GTV HENTIKAN SIARAN PERANGKAP

Program Siaran “Perangkap” menuai kecaman dari para organisasi yang bergerak di bidang perlindungan satwa liar maupun perorangan. Stasiun televisi GTV dinilai dapat memancing masyarakat untuk menangkap satwa liar yang dilindungi yang berada di alam. Hal tersebut bisa merusak keseimbangan ekosistem di suatu kawasan.

Hery Susanto, koordinator Anti Wildlife Crime mengingatkan efek negatif dari acara tersebut. “Kami memohon Komite Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memberikan teguran kepada stasiun televisi GTV dan menarik acara tersebut dari peredaran televisi maupun media sosial GTV.”, ujar Hery dengan tegas.

Senin, 12 Februari 2018 Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) mengadakan Mediasi antara Centre for Orangutan Protection dengan GTV terkait program siaran “Perangkap” yang dimaksud. Dihadapan COP dan organisasi lain, GTV mengakui kesalahannya dan sepakat tayangan “Perangkap” dihentikan.

COP menyampaikan terimakasih kepada para seluruh orangufriends (kelompok pendukung COP) yang telah menyampaikan informasi awal dan ikut peduli pada efek negatif tayangan yang tidak mendidik ini. Orangufriends… informasi kalian sangat berharga!

PRO 1 RRI, SELAMATKAN SATWA KALTIM

Berita kematian dua orangutan dalam kondisi yang mengenaskan di awal tahun 2018 ini semakin menarik perhatian masyarakat. Kedua orangutan dengan lokasi yang berbeda, satu di Kalimantan Tengah ditemukan dengan kondisi tanpa kepala dan mengapung di sungai Barito dan satu lagi ditemukan dalam kondisi yang sudah sangat lemah di embung, Taman Nasional Kutai. Persamaannya, kedua orangutan mati dengan peluru yang banyak di tubuhnya.

Pro 1 RRI yang berada di jalan M Yamin Samarinda mengundang COP dan BKSDA pagi tadi. Topik ajakan ‘Selamatkan Satwa Langka Kaltim’ menjadi sangat diperlukan untuk menyadarkan kita akan peran satwa liar di alam. Jumlah yang terus menerus menurun seiring dengan semakin sempitnya hutan sebagai rumah dan tempat hidup satwa liar menjadi persoalan yang tidak dapat dipisahkan.

Seperti kata pepatah Indian yang sangat terkenal yaitu, “Only when the last tree has died and the last river been poisoned and the last fish been caught will we realise we cannot eat money.”. Peran orangutan di hutan adalah si ahli reboisasi. Ratusan jenis tanaman hutan yang dimakannya, buah-buahan hutan yang dimakan lalu bijinya berserakan di lantai hutan merupakan bibit alami yang akan tumbuh. Perjalanan orangutan dari satu pohon ke pohon yang lain, membuka kanopi-kanopi agar cahaya matahari bisa menembus lantai hutan untuk membantu bibit-bibit alami ini tumbuh. Itu, adalah peran orangutan di alam.

BANJIR KOMENTAR ORANGUTAN DENGAN 130 PELURU

Ratusan komentar di Instagram orangutan_COP terkait orangutan yang gagal diselamatkan Centre for Orangutan Protection. Foto wajah orangutan dengan mata terluka menarik simpatik para pemilik akun instagram.

Seperti kata akun @shelypris ”min, adanya organisasi sudah memberi dampak positif, akan tetapi masih adanya korban dari kekejaman manusia terhadap binatang, terutama orangutan. Dan adanya kasus ini lalu di share, bagaimana publik harus menyikapinya? Dan apa harapannya? Sedangkan realita media sosial hanya sekedar melewatkan foto tragis satwa dilindungi, bahkan seharusnya memiliki hak yang sama dengan manusia. Apakah memang sangat sulit melindungi satwa liar apalagi yang hidup di alam bebas? Bahkan kita bisa bicara soal wilayah. Tapi itu panjang…”.

Komentar panjang ini membuat kami yang berhadapan langsung dengan korban menjadi terdiam. “Ini adalah kegagalan konservasi orangutan Indonesia.”, ujar Ramadhani, Manajer Perlindungan Habitat Orangutan COP.

Akun @melvoysitorus “Jadi gak usah heran ya kalo akhir-akhir ini alam sedang marah. Itu semua karna keserakahan manusia yang merusak alam dan memusnahkan penghuninya. Mau sampe kapan lagi Tuhan marah dan mengirimkan karmanya? Tolong banget lebih peduli dengan alam dan lebih menghargai makhluk hidup lainnya. Ingat kita hidup tidak sendiri, tapi ada makhluk hidup lain juga! Jangan serakah!”

Akun @goldenfleecethief “I have less and less faith in humanity each time I see a story like this. These beings are so magical, peaceful and majestic. To kill them is to kill ourselves.”

Kamu… dimana pun berada. Sebarkan berita orangutan yang mati dengan 130 peluru senapan angin di tubuhnya. Kepedulian kamu akan mendorong kita semua bekerja lebih teliti dan lebih keras lagi untuk mengungkap kasus kematian orangutan ini.