, You Decide!

4 BABIES ORANGUTAN ARRIVED AT SOCP

The 4 (four) babies orangutan rescued from a trader in Medan (26/7), have arrived in orangutan rehabilitation centre SOCP. The baby orangutans are not with their mothers, so the mothers might have been murdered. One of the babies seems so wild, it might be just taken from the forest. SOCP will take care of these four babies until they are ready to be released back to the forest.

Orangutan trafficking is a crime, Z (34 years old) is still under investigation. Based on UU No 5 1990 about Nature Conservation and Ecosystem, the punishement for this case is a maximum 5 years imprisonment. “That is such a light punishment. There wa even no trader senteced to a maximum punishment in the history. The failure in the law enforcement will make the crime keeps increasing.”, said Daniek Hendarto, the captain APE Warrior COP.
#CombatIllegalWildlifeTrade

Keempat bayi orangutan yang baru saja diselamatkan dari pedagang satwa liar di Medan (26/7), telah tiba di Pusat Rehabilitasi Orangutan SOCP. Bayi orangutan terlihat saling berpelukan. Bayi orangutan tanpa induk, dapat dipastikan induknya mati, terbunuh. Salah satu bayi terlihat masih sangat liar, kemungkinan baru saja didapat dari alam. SOCP akan merawat keempat bayi orangutan ini, hingga akhirnya bisa dilepasliarkan kembali ke alam.

Perdagangan orangutan adalah kejahatan. Z (34 tahun) saat ini masih dalam penyelidikkan. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, hukuman penjara atas kasus perdagangan satwa langka paling lama 5 tahun. “Hukuman ini masih terlalu ringan. Bahkan dalam sejarah belum pernah sampai pada hukuman maksimal ini. Kegagalan penegakkan hukum ini hanya akan menyuburkan perdagangan satwa liar saja.”, kata Daniek Hendarto, kapten APE Warrior COP.
#JusticeForOrangutan