APE SENTINEL MENANAMKAN KESADARAN KONSERVASI DI SMAN 2 BINJAI

Kamis pagi yang cerah, suasana di SMA Negeri 2Binjai terasa berbeda. Ruangan kelas XII IPA 1 dipenuhi oleh 35 siswa yang penuh semangat menunggu kedatangan tim APE Sentinel dan relawan orangutan (Orangufriends). Saat tim masuk, mereka langsung disambut oleh Bapak Edi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. School Visit kali ini dibuka dengan semangat oleh Orangufriends, Ibnu. “Siapa yang tahu apa itu konservasi?”, tanyanya sambil memandang para siswa yang duduk rapi. Seorang siswa, dengan antusias mengangkat tangan. “Usaha untuk menjaga lingkungan dan satwa kan, Kak”. “Benar sekali, Dina!”, jawab Ibnu. “Dan hari ini kita akan bahas, kenapa konservasi itu penting, khususnya untuk orangutan, penjaga hutan kita”.

Keseruan bertambah saat sesi permainan dimulai. Permainan “Tangan Kusut” memupuk kerja sama tim dan mengajarkan pentingnya kolaborasi dalam menjaga alam. Permainan “Pemburu dan Penebang” mengajarkan siswa tentang dampak buru kerusakan hutan terhadap satwa liar seperti orangutan. Setelah permainan, para siswa denga percaya diri menganalisis hikmah di balik aktivitas tersebut, menunjukkan bahwa edukasi tidak hanya menjadi pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga membangun pemahaman yang mendalam. Suasana kelas dipenuhi tawa, refleksi, dan rasa kepedulian yang tumbuh.

Sebagai penutup, tim bersama para siswa dan guru mengambil foto bersama sebagai kenang-kenangan. Poster edukasi tentang orangutan juga diserahkan kepada pihak sekolah, menandai komitmen bersama dalam mendukung konservasi. Kunjungan ini adalah langkah penting dalam mengenalkan Pusat Rehabilitasi Orangutan SRA (Sumatran Rescue Alliance) dan membangun generasi yang peduli terhadap kelestarian satwa dan habitatnya. Harapan besar terpancar dari SMA Negeri 2 Binjai, mereka siap menjadi bagian dari solusi pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. (DIM)

APE SENTINEL MENGINSPIRASI GENERASI MUDA DI SMAN 5 BINJAI

Pagi yang cerah di aula semi-outdoor SMAN 5 Binjai diwarnai antusiasme 70 siswa dari kelas XII IPS 1 dan XII MIA 1. Tim APE Sentinel baru saja tiba, disambut hangat oleh Bu WIwi, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Dengan senyum penuh semangat, Bu Wiwi membuka acara. “Hari ini, kita akan belajar hal yang sangat penting. Mari buka hati dan pikiran kita untuk mendengarkan cerita dari teman-teman Centre for Orangutan Protection (COP)”, katanya.

Bukhori, staf edukasi COP memulai sesi dengan sebuah pertanyaan sederhana, “Ada yang tahu kenapa orangutan disebut ‘penjaga hutan’?”. Salah satu siswa denga cepat mengangkat tangan. “Karena mereka bantu sebar biji-bijian di hutan, Kak!”. “Betul sekali, hebat!”, jawab Bukhori. “Orangutan itu seperti petani alami. Kalau mereka tidak ada, hutan akan kehilangan salah satu penjaganya. Dan kalau mereka tidak ada, hutan akan kehilangan salah satu penjaganya. Dan kalau hutan hilang, kita juga akan kehilangan banyak hal. Ada yang tahu apa saja?”, tanya Bukhori lagi. “Ada banjir, Kak!”, seru seorang siswi. “Dan udara jadi gak sehat”, siswa lain pun ikut bersahutan menjawab pertanyaan tersebut.

Diskusi berlangsung interaktif dengan siswa aktif bertanya dan memberikan pendapat mereka. Salah satu momen yang paling dinanti adalah permainan “Pemburu dan Penebang”. Melalui permainan ini, siswa diajak memahami perjuangan orangutan dalam bertahan hidup di hutan yang rusak akibat ulah manusia. Ketika permainan usai, siswa dengan percaya diri mampu menjelaskan filosofi permainan tersebut dan menyadari bahwa pelestarian hutan adalah tanggung jawab bersama. Tawa, semangat, dan keingintahuan mereka menciptakan suasana belajar yang hidup. Kegiatan hari itu ditutup dengan penuh apresiasi dari pihak sekolah. Bu Wiwi menyampaikan rasa terima kepada tim atas edukasi yang menyentuh dan memberikan wawasan baru bagi siswa. (DIM)

SENO, RUMAH, ORANGUTAN, DAN KEBEBASAN

Seno namanya, seorang animal keeper yang suka membuat ilustrasi dan punya latar belakang pendidikan Biologi ini punya pribadi yang sangat ramah. Berinteraksi secara langsung dengan satwa langka dan endemik di Indonesia yaitu orangutan menjadi kebanggaan baginya. Di BORA (Bornean Orangutan Rescue Alliance) inilah petualangannya di mulai. Orangutan datang dengan cerita masing-masing. Terpisah dari induknya, pemeliharaan warga atau orangutan yang terkena dampak dari aktivitas manusia yang menghancurkan rumah mereka, menjadi cerita menyedihkan untuk kera besar satu-satunya yang ada di Indonesia ini.

Seno punya tugas membantu orangutan belajar kembali menjadi orangutan liar. Hal yang dilakukan pertama kali sebelum berinteraksi dengan orangutan yaitu mempersiapkan buah pakan. Pakan orangutan diberikan di pagi, siang, dan sore hari. Aktivitas selanjutnya yaitu Sekolah Hutan yang dilakukan pagi hari dan siang hari dalam rentan waktu 2 jam. Membawa orangutan ke lokasi sekolah hutan dimana orangutan beraktivitas mencari makan, bermain, berinteraksi dengan sesama orangutan, memanjat, menjelajah, bahkan tertidur di sekolah hutan adalah aktivitas yang cukup menguras energi. Ya, kita harus punya fisik yang kuat dan sehat. Aktivitas orangutan tersebut pun tercatat di buku dan terlapor dalam grafik dalam laporan bulanan.

Tidak jarang, Seno pun harus menghadapi tantangan sulit seperti cuaca yang tiba-tiba mendung atau pun orangutan yang telah keluar dari zona sekolah hutan yang ditetapkan, bahkan hal yang paling sulit lainnya adalah jika orangutan yang diamati mendadak susah untuk kembali dibawa turun kembali ke kandang. Namun di balik kesulitan itu, terdapat rekan kerja lainnya yang selalu siaga membantu.

Hari demi hari berlalu, Seno pun menyadari beberapa orangutan memiliki perkembangan tersendiri. Mereka mulai berani menjelajah hutan, menemukan makanan sendiri, dan belajar hidup tanpa bergantung pada manusia. Ketika saatnya tiba untuk melepaskan mereka kembali ke alam liar, perasaan itu sangat campur aduk. Ada kebahagian, kebanggaan, dan sedikit rasa sedih. Tapi itulah tujuan kita, mengembalikan mereka ke rumah sejatinya.

Bekerja di tempat konservasi orangutan adalah pengalaman yang mengubah hidup. Seno belajar bahwa bukan hanya kita yang merawat orangutan, tapi mereka juga mengajari kita tentang kesabaran, kepercayaan, dan pentingnya menjaga alam. Di sini, Seno menemukan makna sejati dari kata “rumah” dan “kebebasan”. (SEN)