TUHAN MASIH SAYANG KAMI

Selasa malam, hujan deras bercampur angin mengguyur camp COP Borneo. Beberapa minggu terakhir ini, cuaca di Labanan memang tidak menentu. Pagi hari cerah tapi tiba-tiba pukul 10.00 WITA hujan deras sekali hingga malamnya.

Hujan 28 November 2017 jam 22.10 WITA ini berbeda dari biasanya. Hujan benar-benar deras bercampur angin. Hanya kami berempat di camp, sementara yang lainnya sedang ke kota untuk keesokan harinya belanja logistik. Kami tertidur di tengah derak pepohonan sambil berdoa tidak tertimpa pohon tumbang.

Pagi hari… cuaca menjadi begitu tenang. Sekitar 10 meter dari camp ada pohon tumbang tepat di titian dan menutup jalan. “Syukurlah, Tuhan masih sayang dengan kami.”, ujar Herlina.Ternyata kami tertidur sangat lelap. Kami berempat tidak ada yang sadar kalau ada pohon yang tumbang. “Mendengar saja tidak. Untung pohon tidak jatuh ke arah camp, tetapi jatuh ke arah titian.”, tambah Herlina lagi.

Selesai memberi makan pagi orangutan-orangutan, kami bergotong-royong membersihkan jalan. Mesin gergaji yang kami miliki kurang besar untuk memotong pohon yang jatuh. Akhirnya kami memutuskan menunggu mobil dari kota untuk ke desa Merasa meminjam gergaji mesin yang lebih besar. Titian sedikit rusak, tapi kami semua selamat. (WET)

APE GUARDIAN UNTUK ORANGUTAN LESAN

“Kami berharap anak-anak bisa menceritakan ke orang yang lebih besar, seandainya ada satwa liar yang masuk dan merusak tempat tinggal mereka.”, ujar Yanto saat mengunjungi SD Negeri 02 Kelay Merapun di kampung Merapun kecamatan Kelay, kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Sabtu, 4 November yang lalu, para relawan APE Guardian mengedukasi 82 murid kelas 3 sampai kelas 6.

Konflik masyarakat dan satwa liar masih sangat tinggi terutama mereka yang tinggal berbatasan langsung dengan hutan. Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dan kerusakan, tim APE Guardian bersama Operasi Wallacea Terpadu (OWT) bekerja sama mensosialisasikan Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL) beserta satwa endemiknya. “Masyarakat sekitar sudah seharusnya bangga dengan kekayaan lingkungannya dan menjaga kekayaan alami ini.” ujar Ipeh.

Sambil bernanyi dengan nada lagu Ampar-Ampar Pisang, Ipeh dan relawan lainnya menyanyikan lagu Orangutan Lesan. Anak-anak menjadi lebih bersemangat lagi. Permainan demi permainan yang berisikan materi betapa pentingnya hutan dan satwa liar yang menghuninya bagi kehidupan diharapkan bisa lebih dimengerti anak-anak. “Kami senang menjadi relawan. Kami senang berbagi. Jika ada kesempatan lagi, kami akan kembali lagi.”, ujar relawan COP yang lebih terkenal dengan sebutan Orangufriends. (REZ)

★ ORANGUTAN SUNGAI LESAN ★

KERA BESAR APA YANG TINGGALNYA DIHUTAN ?
MEREKA ADALAH BINATANG ORANGUTAN
ORANGUTAN..ORANGUTAN..BINATANG KHAS KALIMANTAN
MEREKA PENGHUNI HUTAN LINDUNG SUNGAI LESAN 2X
ORANGUTAN..ORANGUTAN..STATUSMU RENTAN
AYOO SELAMATKAN..SELAMATKAN ORANGUTAN !! 2X

POPI, INI SARANG UNTUKMU

Sudah enam bulan bayi orangutan yang bernama Popi mengikuti kegiatan sekolah hutan di pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo, Kalimantan Timur. Selama itu juga, para animal keeper bersabar menunggu perkembangan Popi di sekolah hutan. Mulai dari Popi hanya bisa berdiam di hammock, tidur dimana pun yang ia inginkan, menangis sepanjang berada di sekolah hutan karena ditinggal dan bingung untuk turun hingga sampai saat ini, Popi berani memanjat dan turun pohon sendiri.

Perkembangan Popi tak lepas dari program di sekolah hutan COP Borneo. Program yang menuntut para animal keeper sabar karena tingkah murid sekolah hutan yang tak mau tahu jika mereka telah asik bermain. Enam bulan saat yang tepat mengenalkan Popi sebuah sarang di sekolah hutan. Pagi ini, Danel memanjat pohon, menjalin beberapa ranting dan menyempurnakannya dengan daun-daun. Sarang buatan Danel untuk Popi. “Kita ini kan ibunya bayi-bayi malang ini. Kalau bukan kita yang mengajarinya atau mengenalkan sarang orangutan di hutan. Terus siapa lagi?”, ujar Danel serius.

Danel hampir saja selesai membuat sarang. Sementara itu, Jevri bersiap-siap membawa Popi untuk naik ke atas pohon. Dalam gendongan Jevri, Popi mempererat peganggannya. “Rasanya benar-benar jadi seorang ibu yang menggendong bayinya. Popi memelukku dengan kuatnya, seakan-akan dia tak mau sampai jatuh. Aku sendiri pun takut jika Popi sampai terjatuh.”, kenang Jevri saat makan malam bersama di dapur.

Sungguh luar biasa. Popi terlihat menyukai sarang buatan Danel. Tak ada tangisan Popi saat Danel dan Jevri meninggalkannya di sarang. Popi asik menggigit-gigiti ranting, daun dan memberanikan diri bergelantungan lalu kembali lagi ke sarangnya. Popi pun mengamati animal keeper dari sarang barunya. “Popi… kalau sekarang kamu duduk-duduk di sarang buatanku. Suatu saat nanti, kamu pasti bisa buat sarang mu sendiri ya!”, teriak Danel. (WET)