Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day 2025 dirayakan serentak di sembilan kota di Indonesia dengan semangat yang sama: menyuarakan pentingnya perlindungan Harimau Sumatera. Dari Medan hingga Yogyakarta, aksi kampanye yang digelar Centre for Orangutan Protection (COP) bersama jaringan Orangufriends dan mitra lokal ini berhasil menyedot perhatian publik lewat aksi kreatif, poster, stiker, hingga orasi jalanan. Tujuannya sederhana tapi mendesak yaitu menyelamatkan harimau dari ancaman jerat, perburuan, dan hilangnya habitat.
Di Medan, suasana Car Free Day Lapangan Merdeka berubah meriah ketika warga dari berbagai usia berhenti sejenak untuk melihat dan ikut berkampanye. Anak-anak hingga orang tua ikut terlibat berdiskusi kecil tentang Harimau Sumatera, bahkan seorang anak penari reog spontan menari di depan kamera. Interaksi ini membuat pesan tentang bahaya jerat satwa lebih mudah diterima masyarakat. Sementara di Padang, aksi membagikan stiker di jalur CFD mendapat sambutan hangat dari pengunjung, bahkan ada pelari yang menghampiri peserta kampanye sambil berkata, “Ini aksi keren, kami mendukung!”.
Tak kalah menarik, di Pasaman, aksi berlangsung bersamaan dengan kegiatan jalan santai masyarakat. Kami mengusung pesan “Bongkar Jerat Jahat! Selamatkan Harimau” dan mengajak warga melakukan simbolisasi gerakan ‘cakar harimau’. Kehadiran Bupati dan Wakil Bupati Pasaman yang menyatakan dukungannya semakin menguatkan semangat publik untuk bersama menjaga habitat harimau. Di Kuningan, aksi longmarch diakhiri dengan “meja harapan”, dimana warga menuliskan doa dan aspirasi mereka untuk kelestarian satwa, sebuah cara kreatif mengikat partisipasi publik.
Sementara itu, di kota-kota lain seperti Batang, Malang, dan Yogyakarta, kampanye berlangsung penuh energi. Di Malang, anak-anak sangat tertarik dengan topeng harimau dan pedagang bahkan menempelkan stiker kampanye di lapaknya. Di Malioboro Yogyakarta, topeng harimau kembali menjadi daya tarik besar, wisatawan asing pun ikut terlibat dan mengapresiasi upaya melindungi satwa ikonik Indonesia ini. Bahkan seorang relawan yang sedang dalam perjalanan dari Solo menuju Yogyakarta tidak ketinggalan untuk mengangkat aksi ini di dalam gerbong KRL. Semua ini menunjukkan bahwa pesan konservasi bisa dikemas dengan cara menyenangkan, dekat dengan masyarakat, tanpa kehilangan urgensinya.
Kampanye serentak tahun ini mengusung tema “Bongkar Jerat Jahat! Selamatkan Harimau Sumatera!”, sebuah seruan yang lahir dari keprihatinan kasus terbaru: seekor harimau sumatera di Jambi yang sempat diselamatkan dari jerat, namun akhirnya mati di TPS. Peristiwa tragis ini menjadi pengingat betapa kejamnya ancaman jerat bagi satwa liar. Melalui aksi di berbagai kota, COP dan Orangufriends di seluruh Indonesia mengajak masyarakat untuk tidak tinggal diam, sebab menyelamatkan harimau berarti menjaga kehidupan hutan dan masa depan generasi kita.
Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, Orangufriends yang berada di Jogja, Medan, Padang, Pasaman, Batang, Depok, Malang, Pekanbaru, Mapala Kehutanan Universitas Kuningan (Mahakupala), Medan Book Party, Sumatra Wild Adventure, World Clean-Up Day, dan rekan-rekan dari Fakultas Kehutanan Universitas Brawijaya. (DIM)