Berulang kali tim APE Guardian melakukan patroli di sekitaran lokasi translokasi Kola sampai dengan sungai payau dengan harapan dapat menjumpai salah satu orangutan yang telah dilepasliarkan, namun tim belum menemukan tanda jejak orangutan sedikit pun. Akhirnya laporan ranger yang sekelebatan menjumpai orangutan di sekitar muara sungai Wei membuat tim bersemangat lagi. 7 sarang, bekas makan/barking berupa sepahan kulit kayu, dan bekas urinasi menjadi bukti kehadiran orangutan.
Ketujuh sarang yang ditemukan berlokasi saling berdekatan, bahkan dalam satu pohon terdapat dua sarang. Sarang yang ditemukan kebanyakan bertipe 2 namun juga ditemukan sarang tipe 1 yang terlihat masih baru dibuat. Bekar urinasi juga ditemukan masih keadaan basah dan berbau sangat pekat. Tim pun melanjutkan patroli menyusuri sungai, sekitar 800 meter jejak orangutan pun ditemukan di pinggiran sungai. Tak hanya itu, beberapa jejak rusa dan tulang yang belum teridentifikasi pun itu menjadi temuan Sabtu sore itu.
Keesokan sorenya, si pejantan muda menunjukkan dirinya di pohon Baran yang terletak di seberang pos monitoring. Orangutan tersebut memiliki perawakan yang kecil, seperti baru disapih dari induknya. Tim menduga orangutan tersebut adalah Sigit, anak dari Marni, orangutan yang ditranslokasi pada tahun 2022. Pejantan kecil ini juga berkali-kali melakukan vokalisasi yang ditujukan untuk mengusir tim yang mengamati dari bawah sambil mengayun-ayunkan ranting. Matahari semakin jatuh di ufuk barat, orangutan muda ini pun membuat sarang dan tertidur. (ARA)