ANGGOTA PERBAKIN HARAM TEMBAK SATWA LIAR

Centre for Orangutan Protection (COP) mengapresiasi kepada Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (PB.PERBAKIN) yang mengeluarkan surat Nomor 257/SEKJEN/PB/III/2018 tertanggal 25 Maret 2018 yang ditujukan kepada seluruh Pengurus PERBAKIN di setiap provinsi seluruh Indonesia. Dalam suratnya PB.PERBAKIN menggaris bawahi kembali kepada anggota dan klub-klub senapan angin yang berada di bawah naungan PERBAKIN untuk kembali mengerti peraturan Kapolri bahwa senapan angin tidak bisa digunakan untuk menembak satwa. Senapan angin hanya boleh digunakan untuk menembak sasaran dan perlombaan.

“Sudah seharusnya PB.PERBAKIN menertibkan anggota dan klub naungannya agar mengerti bahwa dengan menjadi anggota PERBAKIN tidak otomatis penggunaan senapan angin halal untuk menembak satwa. COP berharap ini dimengerti oleh anggota PERBAKIN seluruh Indonesia dan tidak ada lagi kegiatan-kegiatan dengan kedok berburu hama oleh klub/komunitas senapan angin.”, oleh Ramadhani, Manager Perlindungan Habitat COP.

PB.PERBAKIN mengeluarkan surat tersebut berdasarkan surat dari Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan melihat maraknya penembakan satwa liar dengan menggunakan senapan angin.

“Kami berharap PB.PERBAKIN bisa menertibkan anggotanya dan klub naungannya. Dan Kepolisian bisa melakukan pengetatan kepemilikan dan penjualannya, yang mana saat ini pembelian dan kepemilikan senapan angin sangat mudah sekali prosesnya.”, tegas Ramadhani.

Catatan :
1. 15 Oktober 2017, PERBAKIN Tanah Datar, Sumatera Barat melakukan hunting bersama di Lapangan Cindua Mato dengan menembak mati ratusan burung bangau yang dilindungi dengan alasan burung bangau sudah menjadi hama.
2. 6 Pebruari 2018, COP mempublikasikan hasil otopsi kematian 1 individu orangutan, yang mana di tubuh orangutan ditemukan 130 peluru senapan angin.
3. Awal Maret 2018 COP melakukan kampanye untuk membatalkan kegiatan berburu hama yang rencananya dilakukan 4 Maret 2018 oleh komunitas senapan angin Rang-Rang Community di Brebes dan Komunitas Sniper Uklik Indonesia di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dua rencana kegiatan tersebut batal dilakukan.
4. Data bersama dari 8 organisasi orangutan mencatat setidaknya telah terjadi 48 kasus orangutan ditembak dengan senapan angin dan total 805 peluru.

POPI JUST WANT TO SLEEP

This baby make us grunt. In time she supposed to play at the forest school and
all the animal keeper was excited to acompany her climbing to make a nest in the tree… Popi chose to to remain silent below.

“Well Pop, if that’s what you want,” Danel said as he collected the leaves and piled them under the tree. Not even Danel finished compiling the leaves and twigs, Popi had fallen asleep soundly. “Popi!!,” Danel screamed to himself.

What style of sleep what she did this morning. Forest School holidays should not be too long. You’re so lazy Pop! Or are you still too small? it’s sad for your fate, you have to part with your parent that you might not be able to meet them again. Your mother must be dead. And is there still a forest for you to be released?

Let’s support the Center for Orangutan Protection. They work from saving orangutans to the forests that are habitat for orangutans. You must join the orangutans through https://www.orangutan.org.au/adoption/adopt/popi/?referrer_source=COP

POPI MAU TIDUR SAJA

Bayi satu ini memang buat kita geregetan. Di saat dia seharusnya bermain di sekolah hutan dan para animal keeper sedang bersemangat untuk menemaninya memanjat pohon hingga membuatkan sarang di atas pohon… Popi memilih berdiam diri di bawah.

“Baiklah Pop, kalau itu mau mu.”, ujar Danel sambil mengumpulkan dedaunan dan menumpuknya di bawah pohon. Belum juga Danel selesai menyusun daun dan ranting, Popi sudah tertidur dengan pulasnya. “Popi!!!”, jerit Danel dalam hati.

Entah gaya tidur seperti apalagi yang dilakukannya pagi ini. Libur sekolah hutan memang tidak seharusnya terlalu lama. Kamu jadi malas ya Pop! Atau kamu memang masih terlalu kecil? Sungguh sedihnya nasib mu, harus berpisah dengan induk yang ngak mungkin kamu temui lagi. Ibumu pasti sudah tewas. Dan apakah masih ada hutan untukmu dilepas-liarkan kah nantinya?

Mari dukung Centre for Orangutan Protection. Mereka bekerja mulai dari menyelamatkan orangutan hingga hutan yang menjadi habitat orangutan. Kamu harus ikut menyelamatkan orangutan lewat https://kitabisa.com/orangindo4orangutan

COP COMPLAINTS TO RSPO

The death of an orangutan with 130 rifles bullet in his body led the APE Crusader team to its findings this time. From the autopsy result found 2 palm seeds that are still not digested. The orangutans were then found in Kutai National Park, East Kalimantan and located in a small lake. The lake is surrounded by palm oil plantation and other community gardens of pineapples. Orangutans which are in a conservation area did not escape the threat. the status of the area is not a guarantee orangutans can live. this situation drags orangutan into wildlife in critical status.

Five people as perpetrators of orangutan killings we call ‘Kaluhara 2’ will undergo a legal process. Then again the puzzle will end where the palm oil plantations are located in a national park?

Center for Orangutan Protection complains to RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) that has produced Certified Sustainable Palm Oil (CSPO). Is it true that the company’s palm oil “contains orangutans blood”?

COP MENGELUH PADA RSPO
Kematian orangutan dengan 130 peluru senapan angin di tubuhnya mengantarkan tim APE Crusader pada temuannya kali ini. Dari hasil otopsi ditemukan 2 butir sawit yang masih belum dicerna. Orangutan saat itu ditemukan di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur dan berada di sebuah danau kecil. Danau tersebut di kelilingi perkebunan kelapa sawit dan kebun masyarakat lainnya yaitu nenas. Orangutan yang berada di sebuah kawasan konservasi ternyata tidak luput dari ancaman. Status kawasan bukan jaminan orangutan dapat hidup. Situasi ini menyeret orangutan menjadi satwa dalam status kritis.

Lima orang sebagai pelaku pembunuhan orangutan yang kami sebut Kaluhara 2 akan menjalani proses hukum. Lalu muncul lagi teka-teki akan berakhir kemanakah hasil perkebunan sawit yang berada di sebuah taman nasional?

Centre for Orangutan Protection menyampaikan keluhannya kepada RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang telah memproduksi Certified Sustainable Palm Oil (CSPO). Benarkah dugaan sawit perusahaan tersebut “mengandung darah orangutan”?