PAKAI TWIBBON ORANGUFRIENDS RAYAKAN INTERNATIONAL VOLUNTEER DAY

Setiap tahun pada 5 Desember, Hari Relawan Sedunia dirayakan untuk mengapresiasi jutaan individu yang telah berkontribusi dalam berbagai aksi sukarela. Di Indonesia, Orangufriends menjadi salah satu contoh inspiratif. Ada lebih 430 anggota Orangufriends di seluruh Indonesia hingga mancanegara yang aktif dalam melindungi orangutan dan habitatnya. Dengan semangat sukarela, mereka menjalankan misi konservasi melalui edukasi, kampanye, dan aksi langsung bersama COP.

Dari School Visit hingga konser amal seperti Sound for Orangutan, Orangufriends menjadi ujung tombak kampanye COP untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi. Mereka juga terlibat dalam acara edukasi seperti Abelii Fest di Sumatra Utara, Moriospere di Kalimantan Timur, dan kegiatan perlindungan serta penyelamatan satwa. Melalui aksi nyata ini, Orangufriends tidak hanya melindungi alam tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk ikut menjaga bumi. Pada Hari Relawan Sedunia ini, yuk kita simak perjalanan salah satu Orangufriends yang baru saja bergabung.

Mejadi Orangufriends bukan sekedar tentang memberi, tetapi juga tumbuh dan belajar. Setiap sukarelawan memiliki cerita unik, seperti Aulia, mahasiswi Sastra Arab yang secara tidak sengaja bergabung setahun lalu. Berawal dari iseng mendaftar sebagai sukarelawan di Abelii Fest Batch 2, ia kini menjadi salah satu relawan yang paling aktif di COP dan kerap membantu tim APE Sentinel di Medan. “Aku cuma cari kegiatan relawan waktu itu. Gak nyangka banget ternyata ini jadi keputusan yang mengubah hidupku”, ujarnya.

Setelah bergabung, Aulia mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari School Visit hingga kampanye besar seperti “Banan Not Bullet”. Puncaknya adalah ketika ia bergabung dalam COP School Batch 14 di Yogyakarta, dimana Aulia belajar banyak tentang konservasi dan bertemu teman-teman dari seluruh Indonesia. “Pengalaman di COP School bikin aku sadar betapa pentingnya orangutan bagi ekosistem kita”, katanya.

Kini Aulia aktif menyebarkan kesadaran melalui School dan Campus Visit, bahkan terlibat dalam Abelii Fest Batch 3. Melihat bagaimana anak-anak dan mahasiswa mulai memahami pentingnya melindungi orangutanmemberinya semangat baru. “Kalau dipikir-pikir, ini langkah random terbaik yang pernah aku ambil”, katanya dengan senyum bangga. Di Hari Relawan Sedunia ini, Aulia berharap lebih banyak orang tergerak untuk menjadi bagian dari perubahan. “Bersama, kita bisa selamatkan bumi”, tambahnya penuh keyakinan.

Yuk, mari kita merayakan Hari Relawan Sedunia 2024 bersama Orangufriends dengan menggunakan dan mengunggah twibbon khusus ini! https://www.twibbonize.com/internationalvolunteerday2024#google_vignette
(DIM)

KEJAR-KEJARAN DENGAN ORANGUTAN

Forest school sebutan lain untuk sekolah hutan merupakan salah satu bagian kegiatan dari rehabilitasi orangutan. Orangutan melatih insting liarnya di hutan agar terbiasa dengan lingkungan hutan sebelum dilepasliarkan tentu saja untuk dapat hidup seperti alaminya. Saya Cana, mengikuti kegiatan sekolah hutan saat masih menjadi trainee untuk belajar menjadi biologist di COP dengan mendata berbagai jenis tumbuhan yang dimakan oleh orangutan saat sekolah hutan.

Pengalaman menggendong orangutan yang bernama Jainul menuju lokasi sekolah hutan adalah hal yang sangat menyenangkan. Jainul sangat tenang dan fokus dengan makanannya. Namun saat diajak untuk naik ke atas pohon, Jainul serta orangutan lainnya yaitu Charlotte, sangat penasaran dengan orang baru seperti saya. Mereka berusaha mendekati untuk mengajak bermain. Namun mereka mengajak bermain sambil mencoba menggigit bagian tubuh manapun yang dekat dengan mereka. Saya mencoba mengindar dan bersembunyi karena tidak mau digigit. Tapi keduanya terus mengejar hingga saya terpojok. Orangutan Aman pun ikut penasaran dan bergabung. Hal itu terus berulang hingga kami bermain kejar-kejaran dengan orangutan-orangutan ini. “Mereka terlihat senang, sementara saya? Senang walaupun terengah-engah dan kelelahan”.

Belum lagi orangutan Bagus yang mememiliki rasa penasaran yang sama. Bagus mendekati saya yang sedang mencari sampel dedaunan. Bagus pun turun ke tanah dan mulai mengejar saya. Saya menghindar, Bagus pun berpura-pura pergi menuju pohon di belakang, yang benar-benar terlihat seperti hanya melewati saya karena dia berjalan lurus. Hal ini terus berulang sampai kita mengitari pohon atau animal keeper lainnya untuk kejar-kejaran hingga salah satu mengalah atau lelah. Namun kejar-kejaran merupakan pengalaman yang berkesan dan menyenangkan. Karena orangutan hanya bermaksud memuaskan rasa penasaran saja dan ingin mengajak bermain (dengan mencoba menggigit kaki maupun tangan saya). Suatu perkenalan yang berbeda dari biasanya. (CAN)

OPEN CALL FOR BROADCASTERS

Beberapa bulan ini, Centre for Orangutan Protection (COP) semakin aktif berkolaborasi dengan stasiun radio lokal sebagai platform untuk berbagi cerita dan pengalaman mengenai konservasi orangutan. Tim COP sering terdengar di gelombang radio dari RRI Yogyakarta hingga KISS FM Medan untuk menyebarkan virus pelestarian orangutan. Dalam setiap siaran, staf COP dan Orangufriends (relawan orangutan) berbagi cerita menarik, baik itu tentang biologi orangutan, aksi-aksi konservasi yang sedang berjalan, atau program lain yang juga fokus pada pelestarian satwa liar seperti tim APE Protector yang bekerja untuk perlindungan Harimau Sumatra di Sumatera. Siaran ini menjadi media yang sangat efektif untuk mendekatkan pesan konservasi kepada masyarakat luas.

Siaran radio juga menjadi sarana informasi kegiatan Orangufriends seperti acara musik Sound for Orangutan di Yogyakarta, Abelii Fest di Medan, Moriosphere di Samarinda, dan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang lainnya. Partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam mendukung kerja konservasi bukanlah hal yang ekslusif tetapi menjadi kewajiban kita semua.

Melihat antusiasme yang tinggi dari pendengar, COP berharap agar kegiatan penyiaran ini bisa berlangsung secara rutin setiap bulannya. “Kami mengajak Orangufriends yang memiliki minat dalam dunia penyiaran dan ingin ikut menyuarakan kegiatan konservasi orangutan untuk bergabung. Ini adalah kesempatan untuk berbagi pengetahuan, meningkatkan kesadaran, dan menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam upaya pelestarian orangutan. Orangufriends yang tertarik bisa langsung menghubungi staf COP di daerah masing-masing untuk bergabung dan menyuarakan perubahan positif melalui gelombang radio”, jelas Demetria Alika Putri, staf komunikasi COP di Yogya. (DIM)