NEW NORMAL DENGAN BIBIT DARI JATAN

COP Borneo menyambut new normal dengan mendatangkan bibit donasi dari JATAN. Setelah lebih dari empat bulan tertunda karena pandemi COVID-19, akhirnya pembibitan di KHDTK Labanan bisa dimulai kembali. “Centre for Orangutan Protection senang sekali dengan kepercayaan yang telah diberikan mitra nya dari Jepang ini. Kondisi Hutan Penelitian Labanan yang berada di kabupaten Berau, Kalimantan Timur memang mengalami kerusakan, baik itu karena penebangan secara ilegal, kebakaran hutan maupun faktor lainnya. Kami berharap bibit-bibit yang baru datang dapat disemai terlebih dahulu dan jika cukup usia, segera ditanam.”, ujar Widi Nursanti, manajer COP Borneo penuh semangat.

Desember 2019 yang lalu, tempat pembibitan yang berada di dekat area parkir Pusat Rehabilitasi Orangutan COP Borneo sudah dibersihkan. Namun keterbatasan tenaga, yang saat itu COP Borneo sedang mempersiapkan repatriasi orangutan dari Thailand menyebabkan rencana pembibitan terhenti. Kondisi semakin sulit setelah pandemi COVID-19 yang membuat mobilitas terbatas.

“Para perawat satwa mulai membersihkan area pembibitan yang mulai ditumbuhi rumput dan tanaman liar. Ini menjadi pengisi waktu mereka selain memberi makan satwa, membuat enrichment bahkan membuat video di tengah lockdown untuk COP Borneo. COP Borneo memang menjalani karantina yang cukup ketat sebagai usaha mencegah penyebaran virus corona. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”, tegas Widi.

2,5 KG SISIK TRENGGILING DARI PERDAGANGAN ONLINE

Siapa bilang di tengah pandemi, pergerakan kita menjadi lebih lambat. Perdagangan satwa liar, seperti tak mengenal pandemi yang sedang terjadi. Publikasi formal maupun tidak formal yang telah beredar seperti tidak dihiraukan. Trenggiling yang menjadi tersangka membawa virus corona pun seperti isapan jempol belaka. Sabtu, 27 Juni 2020, tim APE Warrior Centre for Orangutan Protection beserta tim Balai Penegakan Hukum (Gakkum) LHK wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara didampingi Polda DIY telah berhasil mengamankan 2,5 kg sisik trenggiling. Satu orang tersangka tertangkap tangan.

“Jika untuk menghasilkan 1 kg sisik trenggiling berasal dari 4 trenggiling maka 2,5 kg sisik trenggiling yang berhasil diamankan hari ini setidaknya ada 10 ekor trenggiling bahkan lebih yang mati.”, ujar Daniek Hendarto, direktur Centre for Orangutan Protection.

Malam ini pelaku dibawa ke kantor pos Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Yogyakarta. Pelaku akan dijerat Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 

 

BONTI YANG MENJENGKELKAN!

Hayo… masih ingat atau tidak? Bonti cewek atau cowok? Bonti yang paling dominan di kandangnya. Dia yang selalu berhasil membuat teman se-kandangnya pasrah menyerahkan makanan. Padahal perawat satwa sudah memberikan jatahnya masing-masing. Tetapi Bonti pasti merebut makanan temannya.

Mary dan Popi yang paling pasrah, tanpa perlawanan jika Bonti mendekat dan berhasil membawa makanannya. Benar… Bonti adalah orangutan betina yang tumbuh menjadi orangutan betina yang dominan di pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Semua perawat satwa nampaknya ada di pihak Mary dan Popi yang sering direbut makanannya. 

Bonti hanya akan takut kepada beberapa perawat satwa saja. Dengan pengawasan ketat oleh perawat satwa yang ditakuti Bonti, aksi merebut makanan pun mereda. Tetapi ketika animal keeper lengah tidak memperhatikan gelagat Bonti, tiba-tiba tangan dan kakinya sudah penuh dengan buah. Sampai dia bingung, bagaimana naik dan berlindung di atas hammock, tak hilang akal, buah dimasukkan ke mulutnya dan dia bergelantungan dengan satu kakinya. Kali ini, Bonti benar-benar keterlaluan! Popi dan Mary menjerit-jerit.

Oki Bonti, tak ada kesempatanmu lagi nanti. Jatah sore mu akan kuberikan pada Popi dan Mary! (AMIR)