RENCANA UNTUK UNTUNG DI TAHUN 2018

Ini dia orangutan tanpa jari yang lengkap. Awal tahun 2010, COP bertemu dengan di Kebun Raya UNMUL Samarinda. Tubuh kecilnya meringkuk di sudut kandang. Setelah diamati penuh, ternyata dia tidak memiliki 2 jari di tangan kirinya. Kami pun memanggilnya dengan Untung. Karena dengan kondisi jari seperti itu, dia masih mampu memanjat dengan baik.

Kini Untung berada di pulau pra-rilis pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo sejak akhir 2015. Untung adalah orangutan yang paling sering berada di atas pohon. Sarang-sarang buatan Untung setinggi 10-15 meter. Sayangnya, Untung tidak takut pada manusia. Bahkan dia sangat tertarik dengan manusia.

Bersama Unyil, orangutan yang diselamatkan dari toilet yang lembab, Untung sering terlihat merampas makanan orangutan lainnya. Sesekali menganggu Unyil. Untung juga sering terlihat mencari makanan di pulau. Kambium pohon dan buah ara adalah pakan alami yang sering dimakannya.

Pada tahun 2018 ini, COP Borneo berencana melepasliarkan kembali orangutan eks-kebun binatang. Salah satu kandidat utamanya adalah orangutan Untung. Apakah Untung bisa mempertahankan pencapaian penilaiannya selama ini? Kita tunggu kabarnya ya! Kamu bisa bantu pusat rehabilitasi orangutan satu-satunya yang didirikan orang Indonesia lewat https://kitabisa.com/orangindo4orangutan

NIGEL KABUR DARI KANDANG

Saat memberikan makanan di sore hari untuk orangutan yang berada di kandang, tak terkecuali di kandang karantina tempat Nigel berada. Kandang ini cukup jauh dari kandang yang lain, karena ini adalah kandang dimana orangutan menjalani evaluasi medis akhir untuk dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Nigel, orangutan yang paling siap secara perilaku terpaksa menunda kebebasannya karena herpes yang dideritanya kembali terdeteksi.

Nigel tidak ada di kandang! Kandang kosong! Nigel keluar dengan cara membuka baut kandang bagian atas… tidak melewati pintu. Pencarian Nigel pun segera dilakukan. Setiap detik sangat berharga. Beruntung Nigel belum terlalu jauh meninggalkan kandang yang berarti belum terlalu lama kami akhirnya mengetahui dia tidak ada di kandang.

Hari mulai gelap, sekali lagi kami berpacu dengan waktu. Nigel ditembak bius… pingsan dan kembali masuk kandang. Maafkan kami Nigel. “Akhir tahun 2017 yang menegangkan bagi tim APE Defender.”, ujar Reza Kurniawan. (REZ)

KOKOHNYA SARANG ORANGUTAN LIAR

Informasi adanya konflik orangutan dengan perkebunan kelapa sawit pertengahan Desember 2017 yang lalu mengingatkan saya dengan sarang orangutan yang berhasil kami temukan. Sarang yang terletak di ujung pohon atau sering juga disebut sarang orangutan bertipe 3 berada di pucuk pohon dengan kelas 2 karena daun yang ada sudah mulai tidak segar bahkan berwarna coklat, namun bentuk sarang masih utuh.

Tanpa ragu, Danel memanjat pohon dan sesaat sudah berada di sarang tersebut. “Jalinan ranting-ranting pohon yang kokoh ini jadi PR (pekerjaan rumah) kami saat sekolah hutan”, ujar Danel terkagum-kagum.

Umumnya, orangutan liar yang hidup di hutan akan membuat sarang setiap harinya. Biasanya pada siang hari, orangutan akan membuat sarang yang cukup membuat istirahat siangnya nyaman. Dan akan membuat sarang yang lebih besar pada sore hari untuk tidur malamnya. Orangutan adalah satwa yang sangat tergantung pada pohon, aktivitasnya hampir sepanjang hari dihabiskan di atas pohon, karena itu orangutan disebut satwa aboreal. Dapat dibayangkan saat pohon-pohon hutan yang besar berganti menjadi pohon sawit yang tak bisa dipanjat atau dirangkai menjadi sarang.

“Masih terbayang betapa bingungnya induk orangutan dan anaknya tanpa pohon. Perayaan Natal tahun ini menjadi begitu menyedihkan.”, ujar Wety Rupiana. Bantu Centre for Orangutan Protection menyelamatkan orangutan dan habitatnya lewat https://kitabisa.com/orangindo4orangutan