ORANGUTAN PALUY MENUJU BODY GOALS

Sedih, saat pertama kali melihat kondisi Orangutan Paluy yang baru tiba ditempatkan di kandang karantina BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance). Paluy, orangutan yang diselamatkan di daerah Kaubun pada 22 Juli 2024 yang lalu. Orangutan jantan yang tampak gagah itu mengalami malnutrisi dan kebutaan pada salah satu matanya. Yang terlintas di dalam pikiran ketika itu, tidak terbayang betapa besarnya ia nanti jika badannya kembali “berisi”. Untuk orangutan jantan dewasa, berat badan Paluy hanya di angka 45 kg. Selain tubuhnya yang kurus dan tipis rambutnya, Paluy juga sering terlihat memegang kepalanya yang dapat menandakan kesakitan yang dirasakannya. Apakah dari matanya? Karena dari hasil pemeriksaan diduga matanya mengalami phthisis bulbi. Yaitu kondisi dimana bola mata mengecil, tidak bisa melihat dan bola mata tidak berfungsi lagi.

Empat bulan sudah Paluy berada di Klinik dan Karantina BORA. Masa karantinanya telah usai, hasil medical check up nya baik, tidak menunjukkan adanya infeksi apapun. Perilakunya masih sangat waspada pada manusia, hanya pada animal keeper tertentu saja dia tidak agresif. Kebiasanya yang selalu berada di atas kandang, juga menjadi catatan penting tim BORA.

Kini Paluy semakin membaik. Gerakan tubuhnya menjadi makin lincah. Tak ada pakan yang tak dimakannya, semua dilahap habis. Badannya sudah tampak “berisi”. BCS (Body Condition Score) perlahan sudah masuk kategori ideal. Rambutnya yang dulu habis, kini mulai tumbuh kembali. Doakan Palut agar cepat pulih. Harapannya, semoga Paluy dan orangutan lainnya yang sedang menjalani perawatan bisa segera kembali ke rumah mereka. (LIS)

SFO 2024 WUJUDKAN KEBEBASAN ORANGUTAN

Sound For Orangutan (SFO) 2024 menghadirkan kembali nuansa penuh semangat dan cinta terhadap alam di Liquid Bar and Kitchen Yogyakarta pada 10 November 2024. SFO 2024 bertemakan “Wild and Free”, acara ini mencerminkan harapan besar agar orangutan dapat hidup bebas di habitat alaminya tanpa ancaman manusia. Tahun ini, SFO menjadi istimewa karena merupakan konser pertama setelah hiatus lima tahun akibat pandemi. Sejak pertama kali diselenggarakan Centre for Orangutan Protection (COP) pada 2012, SFO hadir sebagai wujud kepedulian terhadap kesejahteraan satwa liar, khususnya orangutan.

Di malam yang penuh gemuruh dan kehangatan itu, SFO berkolaborasi dengan sejumlah band legendaris yang memiliki visi sejalan dengan menjaga kelestarian alam. Rebellion Rose, Havinhell, Morning Horny, Miskin Porno, Grews, dan La Krong, kemudian ditutup Orkes Sehat Jiwa yang mengejutkan karena tak ada di jadwal sebelumnya, menjadi penutup yang membangkitkan semangat. Partisipasi para musisi ini bukan hanya sekedar menghibur, tetapi juga menjadi bentuk dukungan nyata mereka terhadap misi COP dalam menyelamatkan satwa liar dan menjaga ekosistem.

Tiket pre-sale dan on the spot habis terjual. Ruangan yang awalnya terasa besar menjadi sempit. Live sablon, dengan membawa kaos dan sedikit donasi, Orangufriends menandai kehadiranmu. Semua keuntungan didonasikan untuk pembangunan kandang habituasi di klinik dan karantina orangutan COP di Sumatra Utara. Ini hanya memastikan orangutan mampu bertahan hidup di habitat barunya. Kandang yang pada saatnya tanpa pintu, yang memungkinkan orangutan memberi keputusan sendiri, kapan dia melupakan kandang. (DIM)

PERJALANAN DIET ORANGUTAN AMBON

Orangutan Ambon adalah salah satu dari dua orangutan di BORA (Borneo Orangutan Rescue Alliance) yang dinyatakan unreleased karena obesitasnya. Ambon berada selama 8 tahun di kandang BORA. Dibawa dari KRUS (Kebun Raya Universitas Mulawarman) pertama kali pada tahun 2015. Berat badan orangutan diperkirakan 80 kg berdasarkan hasil pengukuran pada tahun 2019 lalu.

Namun sejak saat itu, badan Ambon mulai membesar seiring usianya yang bertambah. Ambon juga dikenal sebagai orangutan yang “mager” atau malas gerak. Selama di kandang, Ambon hanya akan berpindah dari hammock ke tenggeran saat pagi dan sore untuk defekasi. Lalu turun ke depan tempat pakan untuk mengambil makanannya. Tak jarang Ambon akan memasukkan semua buah ke dalam mulut lalu dimakannya perlahan di hammocknya.

Kurang lebih empat bulan proses diet dijalankan, pakan Ambon yang sebelumnya dipenuhi buah-buahan telah tergantikan oleh sayur buah dan sayur daun. Ketika jam feeding tiba, Ambon yang biasanya bersemangat turun dari hammock untuk mengambil pakan, hanya bisa mengernyitkan dahinya diikuti dengan gerakan tangan yang mengais-ngais pakan berharap menemukan buah di antara sayur-sayuran.

Kini tak lagi demikian, Ambon sudah terbiasa dengan pakan sayurannya. Program diet Ambon pun dibantu program training yang juga telah berjalan selama satu tahun. Syukurlah program ini dilakukan, Ambon menjadi sering exercise. Ambon lebih aktif bergerak, pindah, berdiri, duduk, atau pun jongkok dapat dilakukannya dengan begitu lincah, membuka mulutpun sudah bisa dilakukan, walaupun terkadang terdengar suara menghela napas. Mungkin capek?

Dan yang membahagiakan, perlahan-lahan Ambon mau dilakukan biometrik walaupun belum seluruh bagian tubuh dapat diukur karena sulit menjangkau bagian tubuh belakangnya. Semoga Ambon tak pernah bosan menjalani training dengan reward yang didominasi sayuran. (LIS)