ANAK MUDA DI KONSER AMAL ORANGUTAN

Perahu dengan mesin kecil berkekuatan 15 PK ini kami sebut ketinting. Perahu pertama kami dengan warna dominan jingga atau oranye ini dibuat tahun 2015 dengan nama “WAY BACK HOME”. Banyak orang bertanya kenapa bernama Way Back Home?

13 Oktober 2015 relawan COP yang bergabung dalan Orangufriends kota Yogyakarta membuat konser musik amal tahunan yang dikenal dengan Sound For Orangutan (SFO). SFO 2015 Yogyakarta saat itu bertema ‘Way back Home’. Sejalan dengan program pembangunan pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo di Berau, Kalimantan Timur saat itu.

Dari kegiatan SFO 2015 yang dikerjakan anak muda terbaik dan didominasi panitia perempuan, konser amal ini menghadirkan band-band anak muda Indonesia seperti FSTVLST, Down For Life, Broken Rose, Seringai, Sri Plecit dan Miskin Porno. Keuntungan penjualan tiket dari SFO 2015 inilah yang digunakan untuk membeli mesin ketinting dan membuat perahu Way back Home. Selama masih ada anak-anak muda Indonesia peduli satwa liar, kami yakin perjuangan menyelamatkan orangutan tidak akan berhenti.

#KamiMuda_Indonesia_PenyelamatOrangutan

EKOWISATA UNTUK JAGA ALAM

Namanya Susilawati Jalung. Dua tahun lalu diwisuda sebagai sarjana sastra Inggris. Kami memanggilnya Uci. Lahir dari orangtua yang keduanya suku Dayak. Uci dibesarkan di kampung Merasa yang merupakan kampung Dayak di kabupaten Berau, kalimantan Timur. Satu tahun terkahir ini, Uci bersama anak-anak muda di kampung Merasa membangun dan menjalankan kelompok ekowisata.

Perempuan muda nan tangguh yang dimiliki COP ini tidak hanya menjalankan pendampingan masyarakat tapi juga mengelola edukasi, mengatur jadwal pengobatan medis satwa domestik yang dilakukan tim medis COP Borneo di kampung Merasa.

“Dengan adanya ekowisata kami berharap ada masyarakat yang terbantu ekonominya. Dari situ mereka bisa akan berusaha untuk menjaga lingkungan sekitar aset wisatanya.”, semangat Uci di atas perahu Ecotripnya.

#KamiMuda_Indonesia_PenyelamatOrangutan

UNYIL DAN SARANGNYA

Siapakah orangutan yang sering membuat sarang di pulau orangutan? Jawabannya adalah orangutan Novi dan Unyil. Kalau Novi sering membuat sarang ketika selesai feeding sore, sementara Unyil membuat sarang pada siang hari.

Di pulau pra-rilis orangutan banyak terdapat pohon ara. Orangutan Unyil sangat suka sekali makan buah ara dan biasanya orangutan Unyil akan membuat sarang di pohon ara. Penasaran seperti apa sarang buatan orangutan Unyil? Sama seperti sarang orangutan pada umumnya. Sarang Unyil pun terdiri dari tumpukan daun dan ranting yang dipatah-patahkan dan terlihat nyaman untuk dijadikan tempat istirahat.

Tapi… saat sarang sudah selesai dibuat. “Unyil akan meninggalkannya begitu saja. Sering juga ranting dan daun-daun penyusun sarang dihamburkan lagi.”, ujar Idam teknisi pos pantau pulau orangutan. Dan itu tidak hanya kelakuan Unyil, orangutan lainnya yang menghuni pulau pra-rilis orangutan COP Borneo juga tak menggunakan sarang sebagai tempat istirahatnya saat siang hari. “Mereka membuat sarang hanya untuk bermain, seperti Unyil. Mungkinkah mereka meniru Unyil?”, gumam Idam lagi.

Ketika sore semakin pekat, semua orangutan di pulau akan mencari pohon favoritnya dan sibuk membuat sarang untuk tidur, tak terkecuali Unyil. Unyil akan mencari kembali bekas sarang buatannya, merenovasinya dengan tambahan daun maupun ranting baru. (WET)