POPI’S HIDE AND SEEK

Yellow light entered the window of COP borneo mini clinic. It is half past six. Under the morning light through forest canopy, Popi was playing in the baby house, waiting for meal time and forest school afterwards. That were our routine in the morning. While Popi plays in the baby house, I clean her enclosure, prepare milk for the baby orangutans in enclosure 2, COP Borneo rehabilitation center, East Kalimantan.

What would Popi do when someone approach her?

Popi knows that when she plays in the baby house, there will be someone bringing her food. Popi will hide in her favorite spot, inside a blue container. She will hide there while observing the surroundings. Just like kids who like to play hide and seek, Popi will continue to hide, even when her name is called over and over. But she will stay in her favorite spot, leaving the keeper busy looking for her.

Now Popi has a new hiding spot. Volunteers from China provided additional variation to the baby house, built by Angel COP Borneo Project. It is a project of female volunteer from Australia led by Bev Luff from With Compassion and Soul. Baby house is a playing and training arena for baby orangutans to train their muscles and reflexes. When the weather doesn’t allow for forest school activity, the baby house is the destination for the younger orangutans.

Popi’s new hiding spot is a hanging tire. Her small figure allows her to hide in it. Popi will hide until the keeper left. Baby sitter Wetty Rupiana thought her behavior is hilarious.

Popi seems very happy to play alone in the baby house. Baby house is the place to express herself. Maybe baby house is comfortable for her, with less denser forest canopy. She was reluctant to go to forest school. She stayed on the top until Wety come and get her. (Zahra_Orangufriends)

POPI BERMAIN PETAK UMPET
Cahaya kuning menembus jendela mini klinik COP Borneo. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Di bawah cahaya pagi yang menerobos kanopi hutan, Popi bermain di baby house, menunggu saat makan lalu berangkat sekolah hutan. Ya begitulah kebiasaan kami di pagi hari, Popi bermain di baby house, lalu saya akan membersihkan kandangnya, membuat susu untuk para bayi orangutan di kandang 2, pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo, Kalimantan Timur.

Apa yang dilakukan Popi saat ada yang datang menghampirinya?

Popi tahu, saat dia bermainan di baby house, akan ada yang datang membawakan makanan. Popi memilih bersembunyi di dalam tong biru. Tong biru itu adalah tempat favorit Popi bersembunyi sambil mengamati sekeliling. Seperti anak-anak yang suka bermain petak umpet, Popi pun akan terus bersembunyi, sekalipun namanya dipanggil-panggil berulang kali. Semakin sibuk animal keeper mencarinya, Popi pun akan tetap bertahan di dalam tong birunya.

Kini, Popi punya tempat persembunyian baru lagi. Relawan dari China, memberi variasi tambahan untuk baby house yang dibangun oleh Angel COP Borneo Project. Suatu project relawan perempuan dari Australia yang dikoordinir oleh Bev Luff dari With Compassion and Soul. Baby house menjadi arena bermainan yang sangat berguna melatih otot-otot dan refleks para bayi orangutan. Saat cuaca di COP Borneo tidak memungkin untuk ke sekolah hutan, biasanya orangutan-rangutan kecil akan bermain di sini juga. Tempat persembunyian Popi yang baru adalah ban bekas yang digantung. Tubuh kecilnya masih memungkinkan dia bersembunyi di situ. Popi akan pura-pura hilang hingga animal keeper pergi. Baby Sitter, Wety Rupiana nyaris tak bisa menahan tawanya melihat kelakuan Popi.

Popi terlihat senang sekali ketika bermain sendirian di baby house. Baby house adalah tempatnya mengekspresikan dirinya. Mungkin baby house lebih nyaman buatnya, dengan kanopi pohon yang tidak terlalu rapat. Dia pun terlihat enggan untuk berangkat ke sekolah hutan. Dia pun bertahan terus di atas, hingga Wety menjemputnya ke atas. (WET)

SELEKSI DOKTER HEWAN COP BORNEO

Selamat ya untuk dua orang pelamar yang lolos seleksi dokter hewan untuk pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo. Pusat rehabilitasi orangutan COP Borneo adalah pusat rehabilitasi satu-satunya yang didirikan oleh putra-putri Indonesia. Kedua dokter hewan yang kebetulan perempuan ini akan mengikuti tahap seleksi selanjutnya dengan terjun langsung di lapangan.

Menjadi tim APE Defender yang mengelola pusat rehabilitasi orangutan bukanlah hal yang sulit namun bukan pula mudah. Setiap anggota tim harus punya kemampuan untuk bekerjasama. Jadi kemampuan akademis saja tidak cukup untuk bisa berkarir di dunia konservasi.

Dalam seleksi kali ini, COP juga mengajak beberapa orangufriends yang berpengalaman di bidangnya. Lewat permainan dan tes terselubung, karakter dan kemampuan dinilai. Semoga orangutan-orangutan di COP Borneo mendapatkan dokter hewan terbaiknya yang mengantarkan mereka lepas ke alam liar nantinya.

JALUR SUNGAI JALAN PULANG OKI

Dalam hitungan hari ke depan, orangutan dari Kebun Raya UNMUL Samarinda (KRUS), Kalimantan Timur akan dilepasliarkan kembali ke hutan. Orangutan Oki adalah orangutan yang telah melalui masa rehabilitasi orangutan di COP Borneo selama 2,5 tahun. Selama 2 tahun terakhir, Oki berada di pulau Bawan, Berau, Kalimantan Timur. Suatu pulau yang dihuni orangutan rehabilitasi yang dipersiapkan untuk kembali ke hutan. Nyaris tanpa campur tangan manusia, orangutan di pulau ini hidup dan beraktivitas.

Persiapan demi persiapan secara teliti dilakukan. Pemeriksaan kesehatan final orangutan salah satunya yang dilakukan tim medis COP Borneo termasuk mengkarantina orangutan Oki. Tak kalah detil untuk persiapan titik rilis orangutan. Tidak mudah untuk mencapai titik ini, karena diharapkan, orangutan dapat langsung beradaptasi dengan kondisi dan cukup pakan di alam.

Dalam rencana, tim APE Guardian memutuskan untuk menggunakan ketinting (perahu dengan jalur sungai) untuk memperjauh jarak namun hemat tenaga dan waktu perjalanan. Daniek Hendarto menjelaskan bahwa, “ Kami akan lakukan yang terbaik untuk membawa pulang Oki ke hutan yang sesungguhnya. Semoga Oki bisa cepat beradaptasi.”.