Yippee, fruit season is coming

Our decision to move all orangutans from our temporary shelter to new centre on April 2015 was right. The fruit season is coming now in Labanan forest, so the orangutans can adapt better to new environment. They may  try various wild fruit while forest school or we can buy it from locals for those who still have to sit the cages like Ambon and Debbie.

 

Keputusan kita untuk memindahkan orangutan dari penampungan sementara ke pusat rehab baru pada bulan April 2015 adalah tepat. Musim buah sedang datang dengan demikian orangutan bisa beradaptasi dengan lebih di lingkungan baru. Mereka boleh mencoba beragam jenis buah liar selama sekolah hutan atau kami membelinya dari masyarakat setempat untuk diberikan pada orangutan yang masih harus duduk di kandang seperti Ambon dan Debbie.

LEARN FROM THE BEST

Jamartin, Panut and Hardi are back to COP School. They confirmed to be there as mentor. Jamartin, the CEO of the BOS Foundation and Panut, the Founding Director of the YOSL/ OIC are among the mentors of the COP since since Batch #3 back in 2013. Hardi himself is the Principal of COP.

These 3 key people in orangutan conservation world believe that training the new generation of animal activists in a strategic investment for our future. Especially since the animal activism is something “strange” in a developing country like Indonesia.

More than 135 people were train in COP School and they play important role in many conservation projects in Indonesia. COP has started COP School back in 2010 and now it is likely being join education project between COP, BOSF and YOSL / OIC. Since Batch #3 (2013), we also accept foreign students. For this year, we have students from Malaysia and Korea.

 

BELAJAR DARI YANG TERBAIK.

Jamartin, Panut dan Hardi kembali ke COP School. Mereka telah mengkonfrmasi akan hadir sebagai pelatih. Jamartin, CRO dari Yayasan BOS dan Panut, Direktur Pendiri YOSL / OIC adalah sebagian dari para pelatih di COP School sejak Batch #3 di tahun 2013. Hardi sendiri adalah Kepala di COP.

3 orang kunci di dunia konservasi orangutan ini percaya bahwa pelatihan generasi baru di bidang “Animal Activism” adalah investasi strategis untuk masa depan kita. Terutama sejak hal itu dipandang sebagai sesuatu yang asing di negeri berkembang seperti Indonesia.

Lebih dari 135 orang sudah dilatih di COP School dan mereka memainkan peran penting di banyak proyek konservasi di Indonesia. COP memulai COP SChool di tahun 2010 dan sekarang nampaknya sudah menjadi semacam program bersama bagi COP, BOSF dan YOSL/OIC. Sejak Batch #3 (2013) kami menerima siswa asing. Untuk tahun ini, mereka berasal dari Malaysia dan Korea.

 

HEALING TRAUMA

Most of rescued orangutans are suffering from mental problem. They badly traumatised by the bad treatment from owners or being chased by hunters and dogs. We need to develop their trust to human. We have to threat them nicely, from the button of our heart. Thanks to the baby sitter and technician who treat them like their own children.

This is Novi. We rescued him 3 months ago. Apparently, he is recovered already. He climb the trees, making the nest in canopy and harvesting fruit. Thank you for supporting our work to help Novi and many orphaned orangutans. Lets make second chance for him to be free orangutan in the wild.

Sebagian besar dari orangutan yang kami selamatkan menderita gangguan mental. Mereka sangat trauma karena diperlakukan buruk oleh pemilikinya, atau dikejar pemburu dan anjing- anjingnya. Kita perlu membangun rasa percayanya ke manusia. Kita harus memperlakukan mereka dengan manis, dari dasar hati. Terima kasih kepada para perawat bayi orangutan dan teknisi yang telah memperlakukan mereka seperti anak – anak mereka sendiri.

Ini adalah Novi. Kami menyelamatkannya kira – kira 3 bulan lalu. Nampaknya dia sudah pulih. Dia memanjat pohon, membuat sarang di puncak dan memanen buah – buahan liar. Terima kasih telah mendukung kerja kami untuk menolong Novi dan banyak lagi orangutan yatim piatu. mari membuat kesempatan kedua baginya untuk menjadi orangutan bebas di alam liar.