BERAU ORANGUTANS ARE LOSING THEIR HABITAT

Excavators continue to knock down trees that are orangutan feed on. New land clearing for palm oil plantations has ignored orangutans existence. The orangutans, which look very similar to humans, also lost their home.

“Land clearing continues to move to the north where the largest orangutan population in Berau is located. Only 2.5 km left.”, said Paulinus Kristanto, APE Crusader captain, COP’s fast-moving team to protect orangutan habitat.

Orangutans are more frequently seen on the roadside to look for food. “Four bulldozers and one excavator are seen parking while waiting for logging in Kelay sub-district, Berau district, East Kalimantan.”, said Ramadhani, COP campaigner for COP Habitat and Orangutan Protection. “Don’t wait for trees that feed the orangutan to collapse! Let’s save the Berau orangutan.”, added Ramadhani. (EBO)

ORANGUTAN BERAU KEHILANGAN HABITATNYA
Ekskavator terus merobohkan pohon-pohon yang merupakan pakan orangutan. Pembukaan lahan baru untuk perkebunan kelapa sawit tak menghiraukan keberadaan orangutan lagi. Orangutan yang terlihat sangat mirip dengan manusia ini pun kehilangan rumahnya.

“Landclearing terus bergerak ke arah utara dimana populasi orangutan terbesar di Berau berada. Tinggal 2,5 km lagi.”, ujar Paulinus Kristanto, kapten APE Crusader, tim gerak cepat perlindungan habitat orangutan COP.

Orangutan semakin sering terlihat muncul di tepi jalan raya untuk mencari makan. “Empat buldoser dan 1 ekskavator sedang terpakir sambil menunggu penebangan kayu di kecamatan Kelay, kabupaten Berau, Kalimantan Timur.”, ujar Ramadhani, juru kampanye Perlindungan Habitat dan Orangutan COP. “Jangan tunggu pohon-pohon pakan orangutan itu roboh! Mari selamatkan orangutan Berau.”, tambah Ramadhani.

EARLY YEAR SCHOOL VISIT AT CIKAL AMRI SETU SCHOOL

An invitation to request a speaker for the Environment and Development class at Cikal school – AMRI Setu, East Jakarta started COP’s school visit in 2019. Tuesday, January 8, 2019, Amadhea W. Kaslan along with one of Orangufriend Jakarta members who is also an alumni of COP Batch 8, Zara Zein, began sharing how to protect orangutans by the Center for Orangutan Protection, the only orangutan organization established by Indonesian youths.

Twelve students from grades 6,7,8 and 9 took part in the program with the topic of Wildlife and Its Contribution to Sustainable Environment. The school visit this time became very much alive because the student were active. Quizzes about orangutans and other wildlife also colored the class for almost two hours.

COP, with the assistance of Orangufriends (an orangutan support group), sees education as having an important role in the protection of orangutans. “Later, those students will replace us, continue to protect orangutans,” Amadhea said excitedly. For those who want their school to be visited by COP and want to know more about orangutans, contact email info@orangutanprotection.com (EBO)

SCHOOL VISIT AWAL TAHUN DI SEKOLAH CIKAL-AMRI SETU
Undangan permohonan menjadi pembicara untuk kelas Environment and Development di sekolah Cikal – AMRI Setu, Jakarta Timur mengawali kunjungan ke sekolah COP tahun 2019. Selasa, 8 Januari 2019, Amadhea W. Kaslan bersama satu orangufriends Jakarta yang juga merupakan alumni COP School Batch 8 yaitu Zara Zein mulai berbagi bagaimana perlindungan orangutan yang dilakukan Centre for Orangutan Protection, satu-satunya organisasi orangutan yang didirikan oleh putra-putri Indonesia.

Dua belas siswa dari kelas 6,7,8 dan 9 yang mengikuti program mendapatkan topik Wildlife and Its Contribution to Sustainable Environment. Kunjungan ke sekolah kali ini menjadi berbeda dengan begitu aktifnya para siswa. Kuis-kuis tentang orangutan dan satwa liar lainnya mewarnai kelas selama hampir dua jam.

COP dengan bantuan Orangufriends (kelompok pendukung orangutan) memandang edukasi memiliki peran penting dalam perlindungan orangutan. “Kelak, mereka yang akan menggantikan kita, melanjutkan perlindungan orangutan.”, ujar Amadhea dengan bersemangat. Untuk kamu yang ingin sekolahnya dikunjungi COP dan ingin lebih tahu tentang orangutan, hubungi email info@orangutanprotection.com Yuk jadikan Orangutan kebanggaan Indonesia.

BERANI’S FIRST DAY AT FOREST SCHOOL

One more hope in early 2019. An orangutan was rescued from a wooden box in the village of Meratak, East Kutai, East Kalimantan on 23 October 2018. After going through a quarantine period and extended with a comprehensive medical examination, Berani, the orangutan, started his forest school class. He did not scream. He did not move much either. The first day Berani just spent his time staying on the ground, under the hammock of the animal keeper.

The second week is of course different from the first week. Berani started to climb trees. Went up and down from the same tree. He has not touched hanging roots and branches yet. Berani is still trying to adjust.

The look in his eyes slowly began to change. From fear to calm with hope. Berani will keep trying, it all depends on the skills of the animal keepers who take him to forest school. Let’s send your enthusiasm to the animal keepers. (Lina_CB)

HARI PERTAMA BERANI DI SEKOLAH HUTAN
Satu lagi harapan di awal tahun 2019. Ini adalah orangutan yang diselamatkan dari kotak kayu di desa Meratak, Kutai Timur, Kalimantan Timur pada 23 Oktober 2018 yang lalu. Setelah melalui masa karantina dan diperpanjang dengan pemeriksaan medis secara menyeluruh, orangutan Berani pun memulai kelas sekolah hutannya. Tak ada teriakan darinya. Tak ada pergerakan juga dari Berani. Hari pertama Berani hanya dihabiskan dengan berdiam di tanah, di bawah hammock animal keeper.

Minggu pertama tentu saja berbeda dengan minggu kedua. Berani mulai memanjat pohon. Naik dan kemudian turun dari pohon yang sama. Tali akar yang menggantung bahkan ranting-ranting yang bercabang belum juga dijamahnya. Berani terus berusaha menyesuaikan diri.

Tatapan matanya perlahan mulai berubah. Dari takut jadi teduh dengan harapan. Berani akan terus mencoba, semua tergantung kecakapan para animal keeper yang membawanya ke sekolah hutan. Yuk kirim semangat mu untuk para animal keeper. (Lina_CB)