HEWAN TERDAMPAK ERUPSI SEMERU RENTAN PENYAKIT PENCERNAAN DAN KULIT

Kami menutup hari ketiga di lokasi Erupsi Gunung Semeru dengan pemberian vitamin, obat cacing serta mengobati 6 kambing masyarakat yang kondisinya membutuhkan perhatian lebih. Ada yang kondisinya terluka dan mengalami infeksi pada bagian kepala dan penglihatannya. Perjalan tim Animal Rescue kali ini dibantu oleh drh. Tommy dari Yogyakarta. “Kami lakukan secara sukarela dalam mengupayakan percepatan penanganan kondisi hewan akibat bencana erupsi yang berdampak pada masyarakat di Desa Sumberwuluh dan Sumbermujur. Ada drh. Ida dari Dinas Peternakan Lumajang juga”, jelas Zein, siswa COP Academy Batch 1.

Beberapa warga mengeluhkan sulitnya mencari pakan hijau untuk ternak mereka karena aktivitas erupsi. Erupsi juga mempengaruhi cuaca di lereng Semeru, ketidakstabilan cuaca menyebabkan hewan ternak rentan terkena penyakit, khususnya penyakit pencernaan dan kulit.

“Kebersihan lingkungan shelter harus lebih diperhatikan”.

Penyuluhan kesehatan ini akan berlanjut sampai kondisi masyarakat terdampak bencana stabil dan kondusif. “Kami berharap kita semua bisa bahu-membahu, memberikan sedikit batuan yang dapat membantu masyarakat umumnya dan kesejahteraan hewan yang ikut terdampak khususnya. Kami berencana terus menyisir lokasi sekitar daerah terdapkan erupsi dan memastikan hewan yang membutuhkan pertolongan agar segera dapat dibantu”, tambahnya. (Zein_COPAcademy1)

ESOK PETERNAK BISA MENCARI PAKAN HIJAU DI LOKASI YANG TERSEDIA

Gunung Semeru kembali erupsi pada 4 Desember 2022 lalu. Erupsi kali ini terjadi lebih besar dari erupsi sebelumnya. Periode erupsi susulan sama rutinnya seperti tahun sebelumnya. Kini masyarakat jauh lebih waspada dengan aktivitas vulkanis tapi banyak masyarakat juga yang mengabaikan himbauan erupsi khususnya di daerah red zone atau di zona merah. 

Tim Animal Rescue sudah tiga hari berada di daerah terdampak berat yakni di Desa Kajarkuning. Bersama perangkat desa dan Dinas Peternakan setempat, tim mensosialisasikan bantuan pakan ternak. Rencananya, masyarakat yang mempunyai hewan ternak yang sudah diungsikan ke shelter sementara yang berlokasi di Desa Sumbermujur akan diberikan tempat untuk mencari pakan hijauan untuk ternaknya. Lokasi sumber pakan sebelumnya sudah hilang tertutup aktivitas vulkanik akibat banjir lahar panas yang meluap. 

Lokasi bantuan sumber pakan sementara yang diberikan seluas 2 hektar dan berjarak 3 kilometer dari shelter. Esok hari masyarakat sudah dapat mulai mencari pakan dan tidak ada batasan mengambil jumlahnya namun sekiranya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.

Tim Animal Rescue COP tidak menurunkan sikap awasnya di lokasi bencana. Pada periode pengamatan 8 Desember 2022 pukul 00.00-06.00 WIB, Pos Pengamatan Gunung Api Semeru merekam 24 kali letusan/erupsi dan durasi gempa 58-193 detik. “Awan panas, aliran lahar dan lontaran batu (pijar) mengancam keberadaan tim. Semoga semesta melindungi kita semua”, kata Satria Wardhana, kordinator COP di lapangan. (SAT)

TIM ANIMAL RESCUE COP BANTU TERNAK DI ERUPSI SEMERU

Semeru kembali erupsi tepat setahun kemudian. Tim Animal Rescue yang baru saja pulang dari assesmen di Gempa Cianjur, Jawa Barat kembali bersiap menuju timur. Sebelumnya gempa di Gresik sempat membuat tim waspada dan terus mengikuti pemberitaan, berjaga jika hewan-hewan juga terdampak Gempa Gresik. Lega sesaat namun tim tetap turun untuk Semeru. Komunikasi dengan kontak lokal pun kembali terjalin, kali ini tanpa tim pendahulu, COP memutuskan bekerja untuk hewan Semeru. 

Selasa, 6 Desember, Tim Animal Rescue COP telah tiba di Desa Sumbermujur, Kec. Candipuro, Jawa Timur. Tim beranggotakan 6 orang dan langsung disambut oleh Kepala Desa dan Dinas Peternakan Lumajang. Pada hari itu tim langsung berkordinasi terkait penanganan satwa yang terdampak Erupsi Gunung Semeru. Kordinasi ini adalah lanjutan dari komunikasi lewat telepon dan whatsapp sebelumnya.

Ada 109 ekor kambing, 2 ekor domba yang selamat dan sudah dievakuasi. Untuk sementara tercatat 20 ternak yang mati, sebagian telah dikubur dan sebagian lagi masih tergeletak di kandang mandiri milik masyarakat. Kebutuhan yang paling mendesak untuk ternak adalah ketersediaan air dan pakan hijauan yang bersih juga. Pakan hijau yang diinginkan peternak juga harus disesuaikan karena bisa saja pakan hijau yang datang akan menjadi sia-sia karena tidak sesuai dengan kebiasaan jenis pakan yang diberikan. “Ini adalah bagian tersulit dari penyediaan bantuan pakan ternak di sini. Untungnya, tim masih memiliki hubungan yang baik dengan penyedia pakan hijau tahun lalu, ketika Erupsi Semeru 2021. Semoga semua dapat berjalan sesuai rencana”, ujar Satria Wardhana, kapten tim APE Warrior COP yang selalu siap turun membantu hewan yang membutuhkan pertolongan saat bencana alam.

Centre for Orangutan Protection memiliki tim yang selalu siap menolong hewan yang membutuhkan ketika bencana alam seperti erupsi gunung berapi, gempa, banjir bahkan tsunami. Tim yang didominasi para relawan orangutan ini melakukan evakuasi, pemberian makanan baik di satu lokasi atau di jalanan hingga membuatkan penampungan sementara tergantung kebutuhan saat itu. Penanganan hewan menjadi prioritas tim ini karena makhluk hidup yang satu ini sering terlupakan dan terabaikan di tengah kekacauan bencana. “Berbagi tugas dan saling meringankan adalah tujuan utama tim ini. Kami berharap masyarakat memahami fokus kerja kami yang bukannya menomor duakan manusia tetapi lebih ke berbagi peran penanganan bencana”, jelas Satria lagi. (SAT)