HARI INI APE WARRIOR MEMBERI MAKAN 353 KUCING DI MAMUJU

Pagi hari penuh semangat diawali dengan hujan deras? Street feeding dari satu perumahan ke perumahan terpaksa ditunda. Namun pukul 09.00 WITA, kami tetap membuka posko pembagian pakan anjing dan kucing di jalan RE Martadinata, Mamuju, Sulawesi Barat. Semenjak posko dipindahkan ke area belakang memang warga yang mengambil pakan jumlahnya menurun cukup jauh. Walau sudah diberikan penanda di depan gerbang untuk mengarahkan warga.

Selain pakan anjing dan kucing warga juga banyak yang mencari pakan ayam dan burung. Namun menurut informasi warga lain sudah ada toko pakan burung yang buka dan melayani pembeli. Maka pada sore kami pun melakukan street feeding sembari mengecek kembali burung-burung yang ditinggal di rumah-rumah warga.

Sepanjang street feeding hari ini, kami memberi makan 46 kucing dengan paket pakan yang dibagikan sebanyak 76 paket untuk 307 kucing dan 4 anjing. Malam ini ditutup dengan kedatangan satu keluarga yang membawa anjingnya dengan kondisi yang cukup kritis dan masih dalam pemantauan. Semoga besok pagi diawali dengan kabar yang lebih baik. (LIA)

LINDA, HARAPAN BAGI SATWA DI MAMUJU

“Kak, ada laporan ini kucingnya ditinggal mengungsi di rumah sudah dua minggu, minta tolong dibantu cek katanya,” ucap Linda, memberikan laporan warga terkait kucing yang ‘tertinggal’ di rumah-rumah warga Mamuju akibat gempa pada 15 Januari 2021 lalu.

Siapa menyangka, tertundanya rencana kembali ke Bogor akibat COVID-19 justru membawanya menjadi salah satu relawan inti di posko kesehatan hewan di Mamuju, Sulawesi Barat. Bersama drh. Maaruf yang sudah dikenalnya sejak magang di Dinas Peternakan membukakan jalan baginya untuk mengaplikasikan kecintaan pada satwa.

“Aku boleh ikutan ya…,” kata Linda ketika melihat postingan drh. Maaruf di instagram mengenai rencana membuka posko kesehatan hewan. Maka mahasiswi kedokteran hewan semester 8 ini pun bergegas berangkat dari posko pengungsian dimana ia dan keluarganya tinggal, menuju kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan.

Meski masih mengungsi dan harus membantu ibunya, Linda terus aktif membantu mendampingi pelayanan medis dan menjaga posko. Ia juga menyebarkan kontaknya di media sosial sebagai kontak pelaporan bila ada warga yang membutuhkan bantuan pemeriksaan kucing atau anjing dan peliharaan lainnya yang tertinggal di rumah akibat mengungsi.

Selain itu setiap hari Linda juga membantu melakukan street feeding pada kucing dan anjing di jalanan dan di perumahan yang ditinggal penduduk. Meski begitu ia tetap berencana melanjutkan penelitiannya agar segera lulus dan bisa terjun langsung menangani pasien-pasien yang membutuhkan. Semoga segera lulus Linda dan menjadi dokter hewan yang bisa menginspirasi banyak orang! (LIA)

SEMANGAT BAGUS!

Orangutan Bagus memang sangat senang sekali bisa ikut kegiatan sekolah hutan bersama teman-teman yang lainnya. Orangutan Bagus sangat berani mengambil tindakan memanjat pohon. Yang paling tinggi sekitar 25 meter dan berjalan sangat jauh. Saya sebagai animal keeper sangat senang melihat orangutan Bagus bisa memanjat pohon yang tinggi dan menjelajahi dari satu pohon ke pohon-pohon yang lain.

Walaupun akhirnya orangutan bagus tak berani turun ke bawah dan hanya bisa menangis di pertengahan pohon. Namun orangutan Bagus ini tidak menyerah dan dia berusaha mencari akar disekitar pohon untuk bisa turun. Pada akhirnya dia menemukan pohon di sebelahnya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu besar, orangutan Bagus terus menjelajahi dari pohon lalu ke ranting dan ke ranting yang lainnya. Bagus terus mencoba untuk turun ke bawah pada akhirnya Bagus bisa sampai di bawah.

Bagus adalah orangutan yang masuk Pusat Rehabilitasi Orangutan yang dikelolah Centre for Orangutan Protection pada bulan September 2020 yang lalu. Rasa sayang pemelihara ilegalnya terdahulu menyebabkan dia tertunda untuk masuk BORA. “Sayang tidak mesti memiliki. Syukurlah, akhirnya mereka menyadari dan menyerahkan Bagus untuk direhabilitasi di BORA. Peran aktif BKSDA SKW 1 Berau sangat besar dalam menyakinkan pemelihara. Rehabilitasi memang cukup terganggu dengan adanya wabah COVID-19. Seharusnya Bagus sejak November sudah bisa menjalani kelas sekolah hutan setiap hari. Namun sekarang harus cukup puas dengan seminggu sekali.”, ujar Amir, perawat satwa. (MIR)