MALANG ‘YEAR OF FREEDOM’ COMMUNITY VISIT

In commermorating World Orangutan DAy in 2017, orangufriends Malang held a community visit activity on Monday (21/8). World Orangutan Day or World Orangutan DAy (WOD) is actually celebrated on August 19, but the ceremony was forced to be postponed because it adjusted the agenda of each community visited. These communites are Earth Hour (EH) Malang and the Brawijaya University Student Association of Nature Lovers (IMPALA).

This year the Center for Orangutan Protection (COP) carries the theme “Year of Freedom”, because this year COP will release its first orangutan. Therefore, the community visit theme is taken in addition to discussing the material of orangutan and also disseminating good news from COP Borneo about “Year of Freedom”. “This theme is important for us Malang’s Orangufriends because we believe that everyone involved in COP and Orangufriends has long been working wholeheartedly for this moment, and that day really deserves to be greeted with joy.” said Algriawan Bayu, Orangufriends Malang.

This Community visit is also the beginning of Posuf’s Malang positive relation with local communities. With the relationship built, we are confident that more young people will understand how important is to keep orangutans and their habitats and other wildlife. We also believe that what we have delivered in this activity will continue to spread as a message of kindness. There is one thing that we all agree on from this activity, whoever we are and from whichever asala (community), as long as we have one goal for the environtment, we are brothers. (Dhea_Orangufriends)

Dalam rangka memperingati Hari Orangutan Sedunia tahun 2017, Orangufriends Malang mengadakan kegiatan community visit pada hari Senin (21/8). Hari Orangutan Sedunia atau World Orangutan Day (WOD) sejatinya dirayakan pada tanggal 19 Agustus, namun seremoni ini terpaksa diundur karena menyesuaikan agenda masing-masing komunitas yang dikunjungi. Ada pun komunitas-komunitas tersebut adalah Earth Hour (EH) Malang dan Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (IMPALA) Universitas Brawijaya.

Pada tahun ini Centre for Orangutan Protection (COP) membawa tema “Year of Freedom”, sebab tahun ini juga COP akan melakukan release orangutan pertamanya. Maka dari itu tema community visit yang diambil pun selain membahas materi orangutan dan juga menyebarluaskan kabar baik dari COP Borneo tentang “Year of Freedom”. “Tema ini menjadi penting bagi kami orangufriends Malang karena kami percaya bahwa semua orang yang terlibat dalam COP maupun Orangufriends sejak lama telah bekerja dengan sepenuh hati untuk datangnya momen ini. Dan hari itu sungguh layak disambut dengan gembira.”, ujar Algriawan Bayu, Orangufriends Malang.

Community visit ini juga menjadi awal dari relasi positif Orangufriends Malang dengan komunitas-komunitas lokal. Dengan adanya relasi yang dibangun, kami yakin akan lebih banyak lagi generasi muda yang mengerti dan memahami betapa pentingnya hal menjaga orangutan dan habitatnya serta satwa liar lainnya. Kami juga yakin bahwa apa yang telah kami sampaikan dalam kegiatan ini akan terus mereka sebarluaskan sebagai sebuah pesan kebaikan. Ada satu hal yang kami semua sepakati dari kegiatan ini, siapapun kita dan dari manapun asala (komunitas) nya, selama kita punya satu tujuan untuk lingkungan, kita saudara. (Bayu_Orangufriends)

ORANGUFRIENDS PALANGKARAYA CELEBRATE #ORANGUTANDAY

Sunday, August 20th 2017 in the big roundabout Palangka Raya a routine activities CFD (Car Free DAy) looks crowded like the previous weeks but there is a different in this week CFD, What is it ?

There is one Orangufriends member who is a supporter of the COP (Center for Orangutan Protection) with friends from Kimpala go down directly on the street carrying posters that read “Year of Freedom” while handiong out free stickers for Palangka Raya city residents.

While getting stickers, residents were wondering about orangutan and COP. Not a few who deliberately approached to ask for a sticker. 

This action is done as a celebration of World Orangutan Day or World Day of Orangutan which is commemorated on August 19 every year. It is expected that with this activity, it can raise awareness of Palangka Raya city residents in maintaining the survival of orangutans and their habitat. 

“Thank God, this action is welcomed by the citizens and young people her,” said Diska Anshari, a student of COP School Batch 7. This activity is also a marker that orangufriends still exist in Palangkaraya and hopefully in the future can open the eyes of young people of Central Kalimantan to participate directly in the preservation of orangutan life in Indonesia (Dhea_Orangufriends)

ORANGUFRIENDS PALANGKA RAYA MEMPERINGATI #ORANGUTANDAY
Minggu, 20 Agustus 2017 kegiatan rutin CFD (Car Free Day) di bundaran besar Palangka Raya terlihat ramai seperti pekan-pekan sebelumnya namun ada yang berbeda di pekan ini, apa itu?

Ada satu anggota orangufriends yang merupakan pendukung COP (Centre for Orangutan Protection) bersama teman-teman dari Kimpala turun langsung ke jalan membawa poster yang bertuliskan “Year Of Freedom” sambil membagikan stiker gratis untuk warga kota Palangka Raya.

Sambil mendapatkan stiker, warga pun bertanya-tanya tentang orangutan dan COP. Tak sedikit yang sengaja menghampiri untuk meminta stiker secara langsung.

Aksi ini dilakukan sebagai perayaan World Orangutan Day atau Hari Orangutan Sedunia yang diperingati pada 19 Agustus setiap tahunnya. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, bisa membangkitkan kesadaran warga kota Palangka Raya dalam menjaga kelangsungan hidup orangutan beserta habitatnya.

“Syukurlah aksi ini disambut baik oleh warga dan anak muda di sini.”, ucap Diska Anshari, siswa COP School Batch 7. Kegiatan ini juga sebagai penanda bahwa orangufriends masih tetap eksis di Palangka Raya dan semoga kedepannya bisa turut membuka mata anak muda Kalimantan Tengah agar ikut terjun secara langsung dalam menjaga kelestarian hidup orangutan di Indonesia (Diska_Orangufriends)

72 PENYU SISIK DILEPASLIARKAN DI PANTAI SENDURIAN

Banyak cara merayakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak terlepas tim APE Crusader yang biasanya menyelamatkan orangutan dan berada di garis depan saat mempertahankan hutan yang beralih fungsi menjadi perkebunan. APE Crusader turut melepaskan anak penyu sisik yang dilakukan sepanjang kawasan pantai Sendurian, desa Sungai Perlu dan di kawasan pantai wilayah kelola Taman Nasional Tanjung Puting wilayah II resort Sungai Perlu.

“Saling mendukung upaya konservasi itu mengembalikan semangat kami.”, ujar Faruq Zafran, kapten APE Crusader. “Tantangan di dunia konservasi sangat bervariasi. Inilah yang membuat kami tertarik untuk mempelajari cara mengatasinya. Belajar darimana saja dan kapan saja dapat mengembalikan semangat kami mengatasi persoalan. Bahwa kami tidak sendiri.”.

Sabtu, 19 Agustus 2017 ada 72 anakan penyu sisik yang dilepasliarkan kembali. Penyu-penyu ini masih harus berjuang untuk sampai ke lautan. Mereka juga harus menghadapi predator yang datang seaktu-waktu. “Penyu yang kecil saja siap mengarungi lautan nan luas. APE Crusader siap meyelamatkan orangutan Kalimantan.”. (Petz)