MARI MENUMBUHKAN KESADARAN LINGKUNGAN DI SMAN 1 SIGUNUNG

Aula SMA Negeri 1 Sigunung pagi itu dipenuhi oleh antusiasme 75 siswa dari kelas XII MIPA dan XI MIPA. Tim APE Sentinel bersama dengan tim SKW 1 Sidikalang tiba dengan semangat, disambut hangat oleh Ibu Tonggos Sihombing, guru pendamping yang penuh energi. “Tahukah kalian bahwa kita punya hutan yang jadi rumah bagi orangutan Sumatera, salah satunya di Suaka Margasatwa Siranggas?”, tanya Hafash, perwakilan SKW 1 Sidikalang. Para siswa mulai mengangguk, beberapa terlihat kagum. “Apa yang terjadi kalau habitat mereka hilang?”, tanyanya lagi. “Orangutan tak punya tempat tinggal, Kak!”, jawab salah satu siswa dengan lantang. “Betul sekali! Itu juga berdampak pada kita sebagai manusia”, jawab Hafsah sambil tersenyum.

Suasana semakin seru saat para siswa diajak bermain permainan “Pemburu dan Penebang”. Permainan ini menjadi refleksi nyata tentang kondisi hutan yang terganggu dan dampaknya terhadap satwa liar. Siswa aktif berpartisipasi, menjawab pertanyaan serta menjawab tebak-tebakan dengan antusias. Salah satu momen menarik adalah cerita seorang siswa yang pernah melihat orangutan singgah di kebun keluarganya tanpa merusak tanaman.Pengalaman ini menjadi titik diskusi yang menggugah pemahaman tentang pentingnya hidup berdampingan dengan satwa liar. Semangat dan rasa ingin tahu siswa menciptakan suasana diskusi yang penuh makna.

Di akhir kegiatan, para siswa membuat tanda tangan dan cap jari di atas kertas besar sebagai simbol komitmen mereka mendukung konservasi orangutan. “Karya ini akan kami pajang di mading sekolah agar semua orang tahu bahwa kita peduli”, ujar Ibu Sihombing dengan bangga. Dengan semangat yang tertinggal di SMAN Sigunung, Tim APE Sentinel yakin bahwa generasi muda Pakpak Bharat akan menjadi penjaga alam yang berani dan penuh tanggung jawab.

BORA BUTUH RELAWAN SEBAGAI ANIMAL KEEPER

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bornean Orangutan Rescue Alliance (BORA) yang berada di Berau, Kalimantan Timur membutuhkan Orangufriends khususnya alumni COP School untuk menjadi relawan. Beberapa animal keeper yang biasanya bertugas akan menggunakan hak cuti nya untuk merayakan hari Natal. Tertarik? Kirim cv dan surat lamaran paling lambat tanggal 10 Desember 2023 ini, ke email info@orangutanprotection.com

Kesempatan ini sangat terbatas! Pastinya kamu harus lulus tes kesehatan seperti bebas Hepatitis, Herpes, Tb, HIV/AIDS, dan lainnya yang akan dijelaskan saat wawancara. Sekilas tentang BORA, harus siap hidup tanpa sinyal internet maupun telepon, keterbatasan listrik dan kondisi air yang tidak jernih. Selamat mencoba.

MASIH LUCUKAH ORANGUTAN HARAPI?

Bayi orangutan memang sangat menarik perhatian. Matanya, hidung, rambut jigraknya, telinga, bahkan kelopak matanya akan menambah pesona siapa pun yang melihatnya. Secara keseluruhan, orangutan kecil punya tingkat kelucuan di atas rata-rata. Tapi… seluruh bayi di muka bumi itu lucu, tak hanya orangutan.

BORA (Bornean Orangutan Rescue Alliance) pada 13 Juni 2023 menerima kedatangan satu orangutan jantan yang diperkirakan berusia 5-6 bulan. Harapi begitu dia dipanggil, sebuah harapan ketika dia bisa sampai di Pusat Rehabilitasi Orangutan di Berau, Kalimantan Timur. Kelak, jika waktunya, dia akan dilepasliarkan kembali ke habitatnya.

Jangan lupa, dibalik lucunya tingkahnya, dibalik indah kedua bola matanya menyimpan pengalaman yang sulit dilupakannya. Tak ada induk yang dengan sukarela menyerahkan bayinya yang seharusnya masih dalam perlindungannya. Harapi satu dari banyak orangutan malang tapi beruntung untuk memulai rehabilitasi di BORA. Selamat tinggal guling merah yang menemaninya saat berada dalam kepemilikan ilegal, Harapi sudah bisa lepas dan bisa memanen buah yang ada di BORA. Jari-jemarinya yang kecil berhasil memanjat pohon jambu biji dan mememetiknya. Terus tumbuh dan berkembang Harapi!